Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup software-as-a-service (SaaS) yang fokus dalam menyediakan solusi rantai pasok, Advotics mengumumkan pendanaan terbaru senilai US$ 2,75 juta. Ronde pendanaan itu dipimpin oleh East Ventures.
Advotics akan menggunakan modal dari ronde pendanaan terbaru mereka untuk memperluas cakupan solusi ke pasar UKM, yaitu dengan menyediakan sistem online-to-offline yang terintegrasi. Investasi baru tersebut juga akan digunakan dalam ekspansi tim sales perusahaan.
Dalam menjalankan bisnis, Advotics membantu brand untuk memahami, memonitor, dan mengelola sistem rantai pasok mereka dengan menyediakan platform yang terintegrasi di seluruh titik distribusi.
Indonesia adalah pasar yang besar bagi bisnis solusi teknologi untuk korporasi. Advotics memperkirakan nilai pasar peranti lunak untuk korporasi di Indonesia mencapai US$ 3 miliar. Ukuran pasar tersebut makin membesar seiring makin banyaknya perusahaan yang bergerak ke arah digitalisasi.
Pembatasan mobilitas sebagai dampak dari pandemi Covid-19 menimbulkan beragam tantangan bagi perusahaan yang masih bergantung sepenuhnya kepada petugas di lapangan untuk memantau dan mengelola distribusi.
Kendala tersebut membuat berbagai perusahaan makin menyadari kebutuhan yang mendesak atas distribution and retailer management system. Mereka kemudian menghubungi Advotics untuk membantu dalam percepatan transformasi sistem rantai pasok.
Baca Juga: Pandemi masih berlangsung, start up masih mendapat suntikan modal
“Ada jutaan perusahaan manufaktur dan distribusi di Indonesia, dari perusahaan kecil hingga perusahaan raksasa. Kami percaya, pasar peranti lunak untuk korporasi di Indonesia, yang saat ini nilainya telah mencapai US$3 miliar, akan terus tumbuh seiring dengan makin banyaknya perusahaan yang bergabung dalam tren transformasi digital,” kata Boris Sanjaya, CEO dan Co-founder Advotics dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (2/3).
Advotics telah bekerja dengan lebih dari 70 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor industri termasuk FMCG, otomotif, dan material konstruksi. Klien startup tersebut mencakup UKM hingga korporasi multinasional seperti Exxonmobil, Danone, Reckitt Benckiser, Sampoerna, Kalbe dan Mulia Group.
Saat ini, Advotics memiliki 9 produk SaaS yang menyediakan beragam solusi yang bisa diterapkan di tahapan produksi, pergudangan, dan distribusi. Dengan menggunakan kode QR yang dicetak dalam kemasan produk, startup tersebut membantu brand dalam melacak pergerakan barang di tiap titik distribusi, termasuk informasi mengenai aktivitas tim sales dan kekosongan stok. Advotics juga telah mengembangkan sistem mereka dengan menyertakan solusi untuk inventory, routing, dan collection.
“Kami bisa membantu brand dan principal dalam memonitor pergerakan produk mereka di setiap tahapan distribusi hingga ke titik terakhir, baik itu peritel modern, warung, maupun reseller perorangan. Advotics juga mampu memberikan solusi atas permasalahan rantai pasok yang telah lama menyulitkan perusahaan dalam hal operasi di gudang, efisiensi jalur pengiriman barang, dan pengiriman tim sales, dengan memanfaatkan teknologi canggih. Semua ini tidak mungkin hanya dengan mengandalkan model rantai pasok konvensional,” kata Jeffry Tani, CPO dan Co-founder of Advotics.
Menurut Digital Indonesia 2021, ada lebih dari 202,6 juta pengguna internet di Indonesia yang setara dengan 73,7% populasi. Transformasi digital membuka cara hidup dan cara kerja baru di Tanah Air yang membantu konsumen dan pebisnis meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
“Tim Advotics tidak hanya mampu bertahan di tengah pandemi, tetapi makin kuat. Kami percaya diri pendanaan ini akan mempercepat pencapaian misi Advotics, yaitu digitalisasi ekosistem rantai pasok dan distribusi Indonesia,” kata Willson Cuaca, Co-founder dan Managing Partner di East Ventures.
Selanjutnya: Lebarkan sayap, Traveloka siap rambah bisnis fintech di Thailand dan Vietnam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News