Reporter: Ferry Saputra | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pengolahan sampah masih menjanjikan hingga kini. Maklum saja, hampir semua institusi, baik itu rumah tangga hingga perusahaan membutuhkan tempat untuk membuang sampah serta pihak ketiga yang bisa membawa atau mengelola sampah tersebut.
Potensi inilah yang terus digarap startup pengolahan sampah Waste4Change. Dengan modal pendanaan yang sudah di tangan, Waste4Change terus mengoptimalkan fasilitas pengolahan sampah yang sudah ada.
Adapun pendanaan yang sudah didapat perusahaan rintisan ini adalah suntikan dana seri A dari beberapa pemodal seperti AC Ventures, Barito Mitra Investama dan lainnya yang didapat pada akhir tahun lalu.
Dengan dana di tangan, Waste4Change menambah fasilitas pengolahan sampah di Rumah Pemulihan Material (RPM) Waste4Change di Bekas, Jawa Barat. Fasilitas yang ditambah berupa penerapan teknologi pengolahan sampah dan pencatatan digital di RPM.
Adanya fasilitas teknologi tambahan pengolahan sampah tersebut membuat kapasitas pengolahan sampah di RPM Bekasi bisa bertambah besar. Dari sebelumnya sebanyak 18 ton per hari menjadi 22 ton per hari.
Tak hanya bisa menambah kapasitas pengolahan sampah saja, RPM di Bekasi tersebut juga bisa mengurangi residu sampah.
Baca Juga: Waste4Change Meraup Pendanaan dan Cuan Lewat Bisnis Sampah
“Dengan penambahan teknologi di RPM Bekasi, Waste4Change mampu mengurangi residu sampah dari 65% menjadi 10%," ucap Mohamad Bijaksana Junerosano, Founder dan Chief Executive Officer Waste4Change, belum lama ini.
Selain bisa menambah kapasitas pengolahan sampah, penerapan teknologi pengolahan sampah itu bisa membuat Waste4Change menerapkan investasi hijau. Apalagi tren investasi hijau ke depannya semakin berkembang.
Faktor inilah yang membuat layanan Waste4Change semakin dilirik sejumlah perusahaan. Baru-baru ini Waste4Change menjalin kerja sama dengan tujuh perusahaan untuk penanganan pengelolaan sampah di perusahaan tersebut.
Perusahaan tersebut diantaranya adalah Samudera Indonesia, PT Alam Bersih Indonesia, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., SinarMas Land, Basra Corporation, dan rePurpose Global. Total nilai proyek dari pengelolaan sampah tersebut diklaim mencapai Rp 250 miliar.
Sayang, Mohamad tidak merinci soal target bisnis yang dipatok sepanjang tahun ini. Yang jelas, layanan Waste4Change diyakini bakal terus dibutuhkan.
"Pengelolaan sampah merupakan kebutuhan dasar sehingga akan ada permintaan yang konstan meski kondisi ekonomi maupun sosial berubah," kata dia.
Saat ini layanan Waste4Change sudah tersebar di sejumlah kota di dalam negeri. Yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bandung, Medan dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News