Reporter: Hafid Fuad, Handoyo | Editor: Tri Adi
Memproduksi boneka tangan ternyata menguntungkan. Pasarnya pun cukup besar, mulai dari murid-murid di bangku playgrop hingga sekolah dasar. Berkat bisnis ini pula, produsen boneka tangan mampu mendulang omzet hingga Rp 60 juta per tahun dengan laba bersih 40%-50%.
Boneka adalah jenis mainan tertua yang paling banyak digandrungi anak-anak. Di antara banyak jenis boneka, salah satunya adalah boneka tangan. Boneka ini memiliki keunggulan dari boneka biasa karena bisa digerakkan dengan tangan.
Saat boneka digerakkan dengan tangan, Anda bisa mengiringi dengan suara-suara binatang, atau tokoh-tokoh cerita kesukaan anak-
anak. "Anak tentu tertarik melihat gerakan boneka dan suara itu," kata Grace Anata, pemilik usaha bonekatangan.com di Bandung, Jawa Barat.
Grace membuat dan memasarkan boneka tangan di dunia maya sejak empat tahun lalu. Perempuan yang juga dosen pendidikan anak itu memilih produksi boneka tangan karena bisa menjadi permainan yang mendidik.
Pangsa pasar terbesar Grace adalah kaum ibu yang memiliki anak berusia lima tahun ke bawah. Selain itu, Grace memiliki pelanggan dari pengelola play group, taman kanak-kanak (TK), hingga sekolah dasar (SD). "Boneka tangan ini sangat baik dimainkan saat anak mulai belajar bicara," katanya
Pembeli boneka tangan buatan Grace berasal dari berbagai kota, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Solo, Medan, hingga Papua. "Sejak tahun lalu pembeli ada yang datang dari Malaysia dan Brunei Darussalam," jelas Grace.
Grace saat ini membuat lebih 50 macam boneka tangan. Setiap jenis memiliki harga berbeda, tergantung model, ukuran, dan kerumitan pembuatan. Contoh, untuk boneka tangan model hewan ukuran 30 sentimeter (cm) x 15 cm dijual Rp 15.000 per buah. Selain model hewan, ada model juga boneka yang dibuat seperti dokter, tentara, polisi, dan lain sebagainya. Nah, boneka dengan jenis seperti ini tentu pembuatannya juga lebih rumit. Karena itu, Grace melepas boneka ini hingga seharga Rp 150.000 per buah.
Menurut Grace, cara membuat boneka tangan ini seperti membuat boneka biasa. Bahan-bahan utamanya juga sama, yakni kain jenis velboa dan nylex.
Setiap hari, bersama lima karyawannya, Grace memproduksi 200 boneka. Dengan produksi sebanyak itu, dalam sebulan Grace mampu meraup omzet hingga Rp 60 juta dengan laba sekitar 30%-50% dari omzet. "Jumlah produksi naik 50% dari tahun lalu," katanya.
Selain Grace, Luky yang tinggal di Karawang, Jawa Barat, juga memproduksi boneka serupa. Namun, Luky memproduksi boneka tangan berdasarkan pesanan. Maklum, sejatinya Luky adalah pembuat boneka biasa. Untuk boneka biasa, Luky bisa menjual dalam partai besar. "Pemesan boneka tangan biasanya datang dari pengelola wisata," katanya.
Luky menjual boneka tangan mulai harga Rp 10.000 sampai Rp 30.000 per buah. Omzet Luky tahun ini dari berjualan boneka tangan naik 5% dibandingkan dengan tahun lalu dengan omzet sebesar Rp 30 juta per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News