kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -27,00   -0,16%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Jasa kontraktor: Untung tipis bisa manis


Selasa, 02 April 2013 / 14:44 WIB
Jasa kontraktor: Untung tipis bisa manis
ILUSTRASI. Asinan Mangga bisa disiapkan hanya dalam waktu 30 menit (Dok/Dapur Kobe)


Reporter: Fransiska Firlana, J. Ani Kristanti | Editor: Tri Adi

Untuk menikmati manisnya usaha ini ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Maklum, sekali salah langkah bisa langsung tekor sebab modal usaha ini besar. Karena itu, prinsip kehati-hatian sangat penting.

Kebutuhan hunian tinggi memicu para developer  membuka lahan perumahan baru. Pemain anyar pun bermunculan seiring prospek pasar properti yang masih cerah. Seiring dengan laju bisnis properti, peluang menjadi kontraktor masih belum redup.

Pada umumnya, developer menyerahkan pembangunan fisik perumahan pada kontraktor. Selain itu, tidak semua developer bermodal tebal. “Potensi bisnis ini masih besar, tidak heran makin banyak perusahaan konstruksi yang bermunculan. Tidak sedikit yang jadi kontraktor kagetan,” kata Himawan, pemilik PT Archindo Himajadi Multi Pratama.

Himawan, yang sudah menjadi kontraktor sejak tahun 2004, dalam setahun bisa mendapatkan dua–tiga proyek pembangunan perumahan dari developer. Himawan yang berkantor di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, itu sudah menggarap beberapa  proyek perumahan di Jakarta dan Tangerang. “Keuntungan bersihnya hanya lebih 5%,” tandasnya.

Yulisar Sis Ananda, pemilik PT Tripilar Karyadaya, kontraktor dari Semarang Jawa Tengah, bilang, keuntungan para kontraktor memang tipis. “Supaya untungnya berasa, harus menggarap beberapa unit rumah dari developer,” ujar Yulisar yang mengaku mendapat untung bersih 10% dari  tiap proyek. Untuk masuk ke bisnis ini ada beberapa faktor yang harus dipersiapkan dan diperhatikan.

Keahlian dan jaringan Demi menjadi seorang kontraktor, tentu harus memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang arsitektur dan bangunan. Pengalaman bekerja di bidang konstruksi juga penting sebelum memutuskan untuk membuka usaha sendiri. “Pengalaman kerja merupakan pintu dalam membuka jaringan bisnis ini,” jelas Himawan.

Jaringan yang dimaksud adalah jaringan klien, pemasok material, dan sumber daya manusia seperti mandor dan tukang. Dalam bisnis ini, hubungan yang terjalin tidak lepas dari rasa saling percaya.

Bila pemasok bahan bangunan maupun tukang sudah mengenal jam terbang Anda, tentu mereka akan dengan senang hati bekerja sama. Contohnya, bila pemasok material sudah mengenal Anda, maka mereka akan memberikan fasilitas utangan bahan bangunan.

Yulisar mengatakan, kontraktor belum berpengalaman lazimnya akan sulit mencari klien dan sumber daya manusia yang bisa dipercaya. Bila masih pemula, mereka harus mencari kenalan yang kenal tukang. Ada juga kontraktor yang berburu tukang ke desa-desa. Akan tetapi, bila usaha sudah mulai berjalan para tukang yang menawarkan diri. “Sumber daya menjadi salah satu kunci sukses usaha ini,” katanya.


Modal usaha

Pemilik jasa kontraktor PT Diokris Abadi, Arif Suryanto bilang, untuk memulai usaha ini Anda juga harus memiliki modal yang besar. Hitungan kasarnya, kontraktor seharusnya memiliki modal setara 30% dari nilai proyek yang akan menjadi target bisnis. Biaya itu belum termasuk; investasi kantor, perlengkapan dan peralatan kantor, dan izin usaha.

Untuk menekan investasi awal, Anda bisa saja menggunakan rumah pribadi. Sementara itu perlengkapan dan peralatan kantor bisa disesuaikan kebutuhan lebih dulu. Yang jelas, usaha ini harus berbadan hukum seperti CV atau PT. Biaya legalitas perusahaan ini berkisar Rp 1 juta hingga Rp 20 juta. “Syarat teknis dari pengembang tidak banyak, asal Anda bisa membangun rumah sesuai spesifikasi yang diinginkan pengembang,” jelas Yulisar.

Bila modal Anda tidak besar, sebaiknya jangan menerima tawaran pembangunan rumah mewah. Terimalah proyek yang sesuai dengan kondisi modal. “Banyaknya modal menentukan jumlah rumah yang bisa dibangun sekaligus,” kata Yulisar.

Banyak dan sedikitnya modal juga dipengaruhi oleh kelancaran pembayaran dari pengembang. Semakin lancar pembayaran, modal yang diperlukan juga semakin bisa ditekan.

Sebagai gambaran, bila pengembang menawarkan harga jual rumah rata-rata Rp 300 juta, maka Anda harus bermodal  Rp 100 juta untuk membangun satu unit rumah. Biaya pembangunan berkisar Rp 70 juta per unit untuk rumah yang dijual seharga Rp 300an juta. Sisanya, Rp 30 juta untuk cadangan.

Misal, harga bangunan Rp 1,7 juta hingga Rp 2 juta per meter persegi (m2). Bila luas rumah 36 m2, berarti biaya pembangunannya sekitar Rp 70-an juta. Profitnya berkisar 10% dari nilai proyek. Biasanya, pembangunan satu rumah memakan waktu 3 bulan hingga 3,5 bulan.

Dalam bisnis ini, Anda setidaknya membutuhkan pegawai administrasi kantor dan pengawas lapangan. “Kegiatan operasional kantor biasanya menghabiskan 5% dari total nilai proyek,” jelas Himawan.

Karena kebanyakan developer membayar dalam termin,  Anda harus punya bisnis lain. Misalnya menawarkan jasa desain arsitektur, pembangunan ataupun revonasi rumah pribadi. “Proyek pembangunan rumah pribadi lebih mudah sekaligus pembayarannya lebih lancar,” kata Ahmad Yusuf Hilmy, pemilik CV Hilmy Jaya.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×