Reporter: Fahriyadi, Eka Saputra | Editor: Tri Adi
Kedai steik sudah seabrek jumlahnya di negeri ini. Pun dengan tawaran kemitraannya. Salah satunya adalah Royal Steak yang menawarkan kemitraan dengan investasi Rp 40 juta dan Rp 137 juta. Omzet mitra bisa mencapai Rp 30 juta hingga Rp 100 juta per bulan.
Daging bakar alias steik kini sudah menjadi makanan favorit sebagian masyarakat kita. Terbukti, kedai, kafe, atau restoran yang menawarkan steik kini makin menjamur.
Banyak dari mereka yang menawarkan kemitraan. Tawaran kemitraan steik salah satunya datang dari Royal Steak yang berbasis di Pasuruan, Jawa Timur.
Berdiri pada Juni 2010, Royal Steak langsung menawarkan kemitraan. "Manajemen kami berhasil mengelola kemitraan kuliner lain dengan merek Jumbo Fried Chicken (JFC) sejak 2007," klaim Eko Budi Santosa, Business Development Manager Royal Steak.
Menurut Eko, prospek bisnis steik masih menjanjikan sebab masyarakat belum jenuh terhadap makanan ini. Apalagi, ia mengklaim, Royal Steak unggul dari segi rasa. "Rasa gurih dan pedas steik olahan kami akan mendominasi, sesuai karakteristik lidah orang Indonesia," ungkapnya.
Saat ini, Royal Steak telah memiliki tujuh gerai. Lima di antaranya milik mitra yang tersebar di Jawa Timur, Lampung, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan. Sedang dua di antaranya milik sendiri yang bercokol di Pasuruan.
Royal Steak menawarkan dua paket investasi. Yakni, paket rombong alias gerobak dengan investasi Rp 40 juta dan paket resto senilai Rp 137 juta. Nilai investasi itu sudah termasuk kerja sama lima tahun, peralatan lengkap, serta bahan baku awal.
Dengan harga jual mulai Rp 8.000 - Rp 15.000 per porsi, menurut Eko, omzet mitra yang mengambil paket rombong mencapai Rp 30 juta per bulan. Adapun omzet paket resto sebesar Rp 100 juta per bulan. Dengan tidak mengenakan royalty fee, mitra diperkirakan bisa balik modal masing-masing di bulan kelima dan kedua belas.
Pilihan menu untuk tiap paket investasi berbeda. Untuk paket rombong ada 40 menu, sedangkan paket resto memiliki 80 macam menu. Selain menu steik original dan steik tepung, Royal Steak juga menjual menu lain, seperti ayam keju dan spageti.
Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting, menilai, prospek bisnis steik masih lumayan bagus. Namun, pasar utama steik selama ini adalah masyarakat kelas menengah atas dengan harga di atas Rp 15.000 per porsi. "Bila membidik target menengah bawah, perlu edukasi dulu karena pasarnya berbeda dari warung steik umumnya," sarannya.
Soal janji balik modal dalam tawaran kemitraan Royal Steak, Edwin mengatakan, cukup masuk akal. Hanya, ia menyarankan pengelola usaha ini untuk membuka kedai milik sendiri di Jakarta. Pasalnya, kondisi pasar di Ibukota cenderung berbeda dengan di daerah. Selain persaingannya lebih ketat, tuntutannya juga lebih tinggi. Jadi, "Kalau mau buka di Jakarta, sebaiknya punya sendiri dulu untuk mencoba penetrasi, lantaran lebih sulit membuka kedai di Jakarta," pesan dia.
Royal Steak
Kompleks BCA Kav. 5B
Jl. Soekarno Hatta, Pasuruan,
Jawa Timur
HP. 082139333329
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News