Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
Bisnis laundry masih menjanjikan. Jasa binatu ini dibutuhkan di tengah tingginya kesibukan masyarakat, khususnya di kota-kota besar. Salah satu pemain bisnis ini adalah Veronika, pemilik Family Laundry, di Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat.
Veronika telah membuka usaha laundry sejak tahun 2002. Setelah delapan tahun bergelut di bisnis ini, ia resmi menawarkan kemitraan sejak tahun 2010 lalu. Ia menawarkan paket kerjasama dengan investasi sebesar Rp 20 juta.
Dengan paket itu, mitra akan mendapat satu unit mesin cuci ukuran 11 kilogram (kg), satu mesin pengering gas ukuran 7 kg, setrika, cairan penghilang noda, deterjen, pewangi, dan kebutuhan lainnya.
Selain itu, akan ada kursus kepada mitra tentang bagaimana cara mengelola usaha. "Kursus ini sudah masuk dalam biaya investasi sebesar Rp 20 juta," kata Veronika. Saat ini, Family Laundry telah memiliki 50 mitra di Jabodetabek dan Samarinda.
Sistem kemitraan yang diterapkan tidak mengikat dan tanpa royalty fee. Makanya, setelah mendapatkan kursus, mitra harus membeli bahan baku dari Family Laundry. Mitra juga bisa memakai nama usaha sendiri-sendiri.
Veronika menjanjikan, omzet mitra usaha Rp 420.000 per hari, atau sebesar Rp 12,6 juta per bulan. Angka itu didapat dengan asumsi mitra mendapat order cuci pakaian rata-rata sebanyak 50 kg per hari. Adapun biaya cuci adalah Rp 7.000 per kg.
Veronika juga menjanjikan keuntungan bersih yang bisa dikantongi mitra sebesar 70% dari omzet. Dengan laba sebesar itu, mitra bisa balik modal tiga bulan sejak beroperasi.
Veronika mengklaim, jasa laundry-nya tergolong murah dan menguntungkan mitra. Pasalnya, biaya produksi per kg hanya Rp 1.300 - Rp 2.200. Sementara mitra bisa mematok biaya ke konsumen Rp 7.000 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News