Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu upaya untuk bisa membuat suatu usaha tetap eksis adalah mengutamakan kualitas dan fungsional bagi konsumen. Pedoman inilah yang diterapkan Deni Hermawan, pemilik Move Leather, sebuah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) produk aksesori berbasis kulit sapi dan domba.
Deni sudah membangun Move Leather sejak tahun 2000 silam. Beragam produk berbahan dasar kulit sudah ia produksi. Mulai dari jaket, tas, dompet, pouch, sabuk, sepatu, sandal dan berbagai aksesori kulit lainnya.
Laiknya pengusaha lainnya, usaha yang ia geluti kerap mengalami pasang surut. Masa keemasan bisnis ini terjadi pada tahun 2015. Saat itu, jumlah pesanan yang mampir ke Move Leather bisa menembus ribuan unit.
Alhasil, untuk memenuhi produksi, Deni kala itu mempekerjakan sampai 25 orang. Malah untuk bisa mengoptimalkan produksi, Deni meminta para karyawan yang memiliki mesin jahit untuk bisa menambah produksi di rumahnya masing-masing.
Hingga akhirnya, Deni pun membeli 25 unit mesin jahit untuk bisa mengamankan pesanan yang masuk.
Baca Juga: Mencetak Cuan dari Kerajinan Tas Kulit Otentik
Tapi, pandemi Covid-19 datang di tahun 2020. Seperti usaha lainnya, Move Leather pun terkena imbasnya. Sampai-sampai produksinya langsung terhenti lantaran tidak ada pesanan atau penjualan yang masuk.
Untuk bisa menutupi biaya operasional, tabungan Deni pun terkuras habis. Dia pun sampai harus menjual kendaraan untuk bisa bertahan hidup.
Ujian berlanjut, reseller yang biasanya mendistribusikan produknya pun menghentikan aktivitas mereka. Move Leather berada di titik terendah.
Namun Deni tidak patah arang. Segala daya upaya ia lakukan untuk bisa membuat Move Leather bertahan. Termasuk mengikuti pameran-pameran.
Hingga akhirnya Move Leather mengikuti pameran Trade Expo Indonesia (TEI) yang disponsori Pertamina di tahun 2022. Deni semula ragu dengan hasil dari pameran tersebut. Tak disangka, meski hanya membawa produk terbatas, semuanya ludes terjual di pameran tersebut. Mereka bahkan harus melakukan restock hingga tiga kali.
Sejak saat itulah pesanan terus mengalir masuk ke Move Leather, tidak hanya dari pelanggan lama tetapi juga yang baru. Salah satunya adalah seorang pengusaha tas asal Jambi yang kerap memesan jaket kulit dari Move Leather.
Untuk bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, Deni mendaftarkan diri sebagai mitra binaan PT Pertamina dan ikut dalam UMK Academy. Dari situ Deni mendapatkan pendanaan sebesar Rp100 juta. Dana itu dia pakai untuk membeli bahan baku.
"Ini membuat kami bisa berkembang," katanya belum lama ini.
Kini produk Move Leather sudah dipasarkan di wilayah Jabodetabek. Kemudian ke wilayah Jawa lainnya, Kalimantan hingga Papua. Hingga tembus ke pasar global sampai Australia.
Selanjutnya: Ekspor AC Indonesia Capai US$ 157 Juta, Naik 118,9% di Kuartal-I 2025
Menarik Dibaca: Bagaimana Cara Mengobati Kolesterol secara Alami dan Efektif?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News