Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini
Sudah lebih dari 20 tahun, Pasar Bawah, Pekanbaru, menjadi pilihan tempat bagi para pecinta guci keramik. Pamornya kian melejit lantaran Pemkot Pekanbaru menjadikan tempat ini sebagai Pasar Wisata. Tidak mengherankan jika saat ini sentra guci Pasar Bawah dikenal luas hingga ke luar daerah. Memang, di sinilah pengunjung bisa puas berbelanja beragam guci.
Falka, seorang pedagang di Pasar Bawah, merasakan bahwa selain warga Riau, banyak warga dari luar daerah yang berburu guci ke sentra ini. "Kebanyakan ibu-ibu pejabat yang kebetulan sedang tugas atau berkunjung ke Kota Pekanbaru," tutur pria yang berjualan sejak 1995 ini.
Kata Falka, mereka membeli guci keramik untuk menghias rumah. Sekali beli, masing-masing ibu pejabat itu bisa memboyong 3–4 set guci. Maklum, guci keramik merupakan barang dari Riau yang paling sering diburu pendatang, selain songket.
Kios milik Falka juga pernah didatangi tamu dari luar negeri, yaitu Malaysia. Tamu tersebut hanya membeli guci-guci yang berukuran kecil. "Sebenarnya mereka suka guci ukuran besar, tapi tidak tahu cara membawanya, jadi pilih yang kecil," ujarnya.
Para pedagang di Pasar Bawah juga kerap mengirimkan guci kepada konsumen di luar daerah, seperti Medan, Jakarta, hingga Papua. "Saya kirim pakai jasa ekspedisi," tutur Falka.
Namun, Falka tidak melayani pesanan lewat telepon atau surat elektronik. Jadi pembeli harus datang langsung ke kiosnya, memilih barang yang mau dibeli, lalu Falka akan mengirimnya ke alamat pembeli di luar Riau.
Salah satu keuntungan belanja guci di Pasar Bawah adalah, selain karena banyak pilihan, harganya juga relatif murah. Menurut Rizky, yang juga pedagang guci di Pasar Bawah, membenarkan harga yang relatif murah tersebut.
Makanya, ada pembeli yang datang yang belanja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tetapi berbelanja untuk dijual kembali. Misalnya pembeli-pembeli dari dari Padang, Sumatra Barat. "Banyak yang setiap bulan datang ke kios kami dan mengambil guci untuk dijual lagi di daerahnya," kata pria 37 tahun ini.
Kata Rizky, pembeli seperti itu juga ada yang datang dari Jakarta. Nah, sudah barang tentu setelah sampai di Jakarta, harganya bisa berkali-kali lipat.
Untuk itu, para pedagang pun selalu berusaha memastikan stok mereka penuh. Mereka mendapat guci keramik antara lain dari Batam. Asal guci-guci keramik tersebut adalah asli dari China, namun penyalurnya ada di Batam.
Falka biasanya membeli stok guci dari Batam dua kali dalam sebulan. Jumlahnya berbeda-beda, tergantung dari permintaan. Setelah pembayaran beres, supplier di Batam akan mengirim barang-barang tersebut ke Pasar Bawah. Tidak jarang, ada produk kirim yang retak atau pecah dalam perjalanan.
"Kalau sudah begitu, para pedagang tidak bisa menuntut apa-apa karena sudah dibayar penuh sejak awal," ungkap Falka.
Guci-guci yang tiba di Pasar Bawah tidak langsung dipajang. Terlebih dulu, guci dibersihkan dan dipastikan tidak ada yang cacat. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
