Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Noverius Laoli
Peluang bisnis bioskop tiga dimensi (3D) plus karaoke cukup menjanjikan. Itu juga yang mendorong Movie 3D menawarkan kemitraan dengan investasi Rp 90 juta. Omzet usaha ini diperkirakan Rp 40 juta per bulan. Dengan laba 30%, mitra bisa balik modal dalam setahun.
Menonton film di bioskop tentu lebih mengasyikkan ketimbang di rumah. Apalagi, kalau menonton film yang diputar di teater tiga dimensi (3D). Sensasinya, tentu lebih seru lagi lantaran efek visual yang ditampilkan film 3D terasa benar-benar nyata, hidup, dan bisa mengguncang adrenalin para penonton.
Karena kelebihannya itu, banyak orang tertarik menonton film 3D. Salah satu penyedia bioskop 3D ialah Muhammad Miftahun Huda di Semarang, Jawa Tengah.
Miftahun terjun ke bisnis ini sejak awal tahun 2012 lalu dengan mengusung brand Movie 3D. Untuk mengembangkan usahanya, sejak awal mendirikan dia langsung menawarkan kemitraan.
Selain 3D, ia juga menyediakan bioskop empat dimensi (4D). Mitra bisa memilih mengambil paket bioskop 3D atau 4D. Saat ini, Miftahun sudah memiliki tiga cabang yang semuanya berlokasi di Semarang. "Dua milik mitra dan yang satu milik sendiri," kata pria yang sehari-hari akrab disapa Miftah ini.
Dalam kemitraan ini, Miftahun menawarkan paket investasi sebesar Rp 90 juta. Paket itu sudah mencakup bioskop dan tempat karaoke.
Untuk keperluan pendirian bioskop, mitra akan mendapatkan satu unit layar khusus 3D, proyektor, software, sound system, kursi penonton, dan kacamata 3D.
Peralatan itu cukup untuk satu ruangan bioskop berkapasitas 6 sampai 20 orang. Bila ingin membuka dua ruangan teater, mitra tinggal menambah biaya saja.
Untuk filmnya, Miftah akan memasok kaset film-film terbaru dan original. Tapi, untuk mendapat film ini, mitra harus mengeluarkan biaya lagi.
Mitra bisa memungut tiket menonton sebesar Rp 50.000 untuk empat orang. Kalau lebih dari empat orang, penonton tinggal menambah biaya Rp 10.000 per kepala.
Adapun untuk karaoke, mitra akan mendapat fasilitas desain ruangan karaoke minimal berkapasitas dua sampai delapan orang, videoklip original hingga 60.000 lagu, dan sound system. "Pilihan lagunya lengkap, mulai dari lagu Indonesia, daerah, mancanegara, mandarin, hingga India," ujar Miftah.
Dia memperkirakan, omzet mitra dari usaha bioskop dan tempat karaoke ini bisa mencapai Rp 30 juta - Rp 40 juta per bulan. Dengan laba bersih sekitar 30%, mitra diharapkan bisa balik modal dalam waktu sekitar satu tahun.
Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Amir Karamoy mengatakan, bisnis bioskop dan karaoke dalam satu tempat cukup unik dan menarik. Soalnya, kedua usaha ini sama-sama masuk kategori bisnis hiburan.
Jika dikelola dengan baik, Amir bilang, bisnis ini pasti bisa menarik banyak pengunjung. Tapi, ia berpesan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelola usaha ini. Misalnya, "Pemilik bioskop harus memperhatikan kualitas film. Filmnya juga harus baru agar bisa bersaing," saran Amir.
Untuk usaha karaoke, Amir menyarankan, agar membuat konsep karaoke keluarga. Dengan konsep itu, tempat karaoke bisa menjadi tempat merayakan ulang tahun dan acara keluarga lain.
Anda berminat?
Movie 3D
Jl. Sirojudin, Tembalang,
Semarang, Jawa Tengah
HP: 081328604856
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News