kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,95   -17,54   -1.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jahe emprit bisa ditanam di polibag atau tanah (2)


Rabu, 02 Juli 2014 / 15:08 WIB
Jahe emprit bisa ditanam di polibag atau tanah (2)
ILUSTRASI. Kementerian ESDM membentuk kelompok kerja (Pokja) untuk mengantisipasi larangan ekspor logam timah. KONTAN/Baihaki/4/10/2010


Reporter: Rani Nossar, Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Membudidayakan jahe emprit sebenarnya cukup mudah. Rio Saputra dari Brebes, Jawa Tengah mengatakan, cara tanam dan perawatan jahe ini hampir sama dengan penanaman jahe jenis lain.

Hanya saja, Rio memilih menanam dengan cara organik alias tanpa pestisida karena nilai jualnya akan lebih tinggi. Dia juga membuat pupuk kandang sendiri.

Dia lebih banyak menggunakan media tanam polibag daripada lahan terbuka. Jumlah polibag disesuaikan dengan jumlah bibit jahe. Benih untuk bibit jahe diambil dari rimpangnya.

Rimpang untuk benih harus dipilih yang segar, sehat dan berasal indukan yang sudah cukup tua. Setelah itu polibag dicampur dengan pupuk kandang buatan sendiri. Tanahnya juga harus gembur dan sedikit berpasir agar pertumbuhan lebih cepat.

Bagi Rio, jahe emprit tidak dapat ditanam di semua wilayah Indonesia, cuacanya tidak boleh terlalu panas.  Jika pun ditanam di tempat yang panas, harus ditanam saat musim penghujan agar kelembapan jahe bisa terjaga. "Sebab tanaman ini memang membutuhkan curah hujan yang tinggi," kata dia.

Ada cara lain untuk membudidayakan jahe, seperti yang dilakukan oleh Samsul Azhari asal Tegal. Dia, menanam jahe emprit menggunakan induk jahe  berusia minimal setahun.

Untuk media tanamnya, dia menggunakan polibag berukuran tinggi 60 sentimeter (cm). Dalam satu polibag dapat diisi dengan dua indukan. Sedangkan untuk tanahnya diusahakan menggunakan tanah gembur dan dicampur dengan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kambing. Tujuannya, agar pertumbuhan tunas lebih cepat dan banyak menghasilkan mata tunas.

Saat bibit sudah berusia dua bulan dan sudah muncul mata tunas, ada baiknya untuk menambah media tanah tujuannya agar mata tunas tertutup tanah dan terus tumbuh.

Untuk perawatannya,  tanaman ini tidak perlu banyak disiram. Apalagi saat musim penghujan. Untuk pemupukannya dapat dilakukan dalam waktu dua minggu sekali dengan bergantian antara pupuk organik dan pestisida.

Jika pada awal penanaman hingga bulan keenam butuh kelembapan tinggi, pada bulan ketujuh justru tanaman jahe harus lebih banyak memerlukan matahari. Tanaman jahe emprit tidak memerlukan air yang terlalu banyak menjelang panen, akan tetapi pada awal masa tanam diusahakan pada awal musim hujan sekitar bulan September.

Rio bilang, jahe emprit biasanya dipanen setiap 9 bulan sekali. Setelah panen, Rio tidak perlu menunggu jeda waktu untuk pembudidayaan di lahan terbuka. Tanah yang telah dipakai bisa langsung digunakan lagi menanam jahe yang baru.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×