Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Tri Adi
Lombok memang tersohor dengan kerajinan mutia-ranya. Berkat mutiara ini, muncul pengusaha-pengusaha kreatif dan sukses dari pulau tersebut. Salah satunya, Indah Purwanti Ningsih. Bermukim di Lombok sebagai perantau, Indah justru menemukan jalannya menjadi seorang wirausaha.
Datang ke pulau di timur Bali itu, perempuan asal Surabaya ini mengikuti penempatan kerja sang suami yang seorang pegawai negeri sipil. Saat itu Indah juga bekerja di sebuah bank swasta. Setelah buah hatinya lahir, dia memutuskan berhenti bekerja agar fokus merawat anaknya.
Namun, Indah mulai gerah jika hanya berdiam diri di rumah. Dia mencoba berjualan baju secara online. Karena merasa penghasilan dari jualan baju tidak memadai, Indah pun merambah bisnis perhiasan mutiara. Dia mengambil perhiasan itu dari sejumlah toko dan perajin, untuk dijual kembali.
Saat berjualan perhiasan inilah, Indah menyadari desain mutiara terlalu sederhana dan kurang berkembang. “Hanya itu-itu saja,” kata dia. Indah melihat peluang untuk terjun lebih dalam sebagai penjual perhiasan mutiara, yakni dengan memproduksi sendiri.
Berbekal tabungan Rp 15 juta, Indah mendirikan workshop produksi mutiara sendiri pada Maret 2012. Dia pun merekrut seorang perajin perhiasan mutiara untuk membantunya. “Saya mengutamakan yang bisa menjahit mutiara,” kata Indah.
Setelah menjalani bisnis mutiara setahun, baru Indah paham soal produk. Di workshop-nya, dia pun mengkreasikan produk yang selama ini belum dilirik oleh perajin lain. Indah mulai mengembangkan aksesori mutiara, berupa bros, headband, tas, dan sepatu. Selain itu, dia juga merancang aksesori pengantin (wedding stuff) dari rangkaian mutiara.
Strategi ini cukup berhasil. Rancangan wedding stuff cepat dikenal oleh pasar dan berhasil melambungkan nama Indah Mutiara Lombok. Permintaan pun terus membeludak. “Saya tak menyangka, permintaan lebih tinggi dari suplai kami, nilainya waktu itu bisa mencapai Rp 25 juta,” kata perempuan kelahiran 4 Juli 1986 ini.
Desain tak pasaran
Sejak awal, selain produk yang berbeda, Indah juga mengenalkan konsep eksklusif pada produknya. Jadi, tidak ada produk yang sama. “Saya selalu memberikan sentuhan yang berbeda, baik dari warna ataupun hiasan lain, supaya terkesan eksklusif,” tutur lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang ini.
Tak hanya produk aksesori, Indah juga membuat perhiasan dari mutiara. Khusus untuk perhiasan, dia masih memesannya pada perajin mutiara. Tentu saja, dengan desain yang lahir dari gagasan Indah. Untuk perhiasan ini Indah menyediakan dua pilihan bahan baku pengikat mutiara: emas dan perak.
Sejak memiliki rumah produksi sendiri, Indah semakin profesional menggarap pemasarannya. Selain mengincar pelanggan lama, dia juga menitipkan produknya di gerai cenderamata yang ada di hotel.
Tak berhenti di situ, Indah pun rajin mengikuti pameran. Dari pameran ini kemudian Indah menemukan banyak konsumen baru. Maklum, produk wedding stuff ini banyak dipakai oleh pengantin berhijab, yang trennya sedang memuncak kala itu.
Loncatan terbesar diperoleh Indah ketika mengikuti pameran Wirausaha Mandiri di Jakarta. “Saat itu Indah Mutiara mencetak omzet terbesar,” kata Indah. Dari sini dia menyadari besarnya potensi bisnis aksesori mutiara.
Masa-masa seperti bulan Ramadan, Lebaran, akhir tahun serta masa liburan sekolah menjadi waktu panen baginya. “Konsumen bisa membeli dua hingga tiga perhiasan sekaligus,” kata Indah.
Biasanya, seingat Indah, konsumen yang sudah pernah membeli produk Indah Mutiara Lombok akan kembali lagi untuk belanja.
Omzetnya pun terus mendaki. Dari puluhan juta rupiah, Indah berhasil mengerek omzetnya hingga ratusan juta rupiah setiap bulan. Kondisi ini memacu semangat indah untuk menciptakan produk-produk yang makin beragam.
Pengalamannya sebagai mantan pegawai bank pun ia manfaatkan untuk menata usahanya menjadi lebih baik, seperti dengan menetapkan target-target tertentu dalam setiap periode waktu. Sebut saja, target untuk menggarap penjualan online yang harus diraihnya pada tahun pertama, lalu merambah pasar di hotel-hotel, ikut pameran besar di Surabaya dan Jakarta. Kini, Indah pun selalu mengantongi jadwal beberapa pameran yang akan ia ikuti dalam setahun ke depan.
Bukan hanya dalam hal pemasaran, Indah juga punya target untuk pengembangan karyawan. Maklum, kurangnya tenaga kreatif sering menghambat kinerja usahanya. karena itu, dia mengirimkan karyawannya untuk mengikuti kursus atau pelatihan baik tentang disain maupun produksi.
Tak lupa, Indah juga rajin meluncurkan desain baru, baik untuk aksesori maupun perhiasan mutiara. “Minimal, saya punya lima desain baru setiap bulan,” ujar dia.
Karena tak punya latar belakang sebagai desainer, untuk menggali ide-ide segar, Indah selalu menyempatkan waktu untuk melihat tren perhiasan dunia. Inilah yang juga menjadi kekuatan produk Indah Mutiara Lombok, lantaran modelnya selalu up to date.
Salah satu pelanggan Indah, David Yuwono, mengakui keindahan rancangan perhiasan Indah Mutiara ini. “Modelnya unik dan berbeda dengan yang lain. Itu yang membuat saya tertarik untuk selalu membeli produk Indah Mutiara Lombok,” ujar dia kepada Tabloid KONTAN, beberapa waktu lalu.
Kini, bukan hanya di negeri sendiri, pelanggan Indah juga tersebar hingga penduduk Australia dan Belanda. Tahun ini dia cukup percaya diri untuk memasang target penjualan hingga Rp 2 miliar.
Seperti ari mengalir
Indah Purwanti Ningsih cukup beruntung. Sejak memutuskan berhenti kerja, dan terjun dalam dunia usaha, dia belum menemui suatu kendala berarti dalam pengembangan bisnisnya. Dalam tiga tahun terakhir, dia justru mendapati omzet penjualan aksesori dan perhiasan mutiaranya terus menanjak.
Namun, bukan berarti, Indah hanya mengikuti apa yang terjadi pada usahanya seperti air mengalir. Untuk meminimalkan kegagalan yang mungkin terjadi di masa mendatang, dia selalu menetapkan target dari tahun ke tahun. “Inilah yang saya petik dari pengalaman selama bekerja sebagai bankir yang penuh target,” kata ibu satu putri ini.
Tahun ini, selain memasang perolehan target hingga Rp 2 miliar, Indah juga ingin menambah gerainya. Dia sudah menyiapkan satu ruko di Mataram, Lombok. “Ini untuk memudahkan turis-turis lokal dan asing yang sudah mengenal produk kami,” ujar Indah.
Kunci sukses lainnya, meski tetap mengutamakan perhatian untuk anak semata wayangnya, Indah berusaha untuk selalu fokus dan terus berinovasi dalam usaha ini. “Bisnis tak bisa dilakukan setengah-setengah, harus 100%,” pesan Indah.
Untuk inovasi, Indah berusaha menerjemahkannya dengan mengeluarkan produk-produk yang berbeda dengan yang ada di pasar selama ini. “Bukan nyeleneh, tapi, kita harus membuat produk yang berbeda sehingga konsumen tetap mengingat brand kita,” kata istri dari Budhi Sugiharto ini.
Buktinya, produk Indah Mutiara Lombok memang sudah terpatri dalam ingatan konsumen. Pelanggannya bahkan sering menelepon hanya untuk mengatakan produk aksesori Indah sudah digunakan dalam berbagai acara. “Setiap melihat headband atau wedding stuff dengan untaian mutiara, pasti mereka langsung ingat dengan Indah Mutiara,” ujar Indah.
Meski begitu, Indah tetap tak lupa, untuk menyajikan produk-produk yang berkualitas. Kerapian jahitan dan pilihan desain tetap menjadi keunggulan produk Indah Mutiara Lombok yang disukai pelanggannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News