Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hobi juga menjadi salah satu alasan seseorang menjalankan sebuah bisnis. Seperti halnya Irene Surosoputra saat mendirikan usaha Cokelatin pada 2016.
Irene merupakan penggemar berat camilan cokelat. Hingga akhirnya, dia membuat produk cokelat sendiri untuk konsumsi pribadi dalam bentuk bubuk. Meski begitu, ia sesekali menawarkan produk cokelat buatannya ke para kolega.
Tak disangka, produk cokelat bikinannya mendapatkan respons positif dari para sahabat Irene. Malah, ada koleganya yang mendorong Irene untuk membuka usaha pembuatan cokelat dari hasil racikannya.
"Tadinya hanya iseng-iseng (membuat cokelat), ternyata banyak teman yang memesan. Akhirnya, saya memutuskan untuk menjadikannya bisnis," ujar Irene kepada KONTAN belum lama ini.
Awal usaha, Irene mengaku belum memahami industri cokelat. Ia pun belajar secara autodidak, melakukan riset, dan menemukan fakta bahwa Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ketiga di dunia.
Baca Juga: Rupiah Renyah dari Kacang Mete Jadi Camilan
Berbekal pengetahuan tersebut, Irene mengambil bahan baku cokelat, yakni kakao dari Sulawesi Selatan. Kemudian, dia membuat agen dan reseller untuk memasarkan produk cokelat dengan label Cokelatin. Para agen dan reseller Cokelatin bebas memasarkan produknya via media sosial dan e-commerce.
"Dulu saya belum melek media sosial," katanya.
Beruntung, keberadaan media digital yang yang menjadi kanal pemasaran para agen dan reseller, membuat bisnis Cokelatin bisa bertahan saat pandemi menerjang. Meskipun, secara omzet penjualannya mengalami penurunan drastis.
Berkaca dari pengalaman pandemi, Irene pun membenahi usahanya lebih serius.
"Saya mulai membangun sistem dan memanfaatkan kanal digital," ucapnya.
Kemudian, di 2021, Iren melakukan rebranding label Cokelatin menjadi Cokelatin Signature. Perubahan ini meliputi logo, kemasan, dan penambahan varian premium. Salah satunya adalah Java Criollo, yang menggunakan kakao langka berasal dari Jawa Timur dan termasuk kategori fine cocoa.
Langkah selanjutnya yang tidak kalah penting adalah mulai mengoptimalkan pemasaran. Selain masih memanfaatkan agen dan reseller serta media digital, Irene juga mulai menjajakan Cokelatin di berbagai pameran dan bazar.
Hasilnya, sejumlah hotel berbintang, restoran, hingga kafe-kafe mulai menggunakan produk Cokelain. Untuk hotel, contohnya, ada Grand Hyatt Jakarta, DoubleTree by Hilton Bintaro, dan Edison Hotel Tangerang. Total ada 40 hotel dan restoran yang menjadi mitra Cokelatin.
Hasil lainnya, Cokelatin mulai merambah pasar ekspor, mulai dari Singapura, Taiwan, Arab Saudi, hingga Amerika Serikat, serta tengah proses ke pasar Jepang.
Dengan hasil itu, Irene ingin terus mengembangkan Cokelatin pada segala aspek, termasuk mencari kakao dari Bali
Selanjutnya: China dan India Semakin Mesra, Ini Penyebab Utamanya
Menarik Dibaca: 4 Aplikasi Kencan Untuk Cari Pasangan Serius, Jomlo Segera Instal Sekarang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News