kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Darul mengawali usaha dari pasokan jahe berkualitas buruk (1)


Rabu, 18 Mei 2011 / 13:48 WIB
Darul mengawali usaha dari pasokan jahe berkualitas buruk (1)
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa (28/7/2020). Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Selasa (28/7) tembus ke posisi Rp1,022 juta per gram atau naik Rp25 ribu dibanding hari sebelumnya. ANTARA


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Merasa tidak berkembang sebagai salah satu direktur bank daerah, Darul Mahbar banting setir memulai usaha sendiri. Untuk membulatkan tekad, ia pun pindah dari Sumatra Selatan ke Jakarta. Bermula dari usaha pemasok gula batok, Darul mencoba memperlebar usahanya menjadi pemasok jahe merah. Namun ada rintangan.

Kemauan keras serta semangat pantang menyerah merupakan modal utama bagi para pengusaha yang ingin sukses dalam mengembangkan usahanya. Tak terkecuali bagi seorang Darul Mahbar, pengusaha minuman dari jahe merah asal Lubuklinggau, Sumatra Selatan. Memulai usaha dari nol, kini ia memiliki usaha minuman jahe merah merek Cangkir Merah dan Cangkir Mas.

Kini, Darul meraup omzet lebih dari Rp 100 juta per bulan dan memberi lapangan pekerjaan bagi 20 pegawai. Saat ini, berbagai produk buatan Darul sudah tersedia di minimarket Alfamart seluruh Indonesia. Produknya juga sudah sampai di Florida, Amerika Serikat.

Merantau di Jakarta dengan meninggalkan status mapannya sebagai salah satu direktur di bank daerah, Darul mencari tantangan dengan menjadi pengusaha di kota besar.

Setelah sempat membuka usaha dengan menjadi pemasok gula batok bagi toko pempek di Jakarta, lelaki lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini fokus di usaha produksi minuman berbahan jahe merah pada tahun 2008.

Dia menekuni bisnis ini lantaran melihat produk dari jahe merah bakal digemari masyarakat. Maklum, selain berkhasiat menghangatkan tubuh, jahe merah juga memiliki manfaat melancarkan peredaran darah.

Darul yakin peminat produk jahe merah terus meningkat karena masyarakat semakin mengetahui khasiat jahe merah. "Pelanggan saya kebanyakan adalah orang-orang yang memahami pentingnya jahe merah bagi kesehatan," ujar Darul.

Waktu memulai usaha, ia hanya bisa mengolah sekitar 100 kilogram (kg) hingga 200 kg jahe merah. Saat ini, ia menghabiskan sekitar 500 kg jahe merah tiap hari yang didapatnya dari wilayah Bengkulu, Lampung, Sumatra Selatan dan sebagian di Jawa.

Penjualan dan promosinya juga semakin terbantu dengan menggunakan promosi internet. Ia menjual produk dalam kemasan sachet 25 gram dan stoples 330 gram. Produknya mulai dari jahe merah original, krimer, kopi, jahe merah bubuk, dan teh hijau. Harganya mulai dari Rp 1.700 sampai Rp 29.000.

Darul juga memiliki beberapa gerai bernama Red Ginger Corner yang khusus menyediakan jahe siap minum. Gerai ini sudah ada di Jabodetabek, Jawa Timur, dan Sumatra Barat.

Dari sekian banyak produk olahan jahe merah, menu jahe original yang paling banyak diminta konsumen karena rasanya yang khas. Produknya ini juga diminati hampir semua lapisan masyarakat.

Darul bersyukur, karena keberaniannya meninggalkan kehidupan yang tergolong mapan di kampung halamannya terbayar lunas dengan kesuksesan yang ia raih saat ini. "Saya merasa potensi yang saya miliki tidak akan termanfaatkan dengan baik kalau saya tetap menjadi seorang pegawai," ujar bapak tiga orang anak ini.

Maka dengan bermodalkan keyakinan tinggi akan meraih kesuksesan serta kerja keras tanpa mengenal lelah, ia pun mengembangkan bisnis minuman berbahan jahe merah hingga sukses.

Awal mula membuka usaha ini juga unik. Ketika masih menjadi pemasok gula batok dari Bengkulu, ia sempat bekerja sama dengan pemasok jahe merah di Bengkulu dan menawarkannya kepada industri pengolahan minuman berbahan baku jahe merah.

Darul pun tertarik ikut menjadi pemasok. Namun, si pemasok jahe merah mengirimkan satu karung jahe merah dengan berat sekitar 25 kg dalam kondisi yang buruk. Darul meyakini pasti bahan-bahan ini akan ditolak. Meski sempat kecewa, Darul tidak mau terlalu larut.

Hampir saja ia membuang jahe-jahe tersebut. Atas saran kakak iparnya, Darul pun mengolah bahan tersebut untuk konsumsi pribadi.

Darul mengolahnya bersama sang istri yang memiliki pengetahuan pengolahan jahe. Setelah jadi, produk-produk tersebut mereka tawarkan secara gratis kepada tetangganya.

Ternyata banyak orang yang menyambut positif hasil olahan tersebut. "Sejak saat itu, kami memutuskan untuk mulai serius menggarap bisnis ini," kenangnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×