kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Desainer web kebanjiran pesanan seiring booming internet


Selasa, 12 April 2011 / 15:50 WIB
Desainer web kebanjiran pesanan seiring booming internet
ILUSTRASI. WHO menyebut, calon vaksin corona yang dikembangkan Astrazeneca merupakan kandidat terkemuka dan paling maju.


Reporter: Gloria Natalia | Editor: Tri Adi

Makin hari internet menjadi sumber informasi yang makin dicari karena kemudahannya. Karena itu, banyak individu dan perusahaan membangun situs untuk mempromosikan diri. Permintaan untuk mendesain web pun kian tinggi. Desainer web mendapatkan Rp 15 juta satu kali proyek web.

Kebutuhan perusahaan atau individu akan website menumbuhkan celah usaha yang besar bagi para desainer situs atau web. Di tangan mereka, profil dan produk perusahaan bisa diakses dengan mudah oleh banyak orang. Para desainer ini pun harus bisa membangun web dengan tampilan memikat dan mudah ditangkap mata.

Perancang web atau situs bukanlah pekerjaan baru masa kini. Profesi ini sudah ada sejak sekitar tahun 1990 ketika internet berkembang. Namun, saat ini perancang web semakin diburu banyak perusahaan dan lembaga ketika era sosial internet tumbuh pesat.

Seorang desainer web muda asal Jakarta ,Yofie Setiawan, menyatakan bahwa permintaan pembuatan web yang datang kepadanya dari perusahaan dan lembaga pada 2010 naik 80% hingga 90% dibandingkan dengan tahun 2009. "Desainer web itu sejatinya gabungan antara programer dengan desainer yang membangun tampilan web yang baik dan enak di mata orang," tutur Yofie.

Untuk menjadi seorang perancang situs dibutuhkan pengetahuan teknologi informasi (TI). Selain buku, Anda juga bisa mendapatkannya di berbagai universitas. Di sana, Anda akan mendapat ilmu cara membangun web.

Namun, Yofie mengatakan, banyak lulusan TI tidak diajarkan membangun web dengan tampilan manis. Seorang perancang web harus belajar sendiri untuk menutupi bolong-bolong ini. Caranya, ia harus sering menengok banyak website di dalam dan luar negeri. "Lebih bagus lagi jika mendapat proyek," ucap Yofie.

Seorang desainer web harus paham konsep situs yang diinginkan klien. Itu berarti ia harus mempelajari bisnis klien. Diskusi menjadi jembatan yang penting antara desainer web dengan klien. "Prinsip saya, setiap klien itu unik. Itu artinya desain antara satu klien dengan klien lain berbeda. Perusahaan berbeda dengan jualan baju, juga berbeda dengan portal berita," kata Yofie.

Dua tahun menjadi freelance pembikin web, Yofie sudah mengumpulkan beragam portofolio. Ada 60 proyek yang pernah ditanganinya seperti English First Jakarta, Dapur Jawa, plasticOne, French Indonesia, dan Intellinum. Yofie memakai Joomla, sebuah sistem manajemen web setiap kali membuat website pesanan klien. "Dengan Joomla saya bisa membangun fitur-fitur yang sulit," ucapnya.

Seorang desainer web bisa mengerjakan satu proyek dalam waktu satu bulan. Klien pun bisa minta desainer web untuk mengelola situsnya. Misalnya, bila ada isi perusahaan berupa tulisan atau video yang ingin dirilis klien di web, ia bisa minta bantuan perancang situs untuk memasukkannya.

Bayaran mengerjakan satu proyek website bisa mencapai lebih dari Rp 15 juta. Yofie bilang, dalam sebulan, ia bisa dapat 10 hingga 20 tawaran membuat web.

Tak semua tawaran ia terima karena sibuk menggarap proyek-proyek lain yang sudah lebih dulu masuk. Bisa juga karena calon klien tidak sesuai dengan patokan komisi yang dipasang Yofie. Alhasil, sebulan Yofie hanya mengerjakan tiga hingga empat proyek.

Yofie mengatakan, membangun konsep web itu sulit. Apalagi ketika si desainer tidak memiliki ide setelah klien bercerita. "Maka dari itu, desainer web harus punya hasrat untuk bisa terus menggali ide terus-menerus," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×