kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dari Kerinci, bahan baku keripik talas berasal (2)


Rabu, 08 Juli 2015 / 10:10 WIB
Dari Kerinci, bahan baku keripik talas berasal (2)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Sebagian besar warga di Kelurahan Silaing Bawah dan Silaing Atas, Padang Panjang, kini menggantungkan hidupnya  keripik talas. Mereka tak ragu menekuni usaha ini  karena bahan baku talas melimpah ruah. Selain dari kampung sendiri, juga ada yang diambil dari Kerinci, Jambi. Mereka sudah memiliki langganan pemasok.

Kota Padang Panjang merupakan kota dengan luas wilayah terkecil di Provinsi Sumatra Barat. Biar pun wilayahnya kecil, potensi yang tersimpan di kota nan sejuk ini cukup besar. Posisi Padang Panjang yang strategis di kawasan jalur lintas Sumatra membuat sektor industri kecil dan menengah berkembang baik.

Salah satunya adalah sentra produksi keripik talas di Kelurahan Silaing Bawah dan Silaing Atas, Padang Panjang. Usaha ini sudah tulang punggung perekonomian bagi sebagian besar masyarakat di kawasan ini.

Di Kelurahan Silaing Atas saja ada lebih dari 20 pengusaha keripik. Tiap hari, mereka melangsungkan produksi guna memenuhi pesanan. Beberapa rumah juga tampak membuka kios keripik yang melayani penjualan langsung di tempat.  

Pasangan suami istri Liamran dan Roswati termasuk produsen keripik talas yang cukup senior di daerah ini. Liamran mengaku sudah memproduksi keripik talas bersama isterinya sejak 1990 dengan merek Upik.

Setiap bulan Liamran menghabiskan 800 kilogram (kg) talas dan 200 kg jagung.Menurut Liamran, kebanyakan bahan baku talas mereka peroleh Kabupaten Kerinci, Jambi. Sementara pasokan talas di Padang Panjang masih terbatas dan belum bisa memenuhi semua kebutuhan.

Liamran rutin mengambil talas seminggu sekali. Biasanya sekali mengambil minimal 200 kg talas. Liamran sendiri sudah memiliki pemasok yang menjadi langganannya sejak lama. "Saya memiliki langganan pemasok langsung dari petani di Padang Panjang dan beberapa pemasok talas di Kerinci," katanya.

Dengan memiliki dua sumber pasokan, ia tak khawatir kekurangan bahan baku. Saat panen talas di Padang Panjang sedang turun misalnya, bisa langsung mengambil pasokan dari Kerinci.

Sama dengan produsen lainnya, produk andalannya adalah keripik talas balado dan keripik talas bumbu. Namun ia memiliki variasi produk yang tidak dimiliki produsen lainnya, yakni keripik talas kunyit.

Selain keripik talas, ia juga membuat jagung goreng dengan merek yang sama sebagai variasi. "Jagung goreng juga tidak dimiliki pengusaha keripik talas lainnya," ujarnya.

Kendati produk utamanya keripik talas, kebanyakan produsen juga membuat makanan ringan lain sebagai variasi. Dewi Indriyani, misalnya, membuat kerupuk jangek dan keripik kentang.

Dewi dibantu enam karyawan, ia bisa memproduksi keripik talas sebanyak 300 bungkus untuk semua ukuran. Dewi sendiri sudah tidak terlibat lagi di bagian produksi. Saat ini ia lebih fokus menyeleksi bahan baku talas dari para pemasok. Sama dengan Liamran, baku baku juga didatangkan dari Padang Panjang dan Kerinci.

Ia juga sudah memiliki langganan pemasok sehingga tidak ada kendala lagi.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU

[X]
×