Reporter: Revi Yohana | Editor: Tri Adi
Berawal dari menawarkan jasa pembuatan taman dari pintu ke pintu, kini Imam Thurmudzi sudah mempunyai gerai di tiga kota. Dalam sebulan, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 160 juta dengan laba 40%.
Imam Thurmudzi terbilang salah satu pembuat taman yang cukup sukses. Merintis usaha sejak masih duduk di bangku kuliah, dia berhasil mengembangkan bisnisnya hingga membuka cabang di beberapa daerah. Meski sempat terpuruk dalam usaha ini, dia kembali bangkit dan kini omzetnya mencapai ratusan juta sebulan.
Selepas SMA, Imam yang kini berusia 37 tahun mengambil kuliah Jurusan Arsitek Landscape Universitas Brawijaya, Malang. Semasa kuliah, di tahun 1994, dia sudah mulai menawarkan jasa pembuatan taman. "Saya menawarkannya dari pintu ke pintu," kenangnya.
Setelah lulus kuliah, Imam kemudian membuka toko yang menawarkan jasa pembuatan taman pertamanya di Malang, Jawa Timur. Sekarang ia memiliki Uri Florist yang berlokasi di Surabaya dan Yogyakarta yang buka 2002 lalu.
Salah satu konsep taman yang Imam tawarkan dan kini semakin banyak permintaan adalah taman vertikal. Contoh proyek yang sedang dia kerjakan saat ini yaitu taman vertikal untuk galeri seni Kontemporer Art yang ada di Bantul, Yogyakarta. Ia mematok tarif Rp 200.000 hingga Rp 600.000 per meter persegi untuk jasa pembuatan taman vertikal.
Kiat Imam untuk mendapatkan inspirasi model taman vertikal salah satunya dengan sering mengunjungi alam bebas. Dan tak sia-sia, banyak pelanggannya yang senang dengan konsep taman vertikal bikinan Imam.
Walau gerainya ada di Jawa Timur dan Yogyakarta, order yang masuk juga datang dari Jakarta. Saat ini omzet Uri Florist di Yogyakarta sebesar Rp 60 juta per bulan hingga Rp 100 juta. Sementara omzet Uri Florist yang ada di Malang dan Surabaya masing-masing sekitar Rp 20 juta sebulan. Dengan begitu, tiap bulan total omzetnya Rp 100 juta hingga Rp 160 juta. Dari penghasilan tersebut, ia memperoleh laba bersih yang lumayan: 30% - 40%.
Tapi, bisnis Imam tak selalu mulus sebetulnya. Tahun 2004, ia pernah ditipu oleh sub-kontraktor hingga rugi Rp 400 juta. Hanya, pelan-pelan dia bangkit dan sukses hingga sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News