Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Tri Adi
Pencucian mobil dan sepeda motor menggunakan mesin hidrolik semakin diminati. Produsen mesin ikut kebanjiran permintaan produk dan pemasangan. Anda berpeluang ikut menikmati bisnis ini jika bisa menggandeng teknisi mesin hidrolik.
Saat masuk musim hujan seperti sekarang, bisnis pencucian kendaraan bersiap panen. Persaingan di bisnis yang pemainnya cukup banyak ini begitu ketat. Selain menawarkan harga lebih miring, biasanya para pemain menawarkan keunggulan lain.
Salah satu daya tarik andalan pencucian kendaraan saat ini bukan cuma jenis sabun yang digunakan, tetapi juga alat yang dipergunakan. Nah, kini konsumen bukan hanya mencari bengkel cuci yang menggunakan alat penyemprot bertekanan tinggi, tapi juga alat pengangkat kendaraan hidrolik. Rupanya, bagi pemilik kendaraan, melihat mobil atau sepeda motor tercinta diangkat ke atas lalu disemprot air bertekanan tinggi mampu mendatang kepuasan tersendiri.
Tren pemakaian mesin hidrolik untuk pencucian mobil sebenarnya sudah berlangsung sejak awal 2000-an. Namun, saat itu, mesin hidrolik lebih banyak diimpor. Seiring berkembangnya waktu, semakin banyak produsen dalam negeri yang memproduksi mesin sejenis, terutama dengan tiang satu (single post lift). Biasanya, selain memproduksi mereka juga menawarkan pemasangan sekalian.
Salah satu pengusaha yang terjun berbisnis mesin hidrolik ini adalah Usman Wijanarko, pemilik CV Tigamarabunta. Saat ini, sebagian besar konsumennya adalah pengusaha bisnis pencucian sepeda motor atau mobil, baik baru maupun lama.
Peminat mesin hidrolik ini tidak hanya datang di beberapa kota di pulau Jawa. Menurut Defi Rahardi, pengusaha serupa yang mengibarkan bendera Carwash di Jatiwaringin, Bekasi, banyak pemesan mesin bikinannya berasal dari luar Jawa. “Pasar di Jawa memang cukup besar, tapi di luar Jawa juga mulai berkembang,” ujar dia.
Penuturan serupa juga mencuat dari Heru Kriswanto, pemilik usaha Jakarta Teknik di Ciledug, Tangerang. “Paling banyak order datang dari Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi,” ujar dia. Meski begitu, ia juga mengakui bahwa di Jakarta juga masih banyak pemesan perlengkapan bengkel cuci ini.
Saking derasnya permintaan mesin hidrolik ini, Usman mengaku cukup kewalahan. “Kapasitas pemasangan kami cuma maksimal enam lokasi per bulan,” ujar dia. Pada satu lokasi dia bisa memasang dua hingga empat mesin sekaligus.
Selain mendapatkan pesanan dari pemilik tempat cuci kendaraan, biasanya pembeli produk ini datang dari distributor peralatan. Usman mengaku mempunyai distributor di Bandung dan Surabaya. “Mereka biasanya memesan 2 unit - 4 unit per bulan,” ujar dia.
Harga jual mesin hidrolik buatan Usman sekitar Rp 17 juta per unit untuk mesin cuci mobil dan Rp 5 juta untuk mesin cuci sepeda motor. Harga tersebut belum termasuk jasa pemasangan yang sekitar Rp 2 juta per unit.
Di luar hitungan per unit mesin, Usman juga menawarkan paket penjualan dan pemasangan mesin cuci dari harga Rp 20 juta - Rp 38 juta. Biasanya, harga tersebut termasuk paket pemasangan, pembelian kompresor, dan beberapa fasilitas lain. Dia mengaku mampu mendapatkan omzet bisnis lebih dari Rp 240 juta per bulan.
Heru juga kebanjiran pesanan. Dalam sebulan, ia mampu memproduksi 50 mesin hidrolik untuk sepeda motor. Harga satu unit mesin hidrolik cuci sepeda motor bisa mencapai Rp 4,5 juta. Ia juga membuat sekitar 10 mesin hidrolik untuk cuci mobil tiap bulan. Harga jualnya sekitar
Rp 17,5 juta per unit. Dari penjualan mesin hidrolik saja, omzet yang mampu dia raup sekitar Rp 400 juta per bulan.
Penjualan produk Defi juga tak kalah banyak. Dia menjual 25 unit sampai 30 unit mesin hidrolik cuci sepeda motor per bulan. Khusus mesin hidrolik cuci mobil, ia bisa menjual sebanyak 20 unit - 30 unit per bulan, dengan total pendapatan mencapai
Rp 500 juta, termasuk dari biaya pemasangan dan beberapa paket yang ditawarkan.
Meski penjualan bisa mencapai ratusan juta per bulan, pengusaha mesin hidrolik mengaku margin bisnis ini sangat tipis. Dalam hitungan mereka, margin bersih yang bisa diraih hanya sekitar 10% - 15% dari total omzet.
Salah satu sebabnya, komponen biaya bahan baku mengambil porsi cukup besar dalam struktur harga. Heru bilang, biaya bahan baku bisa mencapai 45% dari total biaya produksi alat. Selebihnya adalah biaya untuk menggaji karyawan yang porsinya bisa mencapai 30%, dan sekitar 10% untuk promosi.
Bahan baku pokok dari bisnis ini adalah besi dan perlengkapan hidrolik yang bakal dirangkai dengan rangka mesin. Karena itu, untuk membuat bisnis ini, kebutuhan utama adalah pengetahuan, baik dalam hal mesin maupun teknik. Paling tidak, Anda harus mengetahui bagaimana sistem kerja hidrolik. “Pemula di bisnis ini harus belajar dulu kepada yang sudah pernah membuat mesin ini sebelumnya,” ujar Heru.
Butuh keahlian teknik
Cara itu paling efektif. Sebab, sistem sebuah mesin hidrolik sebenarnya tidak terlalu sulit untuk ditiru. Karena itu, mesin hidrolik impor yang sebelumnya banyak di pasar kini makin susut. “Dulu saya juga suka membongkar sendiri mesin hidrolik impor,” ujar Usman. Selanjutnya, ia membuat dengan meniru struktur dan pola kerjanya. Dari sini ia mendapatkan ilmu soal membuat alat ini.
Karyawan yang dibutuhkan untuk memproduksi mesin hidrolik sebenarnya tak banyak, hanya sekitar lima orang. “Usahakan pekerja Anda betah. Pengalaman mereka sangat berharga,” ujar dia.
Biasanya pengusaha bisnis ini tidak hanya sekadar membuat mesin. Rata-rata para pelanggan juga meminta jasa pemasangan sekalian. Karena itu, Anda juga harus menyediakan orang untuk proses pemasangan mesin. Beberapa produsen ini biasanya mempekerjakan sekitar 15 orang karyawan untuk dua pekerjaan itu.
Modal untuk membuat bisnis ini cukup besar. Rata-rata produsen mesin hidrolik ini bilang butuh modal Rp 200 juta sampai Rp 500 juta untuk memulai bisnis. Sebagian besar modal itu terpakai untuk pengadaan aneka mesin peralatan produksi dan bahan baku awal.
Ada banyak mesin peralatan yang harus disiapkan untuk memproduksi mesin hidrolik. Antara lain, mesin bubut pemotong besi, mesin chrome pelapis besi sehingga tampak mengilat dan tahan karat, mesin las argon, dan mesin las listrik. Itu baru peralatan utama, tentu butuh perkakas lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News