kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jody ingin melebarkan sayap hingga kota kecil


Jumat, 19 Juni 2015 / 12:44 WIB
Jody ingin melebarkan sayap hingga kota kecil


Reporter: Silvana Maya Pratiwi | Editor: Hendra Gunawan

Sejak awal mendirikan usaha Waroeng Steak and Shake, Jody Brotoseno memang mengincar segmentasi lidah masyarakat Indonesia. Hingga dia mempopulerkan tagline yakni Waroeng Steaknya Indonesia dengan menyajikan steak yang bisa dimakan dengan nasi.

Seluruh bahan baku selama ini dia ambil dari pasar-pasar terdekat lokasi gerai. Semua produknya  halal dan tidak ada yang impor. Pria yang memiliki moto yakni hidup bermanfaat buat orang lain ini bilang, modal dalam membangun suatu usaha adalah kerja keras dan doa. "Saya dulu awal merintis usaha ini terjun langsung  mulai dari membikin meja, atap, hingga memotong daging," tuturnya.

Menjalani bisnis kuliner yang murah meriah seperti ini membuatnya tidak bisa menetapkan keuntungan yang besar. Dia bilang, margin usaha Waroeng Steak hanya berkisar 15%−18%, jauh lebih kecil dari usaha kuliner lainnya yang bisa meraup omzet lebih dari 20%.

Oleh sebab itu Jody  menyiasatinya dengan mengejar perputaran yang cepat. Dia sengaja tidak  menyediakan layanan Wifi gratis di semua outletnya, sehingga pelanggan tidak berlama-lama menghabiskan waktu duduk-duduk sehabis menyantap makanan. "Jadi perputaran konsumen bisa lebih cepat," jelasnya.

Agar usahanya terus berkembang, Jody kini memiliki tim kreatif sendiri yang bertugas untuk memantau perkembangan tren makanan dan minuman yang sedang populer di kalangan anak-anak muda. Ini penting karena pasar utamanya adalah mahasiswa dan kalangan generasi muda usia sekolah. 

Sehingga menu-menu yang ada di Waroeng Steak selalu memiliki inovasi sesuai dengan tren yang sedang berkembang.

Meski saat ini usaha Waroeng Steak and Shake miliknya sudah terbilang cukup sukses, tapi Jody kerap masih menemui sejumlah kendala. Salah satunya terkait sikap beberapa karyawan yang tidak jujur. "Saat ini memiliki karyawan yang jujur itu susah, saya lebih suka merekrut karyawan dengan latar belakang pendidikan SD atau SMP tapi jujur dan mau bekerja keras," ungkapnya.

Dia menerapkan sistem spiritual company kepada seluruh karyawannya. Salah satunya untuk memacu karyawannya agar tidak meninggalkan kewajibannya sebagai umat beragama meskipun sedang sibuk bekerja. 

Hingga kini Jody masih ingin fokus mengembangkan Waroeng Steak di Indonesia. Dia belum memiliki rencana untuk berekspansi ke luar negeri. "Di daerah Jawa saja belum banyak dibuka. Saya juga belum tertarik untuk mewaralabakan usaha ini," ujarnya.

Dengan fokus menyasar konsumen di daerah-daerah, Jody berharap menu steik murah meriah miliknya bisa dinikmati oleh masyarakat di kota-kota kecil di Indonesia. "kami mau mengembangkan di kota-kota kecil dan di mal-mal yang ada di kota-kota besar.

Dia juga berharap Waroeng Steak bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia dan benar-benar bisa menjadi produk percontohan untuk menu steik ala Indonesia yang tidak bikin kantong bolong. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×