kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.224   56,00   0,34%
  • IDX 7.217   -15,85   -0,22%
  • KOMPAS100 1.067   2,16   0,20%
  • LQ45 843   -0,28   -0,03%
  • ISSI 215   0,85   0,40%
  • IDX30 434   -0,30   -0,07%
  • IDXHIDIV20 518   0,28   0,05%
  • IDX80 122   0,16   0,13%
  • IDXV30 124   0,13   0,10%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Jualan crepes, burger, dan ayam sekaligus berinfak


Jumat, 10 Oktober 2014 / 17:38 WIB
Jualan crepes, burger, dan ayam sekaligus berinfak
ILUSTRASI. BPOM menyebut Taiwan menemukan Etilen Oksida (EtO) pada Indomie Rasa Ayam Spesial sebesar 0,187 mg/kg (ppm). REUTERS/Beawiharta


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Bisnis kuliner yang menjajakan makanan seperti ayam goreng, crepes, dan burger kian marak dengan kemunculan para pemain baru. Di tengah ketatnya persaingan, para pemain lama harus melakukan inovasi agar tetap eksis. Hal ini yang juga dilakukan oleh Namrudin, pemilik usaha kemitraan Umiku.

Saat ini, Umiku gencar menawarkan kemitraan kuliner dengan konsep 3 in 1 yang meliputi penjualan ayam goreng, crepes, dan burger dalam satu booth. Konsep baru ini diklaim ini bisa meminimalisasi biaya sewa tempat sekaligus menggenjot penjualan.

“Biasanya satu produk satu gerobak itu sewanya mahal. Biar hemat kami berikan tiga produk dalam satu gerobak,” kata Namrudin. Asal tahu saja, Namrudin sudah memulai usaha kuliner ini sejak 2008. Saat itu produk yang dijual hanya crepes dan burger.

Ketika itu Namrudin membuat konsep usaha 2 in 1, yaitu berjualan burger dan crepes dalam satu rombong. Nah, belakangan Umiku menambah satu produk lagi, yaitu ayam goreng. Sejak itu, Umiku menawarkan konsep 3 in 1. Hingga saat ini sudah ada tiga mitra yang membeli kemitraan 3 in 1 dari Umiku.

Dalam kemitraan ini, Umiku mematok biaya investasi Rp 15 juta. Fasilitas yang didapat mitra terdiri atas gerobak, perlengkapan jualan, branding, training, dan perlengkapan tambahan lainnya.

Umiku tidak mengenakan biaya royalti maupun franchise fee. Hanya saja, mitra harus mengeluarkan infak 2,5% dari total omzet setiap bulannya. Namrudin menjelaskan, konsep kemitraannya berjalan secara syariah dan infak tersebut akan digunakan untuk menyantuni anak yatim piatu.

Sedangkan untuk bahan baku dan menjaga kesegaran produk, Umiku membebaskan mitra untuk membeli bahan baku dari luar. “Karena, kalau kami yang kirim takutnya barang akan busuk di jalan,” jelasnya.

Meski banyak pemain yang sama, omzet Umiku terbilang cukup besar. Dengan harga jual produk berkisar Rp 2.000–Rp 10.000 per porsi, mitra bisa mengantongi omzet sekitar Rp 1,5 juta per hari.

Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, keuntungan bersih yang didapatkan mitra masih sekitar 30% dari omzet. Mitra bisa balik modal dalam waktu sekitar enam bulan hingga setahun.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×