kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harus lihai menjodohkan dan merawat cucak ijo (2)


Selasa, 05 Januari 2016 / 13:39 WIB
Harus lihai menjodohkan dan merawat cucak ijo (2)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Supaya bisa menghasilkan anakan berkualitas, kepintaran menjodohkan burung jantan dan betina merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh seorang penangkar burung cucak ijo. Proses perkawinan hanya bisa dilakukan jika kedua induk cucak ijo sudah memasuki masa birahi.

Menangkarkan burung cucak hijau atau cucak ijo terbilang tidak sulit. Untuk menghasilkan anakan yang baik, proses perjodohan burung jantan dan betina merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Tapi, proses perkawinan, peneluran, pengeraman telur hingga perawatan anakan hanya bisa dilalui jika kedua induk burung sudah berjodoh.

Menurut Haji Sabri, pembudidaya burung cucak ijo dengan bendera usaha Pondok Kicau Bird Farm (PK Bird Farm) di Jakarta, ada beberapa metode menjodohkan burung jantan dan betina. Salah satunya, menempelkan sarang burung jantan dan betina, menggantung sangkar burung jantan di kandang ternak yang berisi burung betina dan menjodohkan dalam kandang koloni.

Lamanya proses perjodohan ini, lanjut Sabri, tergantung kondisi birahi masing-masing burung. Terkadang, proses perjodohan memakan waktu lama. Ini bila  salah satu dari burung yang dijodohkan belum benar-benar dalam kondisi birahi.

Jika sudah dalam masa birahi, proses perjodohan bisa berlangsung cepat. Setelah memasuki masa kawin dan bertelur, pengeraman telur yang dilakukan burung cucak ijo betina bisa memakan waktu sampai dengan 14 hari.

Setelah itu, lima sampai 10 hari pasca proses pengeraman, telur sudah dapat diangkat dan dipisahkan ke wadah yang terpisah. Sekali mengeram, tiga indukan cucak ijo milik Sabri dapat menetaskan empat telur.

Berbeda dengan burung kenari yang bisa ditangkar dalam kandang kecil, cucak hijau butuh kandang yang lebih besar ukurannya, yakni rata-rata tinggi 2,5 meter dan lebarnya 3 meter. Di dalam kandang perlu ditanami pepohonan buah untuk tempat bertengger burung.  

Sebagai burung kontes, para penangkar juga harus merawat cucak ijo dengan baik. Hal ini penting dilakukan agar kualitas suara burung terus terjaga. Perawatan ini dapat dilakukan mulai dari perawatan kandang, penyuntikan vitamin hingga pemberian jenis pakan yang sesuai.

Enji Almansyahreza, pembudidaya burung cucak hijau lainnya asal Jakarta mengatakan, untuk menghasilkan cucak ijo berkualitas, pembudidaya harus memiliki cara untuk perawatannya. "Masing-masing cucak ijo punya kelebihan dan keunggulan, perawatannya pun harus teliti," ujarnya.

Enji bilang, dalam proses budidaya, burung cucak ijo harus diberi makan pisang dan jangkrik tiga buah dari pagi hingga sore. Selain itu, burung cucak ijo bisa diberi makan ulat dan dimandikan pada pagi dan sore hari.

Urusan menjada kesehatan, kata Enji, pembudidaya tidak disarankan memberi makanan kroto atau pelet ayam. "Pilihan pakannya pisang, dan jangan telat memberi makan," ucapnya.       

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×