kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ikan betutu, si malas yang hanya butuh tempat persembunyian (2)


Jumat, 08 April 2011 / 16:04 WIB
Ikan betutu, si malas yang hanya butuh tempat persembunyian (2)


Reporter: Dharmesta, Handoyo | Editor: Tri Adi

Membudidayakan ikan betutu tergolong mudah. Apalagi, ikan ini juga relatif tahan dengan segala cuaca. Yang harus diperhatikan, kolam harus tetap bersih karena ikan betutu riskan untuk terserang jamur.

Untuk membudidayakan ikan betutu, pemilik Griya Bahari Yayat Hidayat memiliki 30 kolam di keramba jaring apung dengan ukuran 7 x 7 meter. Dengan ukuran sebesar itu, kolam tersebut bisa menampung 500-1.000 ekor ikan betutu yang siap di konsumsi. Jika ikan masih berupa benih atau bibit, kolam tersebut bisa menampung 2.000 ekor bibit betutu.

Yayat mengaku beruntung lantaran budidaya ikan betutunya dilakukan di aliran sungai sehingga air kerambanya selalu bersih. "Ikan betutu berkembang bagus di kolam yang bersih," ujarnya.

Pemeliharaannya mudah saja. Ikan ini hanya membutuhkan makan berupa ikan pepetek. Ini adalah sejenis ikan teri yang hidup di air tawar. Selain itu, ikan betutu juga doyan makanan daging keong mas. Ikan betutu hanya membutuhkan sekali makan dalam satu hari. Untuk 1,5 ton ikan betutu, Yayat memberi makan 50 kg pepetek.

Bila tertarik mengembangbiakkannya, saran Yayat, dalam satu kolam jumlah betutu jantan dan betina harus seimbang. Seekor betutu jantan membutuhkan seekor betina. Indukan umumnya siap dikawinkan bila sudah berumur dua tahun.

Hal lain yang juga wajib diperhatikan adalah tempat beranakpinak ikan betutu. Mereka membutuhkan tempat persembunyian berupa lubang-lubang. Pembudidaya ikan biasanya menaruh paralon besar atau bekas galon pakan ayam sebagai tempat persembunyian. Telur yang dihasilkan ikan betutu indukan bisa mencapai ribuan. "Ribuan telur ini akan menempel di paralon atau galon bekas," ujarnya.

Johan, pembudidaya ikan betutu di Yogyakarta, lebih memilih membeli benih betutu ketimbang mengembangkannya sendiri. Harga per kilogram benih ikan betutu antara Rp 10.000-Rp 15.000. Ia masih kesulitan membedakan antara ikan betutu jantan dan betina. Satu kilogram benih ikan betutu umumnya hanya berisi 10 benih dengan berat masing-masing ikan seberat 100 gram.

Agar siap jual, Johan akan memelihara ikan itu hingga mencapai berat 250 gram. "Waktu yang dibutuhkan sekitar 6 bulan," ujarnya.

Berbeda dengan Yayat, Johan memelihara ikan betutu itu dalam kolam terpal dan kolam semen. Suhu air, pH dan sinar matahari tidak mempengaruhi perkembangbiakan ikan betutu. “Betutu dapat hidup di lingkungan yang ekstrem,” ujar Johan. Ia menggunakan kolam semen yang dilapisi tanah liat dan ditaburi padi untuk tempat bersembunyi betutu.

Ikan betutu yang juga kerap disebut sebagai ikan gabus malas lantaran enggan bergerak ini hanya akan makan makanan yang lewat di depannya. Johan memilih pakan ikan busuk yang diberikan dua kali, yakni pada pukul 5 pagi dan 5 sore.

Lantaran betutu bersifat kanibal, Johan memisahkan ikan betutu berdasarkan ukuran dalam kolam yang berbeda, yakni 10cm-15 cm, 16-20 cm dan 21-30 cm. Kata Johan, kendala utama budidaya betutu ini cuma satu, yaitu jamur hijau yang kerap menyerang.

Namun, pembasmiannya cukup mudah. Salah satunya dengan memberi obat antijamur dengan takaran satu sendok dicampur air dalam ember setinggi lutut orang dewasa untuk kolam 3x4 meter dan 3x5 meter.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×