Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi
Imelda Ahyar harus menempuh jalan berliku untuk menjadi desainer. Sebab, sang ayah menentang keras pilihannya untuk masuk sekolah mode. Ayah Imelda ingin anaknya masuk sekolah bisnis agar bisa meneruskan usaha keluarga di Palembang sebagai pemasok sapi dan pengelola kebun kelapa sawit.
Setiap keputusan Imelda Ahyar untuk memilih jalur di luar bisnis selalu mendapat tentangan. Sebelum mengambil studi desain, ia pernah bercita-cita menjadi arsitek. Setelah lulus SMA, Mel, begitu ia biasa disapa, sempat menempuh jurusan arsitektur di Bandung.
Meski ayahnya waktu itu menolak keras, Mel bersikukuh pada pendiriannya. Ia tetap kuliah di jurusan arsitektur. Tapi, tekad baja Mel tidak juga meluluhkan hati sang ayah. Di bulan ke delapan studinya, ia terpaksa harus menuruti keinginan sang ayah dan kembali ke Palembang untuk membantu bisnis keluarganya.
Walau harus menjalani pekerjaan sebagai akuntan di perusahaan keluarga dengan terpaksa, toh itu tidak membuat Mel berhenti memimpikan profesi yang sejatinya ia sangat inginkan, menjadi perancang busana.
Ketika di tahun 2000 sedang booming industri fashion yang mencetak desainer-desainer muda di Indonesia, Mel pun tertarik menjajal kemampuan merancang busana, sekalipun ia tidak memiliki latar belakang sama sekali sebagai desainer fashion.
Saat usia 19 tahun, Mel mantap memutuskan untuk belajar desain fashion yang ia nilai tidak jauh berbeda dengan merancang bangunan. "Menjadi desainer dan arsitek, sebenarnya memiliki banyak persamaan, karena sama-sama melakukan konstruksi," ujar dia.
Untuk merancang baju atau bangunan, desainer harus menyesuaikan dengan karakter pemakai atau penghuninya. Mel mengatakan, yang membedakan arsitektur dan fashion ada pada desainnya. Arsitektur menekankan struktur. Sementara, fashion lebih bersifat elegan dan feminin.
Mel suka segala sesuatu yang berbau seni. "Mendesain pakaian sesuai dengan karakter orang, begitu menarik karena ada jutaan karakter manusia yang bisa menjadi inspirasi desain pakaian," tutur dia.
Merasa fashion adalah dunianya, Mel pun memutuskan berangkat ke Paris untuk belajar di sekolah mode ESMOD, meskipun sang ayah masih berat hati melepasnya. Agar sang ayah tak kecewa, ia pun bertekad untuk bekerja keras, lulus tepat waktu, dan membuktikan pilihannya tepat.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News