Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Startup di Indonesia berpeluang besar untuk berkembang pesat. Wakil Ketua II Asosiasi Modal Ventura Indonesia untuk Startup Indonesia ( Amvesindo) Donald Wihardja menyatakan, peluang startup menjadi perusahaan unicorn masih terbuka lebar di Indonesia. Pasalnya, 40% penduduk Indonesia telah menggunakan ponsel pintar. Unicorn bisa didefiniskan sebagai private company yang telah memiliki valuasi US$ 1 miliar atau lebih.
Ia memberi contoh Go-Jek pada awalnya diterapkan pada basis pesan singkat SMS pada 2011 namun tidak jalan. "Namun ketika Go-Jek diterapkan pada smartphone, kemudian dapat berubah menjadi perusahaan unicorn," ujar Donald kepada KONTAN, Selasa (12/9).
"Di Asia Tenggara terdapat delapan unicorn. Tiga di antaranya berasal dari Indonesia yakni Go-Jek, Traveloka dan Tokopedia. Sedangkan dua unicorn lainnya memiliki core business di Indonesia dan tiga lainnya dari luar Indonesia. Hal ini menunjukan pasar Indonesia yang kaya," ungkap Donald.
Terkait road map e-commerce pemerintah yang menargetkan adanya satu startup Indonesia bertransformasi menjadi perusahaan unicorn setiap tahun. Donald memprediksi 2018 tidak ada unicorn baru. Namun ia optimistis pada 2019 ada dua unicorn baru di Indonesia. Sehingga target lima unicorn sejak 2012 hingga 2017 pun tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News