Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi
Ayam goreng memang sudah menjadi menu primadona masyarakat Indonesia. Penggemarnya, mulai anak-anak hingga orangtua, golongan ekonomi menengah bawah sampai kelas atas.
Tak heran, gerai-gerai makanan cepat saji, baik yang mengusung merek internasional maupun global, tumbuh subur di negara kita. Termasuk gerai ayam goreng berupa gerobak yang merangsek hingga ke perumahan.
Rocket Chicken, misalnya. Berdiri sejak Februari 2010, restoran cepat saji ini juga menawarkan produk unggulan lain, seperti burger, steik, dan chinese food, dengan konsep makanan sehat, berkualitas, halal, cita rasa khas, serta harga terjangkau.
Nurul Atik, pendiri sekaligus pemilik Rocket Chicken, mengatakan, dirinya membuka usaha makanan cepat saji dengan menu utama ayam goreng lantaran makanan ini tidak pernah kehilangan penggemar di Tanah Air. "Bahkan, tren permintaannya terus meningkat," ujarnya.
Pendapat Nurul berdasarkan pengalamannya bekerja di berbagai gerai makanan cepat saji, seperti Kentucky Fried Chicken (KFC), California Fried Chicken (CFC), hingga McDonalds.
Selain menyediakan beragam menu, keunggulan Rocket Chicken terletak pada harga jual makanannya yang sangat terjangkau. Sebagai contoh, harga paket nasi, ayam, dan es teh hanya berbanderol Rp 6.000 seporsi. Sedang, harga paket nasi goreng, kuetiau, dan spageti Rp 6.500 per porsi.
Omzet Rp 7 juta sehari
Setelah sukses mengembangkan usahanya, Nurul menawarkan waralaba Rocket Chicken pada April 2010. Calon mitra yang ingin bergabung perlu menanam investasi awal Rp 155 juta. Investasi ini sudah termasuk biaya waralaba Rp 15 juta untuk masa kerja sama lima tahun, perlengkapan, promosi, pelatihan karyawan, bahan baku, dan kontrol manajemen.
Nurul mengklaim, omzet mitra Rocket Chicken bisa mencapai Rp 5 juta per hari di hari biasa, dan Rp 7 juta sehari di akhir pekan. Namun, ia menolak menyebutkan waktu perkiraan balik modal mitra. "Saya khawatir kalau meleset dan tidak sesuai dengan perkiraan," kata dia.
Satu gerai memerlukan minimal 12 karyawan. Rocket Chicken pusat akan menyediakan enam orang sebagai bentuk pembimbingan. Nurul menyerahkan urusan gaji karyawan ke masing-masing terwaralaba, karena tiap wilayah memiliki standar yang berbeda. Rocket Chicken pusat juga membantu survei lokasi usaha. Syarat utamanya, tentu terletak di pusat keramaian, seperti sekolah, kampus, dan perkantoran.
Rocket Chicken pusat mewajibkan pembayaran biaya royalti setiap bulan. Nurul memberi dua pilihan cara pembayaran. Pertama, royalti sebesar 25% dari laba bersih. Kedua, royalti 4% dari omzet per bulan. "Kami memberikan waktu tiga bulan untuk memilih," ujar Nurul. Jadi, tiga bulan pertama mitra bebas dari biaya royalti.
Hingga saat ini, sudah ada 89 gerai Rocket Chicken milik mitra yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten. Teguh Raharjo, mitra Rocket Chicken yang membuka outlet di Pamulang, Tangerang Selatan, mengatakan, kelebihan Rocket Chicken adalah harga paket menunya yang murah meriah tapi tetap menjaga kualitas.
Sejak membuka gerainya awal Januari 2011, Teguh membeberkan, pengunjung yang paling banyak datang dari kalangan pelajar dan mahasiswa. "Karena harga jual makanannya sesuai dengan kantong mereka," ujar dia. Omzetnya antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta sehari.
Rocket Chicken
Dukuh 04 RT 02 RW 08 Sidomoyo, Godean,
Sleman, Yogyakarta
HP. 0818277981
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News