Reporter: Fahriyadi, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi
Merancang perhiasan bisa menjadi profesi yang menguntungkan. Asalkan kreatif memilih bahan baku dan peka memadukan warna perhiasan, seseorang bisa menjadi perancang perhiasan tanpa perlu sekolah khusus. Dari profesi ini bisa menghasilkan duit puluhan juta rupiah.
Keindahan perhiasan ternyata tidak datang dengan sendiri. Sebuah perhiasan yang anggun dan indah merupakan hasil sentuhan dan keterampilan jemari seorang perancang perhiasan profesional.
Salah satu yang menekuni profesi perancang perhiasan ini adalah Dessy Maria Azis. Ia terjun ke dunia perhiasan sejak 2008 lalu. Kini ia menjadi perancang perhiasan di toko perhiasan etnik Rez-Q di Jakarta.
Wanita berusia 45 tahun itu menjadi perancang perhiasan karena menyukai perhiasan etnik. Bahkan, Dessy pernah merancang perhiasan etnik sendiri lantaran kesulitan mencari perhiasan etnik di pasaran.
Untuk mewujudkan rancangan sebuah perhiasan yang indah, Dessy meminta bantuan perajin perak di kota Yogyakarta atau Solo.
Dan, bak gayung bersambut, perhiasan buah tangan perdana Dessy itu ternyata banyak disukai teman dan kerabatnya.
Kesempatan itu tidak disia-siakan Dessy untuk menawarkan jasa membuat rancangan perhiasan etnik. Tanpa disangka, rancangan itu banyak yang memesan, termasuk dari Singapura dan Malaysia.
Hingga kini, saban bulan Dessy melayani 200 permintaan rancangan perhiasan. Perhiasan yang dirancang antara lain: kalung, gelang, cincin, bros, dan aksesori.
Untuk merancang perhiasan itu Dessy memanfaatkan bahan baku emas, perak dan tembaga. Selain ia memanfaatkan batu akik, druzy, kecubung, garnet, tirus, dan mutiara mabe. Seluruh bahan baku tersedia di dalam negeri. "Semakin etnik dan unik maka semakin banyak yang suka," katanya.
Tarif jasa rancangan perhiasan dari Dessy itu beragam. Mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 700.000 per unit perhiasan. Dessy mematok tarif mengacu pada kerumitan desain serta harga bahan baku. Dari usaha ini, dalam sebulan Dessy setidaknya bisa mengantongi omzet hingga Ro 50 juta dengan laba sebesar 50%.
Yang jelas, kebanyakan pelanggan Dessy menginginkan desain perhiasan yang eksklusif. Itulah sebabnya, Dessy hanya membuat 10 item dari setiap desain. "Konsumen tidak ingin model pasaran," jelas Dessy.
Selain Dessy, ada Louisa Dominique. Louisa ini sudah sembilan tahun menjadi perancang perhiasan. Kini ia sudah memiliki toko perhiasan sendiri bernama Olie Collection di Batam.
Dalam menawarkan jasa, Louisa sering mendapat pesanan rancangan paket perhiasan. Setiap paket perhiasan itu terdiri dari anting, cincin, kalung, gelang, hingga liontin.
Ia mengaku profesi sebagai perancang perhiasan saat ini cukup menjanjikan. "Apalagi penggemar perhiasan juga makin banyak," kata Louisa.
Bahan baku perhiasan besutan Louisa terdiri dari emas perak, mutiara, batu kristal, dan safir. "Tugas perancang perhiasan bukan mendesain saja, tapi juga memaksimalkan bahan yang ada," kata Louisa.
Untuk menekuni profesi ini butuh kepekaan dalam memberikan warna dan memberi tampilan. Yang tak kalah penting adalah imajinasi, profesi ini sangat membutuhkan imajinasi yang tinggi agar bisa menghasilkan perhiasan yang menarik.
Soal tarif perhiasan ini, Louisa mengaku tidak ada standar bakunya. Wanita lulusan ilmu desain grafis itu bilang, tarif tergantung dari eksklusivitas karya. Sejauh ini Louisa rata-rata mematok tarif jasa pembuatan perhiasan mulai Rp 85.000 sampai Rp 1 juta dengan omzet Rp 30 juta per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News