kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Eh, ada rumah dalam minuman kemasan gelas


Selasa, 26 Oktober 2010 / 10:14 WIB
Eh, ada rumah dalam minuman kemasan gelas


Reporter: Anastasia Lilin Y, Diade Riva Nugrahani | Editor: Tri Adi

Pertarungan produk minuman kemasan gelas plastik semakin sengit. Dengan harga sekitar Rp 1.000, pasar produk ini cukup gemuk. Apalagi, jenis kemasannya yang praktis membuat produk ini diminati anak-anak maupun kaum dewasa.

Minuman dalam kemasan mulai menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat. Sebagian besar orang hanya meminum air mineral di dalam kemasan. Namun, tak sedikit pula orang yang rutin menyedot minuman aneka rasa dalam kemasan gelas plastik.

Tentu saja, rasa favorit setiap orang berbeda-beda. Ada yang hobi menyeruput minuman rasa teh, ada yang rutin menyedot minuman kopi, ada pula yang tak pernah absen menenggak minuman rasa buah-buahan.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Franky Sibarani mengakui, permintaan minuman dalam kemasan gelas tumbuh cepat. Bahkan, pasarnya lebih stabil ketimbang produk makanan. Tahun lalu, pasar minuman siap saji tumbuh 10%, sementara pasar makanan hanya tumbuh 3%.

Dari sisi konsumen, harga yang murah menjadi alasan mereka menyukai produk ini. “Kemasannya juga cukup fleksibel karena sekali minum langsung buang,” kata Franky.

Produsen juga tak banyak berinvestasi. Selain itu, kemasan gelas plastik lebih menghemat biaya. Gampangnya, yang diperlukan industri minuman hanya mesin sealer untuk merekatkan penutup kemasan gelas. Ini sangat berbeda dengan kemasan tetra pack yang membutuhkan peralatan lebih banyak.

Salah satu pemain lama di bisnis ini adalah PT Tang Mas. Sejak 2002, pemilik merek Frutang ini telah memperkenalkan minuman rasa jeruk dan asam jawa. General Marketing & Sales PT Tang Mas Sambas Winata bilang, dengan harga jual eceran Rp 1.000, produknya bisa menjaring pasar lebih luas, yakni kalangan menengah–bawah.

Adu strategi

Sebagai pionir minuman gelas berasa, Frutang pernah mengalami masa puncak penjualan hingga 2005–2006. Kala itu, pertumbuhan penjualan Frutang gelas mencapai 30% setahun.

Tapi, lima tahun terakhir, pasar yang menjanjikan ini cepat menarik produsen lain. Pada 2007, dominasi Frutang mulai goyah. “Produsen makanan mulai ikut memproduksi minuman seperti ini,” kata Sambas. Alhasil, laju penjualan Frutang gelas melorot tajam, dan kini hanya 5% per tahun.

Salah satu produsen yang menantang Frutang adalah Orang Tua Group (OTG). Sejak 2007, OTG meluncurkan produk Teh Gelas. Minuman dalam kemasan 190 mililiter (ml) ini juga dijual seharga Rp 1.000. “Kami melihat potensi pertumbuhan pasarnya meningkat terus,” kata Manajer Hubungan Masyarakat Orang Tua Group (OTG) Yuna Eka Kristina.

Meski enggan menuturkan besaran penjualan, Yuna bilang, Teh Gelas telah menyumbang penjualan terbesar ketiga dari seluruh produk buatan OTG. Teh Gelas hanya kalah dari Wafer Tango dan Sikat Gigi Formula. Selain Teh Gelas, OTG juga punya produk minuman dalam gelas lain bernama Fruzz.

Produsen lain yang tak kalah agresif adalah Garuda Food. Sejak 2005, Garuda memproduksi Mountea. Respons pasar terlihat dari angka pertumbuhan penjualan Mountea yang cukup baik. Meski enggan menyebut jumlahnya, Erwin Panigoro, Senior Brand Manager PT Garuda Food, menyebut, Mountea yang menyasar anak-anak dan remaja memberi kontribusi cukup besar bagi grup.

Kini, produsen beradu strategi untuk menguasai pasar. Salah satunya dengan iming-iming hadiah langsung. OTG, misalnya, menggelar promo Gelegar Kebaikan Teh Gelas. Promo ini menjanjikan hadiah rumah, mobil, dan motor. Konsumen bisa menemukan tanda hadiah itu di balik tutup kemasan. Dengan market share sebesar 20% dari seluruh minuman dalam kemasan siap saji, OTG menargetkan pertumbuhan penjualan 10% tiap tahun.

Tang Mas memilih melakukan inovasi produk. Sambas bilang, sejak tiga bulan lalu, Frutang mengeluarkan minuman gelas dengan bulir jeruk. Harga jual produk ini juga sekitar Rp 1.000. “Kami juga sedang menyiapkan varian baru lain,” ungkapnya.

Garuda Food tetap setia pada jalur minuman teh siap saji. Tapi, ada tambahan campuran rasa buah. Kini, Mountea memiliki beberapa varian rasa seperti teh rasa apel, kismis hitam (blackcurrant), jambu (guava), stroberi, dan buah persik. Erwin mengklaim, saat ini, Mountea menguasai hampir 70% pasar minuman teh rasa buah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×