Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA Kota Bandung terkenal menjadi salah satu kota kreatif yang ada di Indonesia. Siapa sangka, tidak hanya keseniannya namun Bandung juga melahirkan musisi besar dan terkenal di Indonesia. Tidak heran jika di kota ini juga banyak pelaku usaha yang memilih bisnisnya dengan memproduksi gitar.
PT Genta Trikarya (Genta) merupakan salah satu industri kecil menengah asal Bandung yang sudah ada sejak 1959 dan mulai memperkenalkan produk gitarnya ke pasar luar negeri pada tahun 1998.
Hebatnya, tidak hanya melegenda di dalam negeri namun produksi gitar Genta banyak diminati sejumlah negara. Hal ini dikarenakan di Eropa maupun Amerika, gitar tidak hanya digunakan sebagai alat hiburan semata namun juga sebagai alat pendidikan.
Direktur Utama Genta, Agung Nasution mengatakan, dari seluruh total produksi alat musik gitar, 95% melayani permintaan di pasar Internasional dan sisanya lagi di dalam negeri. Sementara untuk tujuan ekspor, Eropa masih mendominasi dengan persentase sekitar 60% ke pasar Eropa dan sisanya di Amerika dan Asia.
Baca Juga: Antony Dirga, CEO Trimegah AM: Semangat Berinvestasi Karena Dikalahkan Buffett
"Sejak krisis moneter 1998, itu kan perdagangan dunia lesu jadi sejak itu kami merambah ke dalam negeri itu kesulitan, kami berpikir untuk bisa mencari peluang ke pasar dunia. Jadi sejak tahun itu, kebetulan juga mendapat pesanan dan sampai sekarang orientasinya lebih besar porsinya di ekspor," ujar Agung kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Agung mengungkapkan, dengan melayani permintaan ekspor, untung yang didapatkan juga lebih cuan. Terlebih lagi, Genta mendapatkan dukungan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Industri Kecil dan Menengah (KITE IKM) dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.
Dengan adanya fasilitas tersebut, Genta mendapatkan fasilitas pembebasan dari kewajiban membayar bea masuk dan pajak pertambahan nilai (PPN).
Tidak hanya itu, dengan adanya fasilitas KITE IKM juga membuat proses impor dan ekspornya diberi kemudahan, seperti prosedur impor yang sederhana hingga penangguhan ketentuan pembatasan impor dan lainnya.
"Ketika kami mendapatkan fasilitas ini, pengurusan barang impor di pelabuhan itu jauh sekali berkurang. Jafi fasilitas ini benar-benar membantu kami karena lamanya pengurusan ini (barang impor) akan berpengaruh kepada besaran uang atau modal kerja yang kami harus siapkan," ungkapnya.
Baca Juga: Andreas Kurniawan baru sukses setelah 27 kali gagal berbisnis
Ia menambahkan, agar dapat bersaing dengan produk-produk sejenis ketika menjualnya ke pasar luar negeri adalah dengan menjaga kualitas produksi dan harganya juga yang harus kompetitif. Genta sendiri menjual produksi gitarnyan di range Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Beruntungya, dengan adanya fasilitas KITE IKM juga membuat harga gitarnya di pasar luar negeri semakin kompetitif.
"Waktu kan terus berjalan, artinya uang terus akan bergulir, jadi waktu bisa dihemat dan dipercepat (dengan adanya fasilitas KITE IKM), kita bisa hemat dan pada akhirnya harga lebih kompetitif," kata Agung.
Dalam produksinya, Agung mengatakan bahwa tidak semuanya bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk gitar yang berkualitas hanya menggunakan bahan baku di dalam negeri. Namun pihaknya juga harus mengimpor karena belum bisa digantikan di dalam negeri. Adapun untuk bahan baku lokal, pihaknya menggunakan kayu lokal seperti pohon mahoni dan pohon mangga.
Baca Juga: Gagal jadi tentara, sukses di BUMD
Sama halnya dengan pelaku usaha lainnya, Agung mengatakan bahwa pandemi Covid-19 juga berdampak kepada usahanya. Dirinya harus mengurangi produksinya dan harus mengatur jam kerja bagi karyawannya.
Namun dengan kegigihannya, Genta masih bisa bertahan dan bangkit lebih pulih untuk keluar dari zona tersebut. Bahkan hingga kini, Genta telah memproduksi sekitar 20 jenis atau model gitar.
"Kami punya tekad yang kuat dari perusahaan ini, sesuai dengan cita-cita kita adalah menjadi perusahaan yang dapat membuat alat musik yang paling baik di dunia," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News