kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah kiat menghitung harga jual


Jumat, 15 Maret 2013 / 14:41 WIB
Inilah kiat menghitung harga jual
ILUSTRASI. Tanda eksfoliasi wajah berlebihan


Reporter: Umar Idris, Yuwono Triatmodjo | Editor: Tri Adi

Dalam memulai usaha, Anda pasti akan terbentur mengatur biaya produksi dan menetapkan harga jual. Dua masalah ini sangat penting Anda kalkulasi sebelum memulai usaha. Dari sini, Anda bisa memproyeksikan dan mengelola laba atau keuntungan usaha yang diinginkan setiap bulan atau setiap tahun.

Ambil contoh, usaha makanan. Saat ini banyak sekali pemain yang menggeluti bidang yang sama. Jika harga jual yang Anda terapkan ke konsumen ternyata tidak bersaing dengan pemain lain, usaha tersebut mungkin saja secara perlahan akan redup karena konsumen beralih ke tempat lain.

Nah, sebelum menentukan harga jual kepada konsumen, Anda harus menghitung betul, apa saja biaya produksi yang Anda tanggung. Perhatian terbesar patut Anda tujukan kepada biaya produksi yang menjadi faktor penting sebuah produk. Misalnya, jika Anda berbisnis ayam goreng tepung, biaya produksi paling gede adalah bahan baku ayam yang bisa senilai 30% omzet usaha. Harga ayam yang naik turun, tentu saja bakal mempengaruhi harga jual.

Secara umum, untuk menghitung biaya, Anda perlu memisahkan dua komponen biaya dalam usaha, yakni biaya tetap dan biaya variabel. Biaya listrik, telepon, dan gaji pegawai termasuk biaya tetap. Artinya, beban biaya yang tak terpengaruh volume produksi atau volume penjualan.  Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, mengatakan bahwa porsi biaya tetap tak lebih dari 50% nilai penjualan produk.

Adapun biaya variabel ialah biaya yang nilainya tergantung pada volume produksi atau volume penjualan. Biaya bahan baku dan bahan bakar mesin, contohnya, masuk dalam kelompok biaya variabel.

Tapi, jangan lupakan biaya entertainment sebagai komponen biaya. Intinya, biaya ini terpakai untuk memperlancar usaha. Misal, biaya menjamu kolega dan rekanan.

Ambil Contoh, usaha air minum dalam kemasan (AMDK) dengan kapasitas produksi 200 galon per hari. Komponen biaya operasional bisnis ini yang mencakup pengeluaran rutin tiap bulan adalah, bahan baku air sekitar 91.000 liter, sewa tempat, gaji empat pegawai, listrik, tutup galon dan tisu, bahan bakar transportasi, serta pajak. Total pengeluaran rutin per bulan berkisar 60% dari   omzet.

Strategi harga

Setelah menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan, Anda perlu menetapkan berapa harga jual ke konsumen. Menentukan harga jual akan mempengaruhi berapa banyak Anda menikmati keuntungan dan mencapai balik modal. Namun, menentukan harga jual kepada konsumen, ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan.

Menurut Wahyu Saidi, seorang konsultan usaha, menetapkan harga jual yang pas merupakan salah satu faktor utama untuk berhasil dalam berwirausaha. Anda harus menetapkan harga secara hati-hati. Sebab, laku tidaknya suatu produk sangat tergantung dari harga jualnya kepada para konsumen.

Secara umum, untuk menentukan harga jual yang pantas, pengusaha harus mengetahui harga pokok, yaitu biaya untuk mendapatkan barang itu. Biaya itu ditambah dengan biaya lain-lain serta keuntungan yang diharapkan, maka keluarlah harga jual. "Tapi, pendekatan harga pokok produksi macam ini tidak baku," ujar Wahyu.

Jika suatu produk sulit ditemui di pasaran sementara permintaannya tinggi, pengusaha bisa mematok harga jual yang tinggi. Sebaliknya, kalau ada banyak pesaing, Anda perlu menetapkan harga yang rendah. "Untuk menetapkan harga produk, setelah menghitung biaya produksi, perlu melihat harga pesaing," tambah Wahyu.

Harga jual Anda harus hampir sama dengan harga jual pesaing untuk produk sejenis. Anda boleh menetapkan harga jual sedikit lebih tinggi dari pesaing, kalau lokasi berjualan Anda lebih strategis, showroom lebih mewah, atau lebih banyak memiliki pelanggan tetap. Kalau keunggulan itu tidak ada, Anda perlu menetapkan harga yang sedikit lebih rendah.

Meskipun rendah, dari harga jual tersebut Anda tetap harus menanggung untung. "Sekitar 10% sampai 20%, itu margin wajar, asal tidak rugi," imbuh Christine Wuryanto, pengusaha kue dengan merek Chupbil dari Surabaya, Jawa Timur.

Hanya, usaha yang belum memiliki keunggulan atau yang ingin menggapai pasar lebih luas, penetapan harga jual menjadi faktor penting. Anda bisa memanfaatkan faktor harga untuk  mendatangkan pelanggan. Misalnya, dengan cara memberi potongan harga untuk produk tertentu. Tujuannya adalah, agar pelanggan berdatangan atau tertarik beralih ke produk atau jasa Anda.



Evaluasi strategi

Anda bisa memberikan potongan harga jika pelanggan membeli dalam jumlah banyak, atau membeli dengan penyerahan dalam jangka waktu tertentu. Contoh, ada pembeli yang akan menjual lagi produk di kota lain, Anda bisa memberi mereka diskon lebih besar jika pembayarannya di muka. Potongan harga seperti ini juga termasuk biaya variabel bersama biaya promosi lain.

Setelah melakukan strategi penetapan harga, Anda harus mengevaluasi semua strategi itu secara berkala. Sebab, jika pola program diskon sudah tidak memberikan efek yang bagus, pelanggan tidak peka, bahkan tidak peduli. Atau, jika pesaing sudah melakukan penetapan harga yang lebih kreatif, maka pemberian diskon menjadi sebuah strategi yang kontra-produktif.

Selanjutnya, bila penjualan sudah cukup tinggi dan telah memiliki pelanggan cukup banyak, Anda bisa mengerek harga secara bertahap sampai mendapatkan untung yang wajar. Tapi, kenaikan tidak boleh tiba-tiba atau terlalu tinggi lantaran pelanggan bisa beralih lagi ke pesaing. "Karena itu,  kenaikan harga sebaiknya bertahap agar konsumen tidak kaget," saran Christine.

Dalam menetapkan dan menaikkan harga jual produk, Anda perlu melihat daya beli konsumen yang menjadi target pasar Anda. Jika target konsumen Anda berasal dari kalangan berpenghasilan menengah ke bawah, sebagai contoh, mungkin kenaikan harga produk akan berpengaruh besar terhadap bisnis Anda, sehingga konsumen beralih ke pesaing Anda. "Lain halnya jika produk Anda bergengsi, unik, dan langka," kata Wahyu.

Jadi, selamat menghitung biaya usaha dan menetapkan harga jual secara bijak, ya.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×