Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan penelitian Monk’s Hill Ventures, terdapat gap pada pendanaan (funding gap) industri startup Asia Tenggara, khususnya dari Seri A ke Seri B dan selanjutnya dalam beberapa tahun terakhir. Gap itu disebut memicu penjualan perusahaan start up lebih cepat.
Menurut Dea Surjadi, Business Development Golden Gate Ventures, kondisi tersebut bisa saja terjadi. Langkah tersebut ia sebut tidak terlalu buruk.
“Dari sudut pandang modal ventura, keputusan merger maupun akuisisi itu banyak faktor yang mempengaruhi. Seperti performa perusahaan yang tidak lagi maksimal hingga penawaran akuisisi secara finansial dari perusahaan lain yang lebih besar. Toh founder masih dapat terlibat dalam struktur perusahaan yang baru,” tuturnya kepada Kontan.co.id (19/9).
Modal ventura asal Singapura yang fokus menyalurkan pendanaan seri A ini mengaku kerap juga memberikan strategic advice kepada startup. Selain pendanaan.
“Saat ini Golden Gate Ventures fokus di pendanaan seri A dimana dananya sekitar US$ 1 juta – 3 juta. Sebisa mungkin Golden Gate Ventures membantu tidak hanya financial capital namun juga dengan human capital, networking hingga potential partner,” katanya.
Nah, iklim startup saat ini masih memiliki selera tinggi di bidang fintech. Ada beberapa fintech yang mendapat suntikan dana dari Golden Gate seperti Modalku, Xfers, Duitpintar, Xendit, Codapay, dan Omise.
“Karena fintech ini bisa masuk ke berbagai macam sektor bisnis. Dua fokus pendanaan Golden Gate Ventures lainnya yaitu edutech dan healthcare,” ungkapnya.
Dia juga bilang dalam waktu dekat akan mengumumkan dana investasi baru dengan total nilai mencapai US$ 100 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News