kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fulus mengalir dari mukena bermotif dari Tatuis Mukena


Sabtu, 09 Maret 2019 / 12:10 WIB
Fulus mengalir dari mukena bermotif dari Tatuis Mukena


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan bisnis fashion muslim di Tanah Air begitu syahdu saat ini. Hal ini juga diikuti dengan pertumbuhan bisnis perlengkapan ibadah bagi kaum muslim, seperti mukena dan sajadah.

Bedanya, belum terlalu banyak pemain yang terjun untuk membuat perlengkapan sholat. Faktor inilah yang membuat Rina Kartika, pendiri Tatuis Mukena memberanikan diri membuka usaha tersebut.

"Awalnya hanya bikin sajadah, lalu kepikiran kenapa enggak sekalian bikin mukena, biar sepaket. Lagipula yang garap bisnis mukena di dalam negeri sedikit," ungkapnya saat ditemui KONTAN di pusat produksi Tatuis Mukena di Cibinong, Jawa Barat.

Akhirnya ia mulai merintis bisnis mukena sejak 2007. Saat berkecimpung di bisnis tersebut, ia melihat ada celah pasar. Misalnya meskipun saat itu pemain mukena dan sajadah sudah banyak, tapi jarang yang memberi label produk tersebut.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Rina langsung memberi merek dagang ke produk mukena dan sajadah dengan nama Tatuis. Ia memanfaatkan sarana penjualan online seperti Zalora dan Berrybenka untuk memasarkan produk.

Hasilnya pun tergolong positif. Pelan namun pasti, mulai masyarakat mulai mengenal publik merek Tatuis. Malah, penjualan mukena Tatuis sudah mengalahkan penjualan fashion muslim lainnya, seperti baju muslim.

Rupanya, Tatuis mukena dan sajadah punya ciri khas. Menurut Diansyah Sukmana, Co-Founder Tatuis Mukena, selain punya merek, produk tersebut menyasar segmen pasar yang terbilang jarang, yakni premium. Maklum, produk mukena dan sajadah banyak menyasar segmen menengah bawah.

"Sejak awal target kami premium. Selain itu, bahan dan desain mukena juga premium karena tidak pasaran," jelas pria yang akrab disapa Dion.

Agar bisa menembus pasar mukena Tanah Air, Rina sengaja membuat desain yang berbeda dari kebanyakan mukena umumnya. Jika biasanya mukena berwarna putih polos, berenda, atau dengan hiasan bordir, Tatuis Mukena menawarkan konsep desain baru, yakni mukena dengan kain bermotif.

"Waktu saya keluarkan Tatuis, belum ada mukena memakai bahan bermotif. Ternyata setelah mengeluarkan mukena bermotif, penjualan kami meledak karena banyak yang suka," terang Rina tanpa merinci nilai penjualannya.

Lantaran dicap sebagai pengusung mukena bermotif, Tatuis Mukena pun kerap dianggap sebagai trendsetter mukena bermotif. Sebab, setelah Tatuis mengeluarkan produk mukena bermotif, mulai banyak pelaku usaha lain yang juga mengeluarkan produk serupa.

Dari beberapa motif mukena, desain bunga dan daun paling banyak diminati. Adapun harga mukena Tatuis dibanderol dengan harga Rp 200.000 hingga Rp 1,7 juta per buah.

Berkat kejelian dan keuletan Rina dan Dion dalam mencari celah pasar dalam bisnis mukena, kini Tatuis Mukena sudah menancapkan kuku sebagai merek mukena premium ternama di pasar lokal.

Tiap bulan, Tatuis memproduksi hingga 10.000 unit mukena. Sekitar 70%–80% dari total produksi untuk pasar domestik yang disebar oleh 20 distributor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×