Reporter: Noor Muhammad Falih, Pravita Kusumaningtias | Editor: Dupla Kartini
Budidaya melon jingga atau cantaloupe tidak berbeda jauh dengan budidaya melon biasa. Tanah perlu diolah dulu dengan baik supaya gembur. Kemudian untuk petak-petak yang luas, sebaiknya dibuat pari-parit sehingga tidak becek saat air yang berlebih.
Ketua Kelompok Tani Melon Unggul di Sragen, Jawa Tengah, Setyadi Pramono menyarankan, untuk bertanam cantaloupe sebaiknya memakai pupuk kandang fermentasi. Jika hasilnya ingin lebih baik, pemberian pupuk ini agar cukup banyak. "Tidak ada takaran pasti, tapi lebih banyak dari melon biasa," ujar pria 35 tahun ini.
Pemilik CV Multi Global Agrindo di Karanganyar, Jawa Tengah, Mulyono Herlambang juga bilang budidaya cantaloupe tidak terlalu berbeda dengan melon pada umumnya. Ia menuturkan perbedaannya terletak pada lama penanaman. "Melon jingga lebih lama sekitar lima sampai tujuh hari," ujarnya.
Untuk melon biasa dibutuhkan waktu 60 hingga 65 hari hingga panen sedangkan untuk melon jingga dibutuhkan waktu 65 hingga 75 hari. "Tapi untuk melon non net (tanpa jaringan di kulitnya) bisa lebih awal lima hari," tambahnya.
Nining Suhartati, Ketua Asosiasi Petani Melon Tani Manunggal (APMM) Pekalongan menjelaskan, jarak penanaman antar pohon sebaiknya 60 centimeter (cm) hingga 70 cm. Hal ini dimaksudkan agar unsur hara dalam tanah bisa tersebar merata untuk setiap pohon.
Secara umum, tanaman melon tak menyukai tanah yang terlalu basah. Makanya, untuk lahan rata yang petakannya luas, harus dibuat parit-parit. Cara ini juga memudahkan ketika tidak ada hujan sehingga tanaman melon harus disirami.
Di musim kemarau yang banyak hujan saat ini, budidaya cantaloupe juga terganggu terganggu. Nining bilang akibat hujan yang terus menerus turun, cantaloupe mudah terserang jamur. "Dulu yang jamuran hanya daun-daunnya, sekarang karena anomali cuaca, buahnya ikut-ikutan berjamur", ujar Nining.
Untuk perawatan tidak ada perbedaan berarti tapi menurut Mulyono ada beberapa hama kutu yang harus diwaspadai. Selain itu, ada juga ancaman ulat buah dan ulat daun.
Untuk menghindarinya, Mulyono menggunakan kerodong atau sungkup yang dapat melindungi tanaman melon jingga. "Banyak petani yang menanam di ruang terbuka bukan di rumah kaca, menggunakan pestisida," ceritanya.
Yang menjadi masalah adalah benih. Nining bilang, saat ini petani sulit mendapatkan bibit cataloupe. Sekarang menurutnya benih cantaloupe banyak dikuasai perusahaan benih besar untuk budidaya mereka sendiri. "Petani agak susah mencari benihnya. Cantaloupe sudah terlihat berprospek baik secara ekonomi, alhasil benihnya diborong oleh perusahaan-perusahaan besar," ujarnya. (Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News