Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi
Selain memiliki biji yang minim, jambu mutiara juga manis dan renyah. Tak heran jika buah ini dianggap unggul. Membudidayakannya cukup mudah karena tahan penyakit. Kandungan vitamin C yang tinggi membuatnya baik untuk kesehatan.
Berbagai jenis buah jambu banyak terdapat di Indonesia. Salah satunya dalah jambu mutiara. walau secara fisik sama dengan jenis biasa, namun jambu mutiara lebih unggul karena memiliki sedikit biji dengan rasa manis juga renyah.
Jambu mutiara atau sering disebut sebagai jambu mutiara karawang pertama kali ditemukan di daerah Karawang, Jawa Barat. Namun sebenarnya, jenis jambu ini berasa dari Taiwan yang kemudian dikawin silang dengan bibit jambu lokal.
Abdullah Machfud, pemilik Celebrity Nursery di Surabaya, mengatakan, hasil kawin silang jambu asal Taiwan dan jambu lokal melahirkan jenis jambu mutiara unggul. Selain rasanya yang manis dengan biji yang sedikit, jambu mutiara juga mudah dibudidayakan.
"Hanya ditanam, rajin diberi pupuk seminggu dua kali dan disiram setiap pagi dan sore. Maka, pohon jambu mutiara akan tumbuh dengan sendirinya," kata Abdullah. Jambu mutiara juga jarang terkena penyakit. Risiko membudidayakan jambu mutiara pun menjadi kecil.
Seperti membudidayakan jambu jenis lain, jambu mutiara juga wajib ditanam di tanah gembur. Untuk mendapatkan media tanah yang gembur, tanah harus dicampur dengan humus atau pupuk kandang. Selain itu, campuran tanah dan pupuk kandang itu juga dicampurkan dengan serbuk gergaji.
Tanah campuran itu kemudian dimasukkan ke dalam pot untuk media tanah bibit. "Untuk pupuk, sebaiknya menggunakan pupuk kandang yang dilarutkan 10 liter air," terang Abdullah.
Agar produktif dan menghasilkan buah yang banyak, bibit jambu harus dipangkas setiap bulan agar batang tumbuh teratur. Setidaknya butuh waktu setahun sampai bibit pohon jambu mutiara mampu berbuah.
Namun, jika bibit pohon bagus, bukan tak mungkin dalam jangka waktu enam bulan, jambu mutiara sudah bisa berbuah. Setidaknya akan ada 10 buah jambu dalam satu pohon saat panen pertama. "Semakin besar pohon, semakin banyak pula buah yang dihasilkan," papar lulusan kimia salah satu universitas di Surabaya ini.
Nugoroho, pemilik usaha budidaya tanaman Lembah Pinus di Bintaro, mengatakan, jambu mutiara berwarna hijau dengan warna daging putih atau merah tebal. "Kulit hijaunya halus meskipun ada juga yang bentol-bentol," katanya.
Ukuran jambunya pun lebih besar dibandingkan dengan jenis lain, dengan bobot kisaran satu buah jambu sebesar 500 gram.
Rasa jambu mutiara juga berbeda. Menurut Nugoho, rasanya lebih manis dan renyah. "Buah jambu ini empuk saat digigit," tambahnya. Kadar air yang tinggi serta rasa manis yang tidak berlebihan membuat buah ini sangat menyegarkan ketika dikonsumsi.
Tak hanya itu, mengonsumsi buah jambu mutiara juga baik untuk kesehatan. Hal itu karena jambu ini memiliki kandungan minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, dan kaya vitamin C.
Dengan kandungan tersebut, jambu mutiara baik untuk penderita diabetes mellitus, maag, sakit perut, buah air kecil berlebihan dan kulit. Tak hanya sari buahnya, daun dan batang pohon jambu mutiara juga bisa bermanfaat bagi kesehatan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News