Reporter: Noverius Laoli, Azis Husaini | Editor: Tri Adi
Bagi masyarakat Tionghoa, pementasan serta atraksi barongsai merupakan tradisi yang harus ada untuk memeriahkan perayaan tahun baru Imlek. Konon, pementasan barongsai bisa mengusir roh jahat. Tradisi ini pun mendatangkan rezeki bagi para pemilik usaha barongsai. Sejak awal bulan ini, pesanan jasa pertunjukan barongsai naik hingga dua kali lipat dari biasanya. Tarif sewa atraksi pun ikut-ikutan terkerek naik.
Penyewa umumnya berasal dari para pengelola pusat perbelanjaan dan hotel. Tak hanya untuk memeriahkan perayaan Imlek, mereka juga menyewa barongsai sebagai salah satu cara menggaet pengunjung.
Salah satu klub barongsai yang ketiban rezeki Imlek ini, bernama Hok Tek Tjeng Sin yang bermarkas di Jalan Palmerah, Jakarta Barat. Teguh Wang, pemilik klub Hok Tek Tjeng Sin, bilang, sejak awal bulan Januari ini, klub barongsai miliknya sudah kebanjiran pesanan. "Bahkan mereka sudah membayar uang muka 50%," ujarnya.
Dia mengatakan, dua pekan sebelum tahun baru Imlek yang jatuh pada 23 Januari 2011, ia sudah mendapatkan sedikitnya 20 order manggung. Di bulan-bulan biasa, Teguh paling banyak mendapatkan 10 order saja.
Order pertunjukan barongsai datang dari salah satu stasiun televisi swasta, pusat perbelanjaan, hotel dan apartemen. Teguh bahkan mengaku sampai kewalahan memenuhi pesanan dari konsumen. Kalau sudah tak sanggup memenuhi, ia akan membagi pesanan itu ke temannya sesama pemilik usaha barongsai. "Sekarang sudah ada lima pesanan lagi menyusul.
Hukum ekonomi pun berlaku pula di bisnis ini. Banyaknya order ini membuat Teguh tak segan-segan menaikkan tarif sewa atraksi barongsai hingga 100%. Jika pada hari biasa, ia mematok tarif antara Rp 2 juta sampai Rp 8 juta, tergantung durasi pertunjukan.
Nah, saat Imlek, tarifnya pun naik menjadi Rp 4 juta hingga Rp 15 juta untuk sekali pentas. "Tarif ini khusus untuk tempat hiburan seperti hotel dan mal," kata Teguh yang biasa memainkan barongsai selama 30 menit sampai 60 menit itu.
Tapi pada Imlek tahun ini, Teguh mengaku, rata-rata mendapatkan order Rp 8 juta sekali pentas. Jadi dengan 20 kali manggung, penghasilan dia bisa mencapai Rp 160 juta. Sekali pertunjukan ia melibatkan 25 kru tetap.
Aldo Reno, pemilik Sanggar Yidao Barongsai di Mangga Dua, Jakarta juga menaikkan tarif atraksi selama Imlek. Kalau biasanya dia mematok tarif Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta selama 30 menit tampil, pada momen Imlek, tarifnya menjadi Rp 5,5 juta per 30 menit.
Dia bilang, tarif naik lantaran sering ada pesanan mendadak sehingga membutuhkan pemain untuk stand by. Alhasil Aldo pun harus memberikan fee lebih kepada pemain tersebut.
Menjelang Imlek tahun ini, Aldo sudah mendapatkan tiga pesanan, di antaranya dari Cilandak Town Square, dan program MetroTV Golden Ways Mario Teguh. Untuk mementaskan barongsai di pusat perbelanjaan, biasanya ada beberapa persyaratan yang diminta pengelola mal. "Misalnya mereka minta tidak boleh terlalu tinggi-tinggi takut ada kecelakaan," ungkap dia.
Namun, umumnya para pemain Yidao Barongsai selalu dilatih untuk melakukan gerakan improvisasi ketika pentas. Ini agar penonton terpukau dengan atraksi barongsai.
Aldo berharap, mendekati perayaan Imlek nanti, pesanan akan terus berdatangan. "Saya yakin , sebab tahun ini kan Tahun Naga, jadi banyak keberuntungan," imbuh dia.
Pemilik Cheer Production, Indra Alvindra juga membenarkan pesanan atraksi barongsai melimpah menjelang perayaan Imlek. Ia mengaku, selama bulan ini saja, pesanan sudah naik 100% dari bulan biasa.
Indra bilang, pada Imlek tahun ini, ia sudah mendapatkan 15 pesanan manggung di berbagai tempat, terutama pusat perbelanjaan dan hotel di Jakarta. Setahun lalu, klub barongsai miliknya malah manggung selama satu bulan penuh di salah satu mal terbesar di Jakarta.
Berbeda dengan Teguh dan Reno, Indra memilih tidak menaikkan tarif pertunjukan barongsai menjelang Imlek tahun ini. Ia khawatir, kalau tarif dinaikkan, pesanan atraksi barongsai malah berkurang.
Saat ini, Indra mematok tarif Rp 5 juta sekali tampil per 45 menit. Jika penyewa barongsai meminta tambahan waktu, tarifnya akan lebih tinggi lagi. "Semuanya tergantung kesepakatan bersama," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News