kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kaktus mini: Makin unik dan langka makin mahal (2)


Selasa, 02 November 2010 / 11:05 WIB
Kaktus mini: Makin unik dan langka makin mahal (2)
ILUSTRASI. Kawasan Meikarta


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Kaktus mini memiliki bentuk yang unik dan menarik. Cara perawatannya ternyata juga unik, karena berbeda dengan jenis tanaman hias lain.

Erik Arianto, pemilik Erik Kaktus di Bandung, mengatakan ada sedikit perbedaan cara perawatan dan budidaya kaktus dibandingkan jenis tanaman lain. Perbedaan itulah yang menimbulkan anggapan bahwa perawatan kaktus cukup sulit dan tidak semua orang bisa melakukannya.

"Padahal, secara garis besar tak sulit merawat kaktus mini," katanya. Cukup diletakkan di bawah terik sinar matahari dan disiram seminggu sekali.

Meski begitu, ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam budidaya kaktus mini. Yaitu, memastikan agar temperatur ruangan tetap terjaga. Pemupukan dan sanitasi dalam pot juga harus diawasi. Menurut Erik, musuh utama kaktus adalah air hujan, selain gangguan hama dan kutu penyakit.

Untuk itulah, kreativitas pembudidaya diperlukan agar bisa menghindari ancaman pembusukan akibat cuaca lembab. Erik mencontohkan, dirinya membuat ruangan khusus di area budidaya yang disebut sungkup. Sungkup dilapisi plastik yang berfungsi menghindari kelembaban, sekaligus memaksimalkan sinar matahari.

Penggunaan sungkup membuat tanaman tak akan terpengaruh jika terjadi perubahan cuaca secara mendadak. "Sungkup dikondisikan sesuai dengan temperatur yang dibutuhkan tanaman yaitu 16-34 derajat celcius," ujarnya.

Adapun Darmaji, pemilik Darmaji Kaktus di Jakarta, mengatakan diperlukan waktu sekitar 3-6 bulan sebelum kaktus bisa dijual. "Kami lebih menyukai menanam tunas dibanding biji, karena prosesnya lebih singkat," ujarnya.

Bahan pot juga perlu diperhatikan. Erik mengatakan, pot tempat penanaman kaktus mini sebaiknya terbuat dari tanah liat, plastik, semen, keramik, atau kaca. Bahan-bahan tersebut diharapkan bisa menjaga kelembaban tanah. Sehingga, cocok sebagai media tumbuh kaktus.

Pertumbuhan kaktus yang sempurna tentu menjadi idaman Erik maupun Darmaji. Bentuk yang cantik dan sehat akan membuat pembeli senang, sehingga omzet meningkat.

Namun pertumbuhan yang sempurna saja tidak cukup. Apalagi, kaktus saat ini tidak hanya dianggap sebagai tanaman hias. Namun, banyak dipakai untuk suvenir di pernikahan dan acara perusahaan.

Sebagai suvenir, bentuk kaktus harus dibuat semenarik mungkin. Untuk itulah, Erik yang saat ini baru berumur 23 tahun, mengembangkan eksperimen kaktus mini langka dengan menyambungkan dua kaktus berbeda jenis. Eksperimen ini sangat dimungkinkan karena tanaman kaktus memiliki ratusan jenis berbeda.

Selain eksperiman penyambungan dua jenis kaktus berbeda, Erik juga melakukan riset untuk menciptakan mutan kaktus mini. Mahasiswa Fakultas Biologi Univesitas Padjajaran ini melihat bahwa jenis kaktus yang telah bermutasi sangat langka. Sehingga tanaman ini memiliki nilai jual yang tinggi.

Harga kaktus mini yang telah bermutasi saat ini bisa mencapai jutaan rupiah. Biasanya, kaktus seharga itu hanya untuk jenis kaktus yang memiliki kelainan faktor usia. Jadi, bukan berdasarkan keunikan jenis, bentuk, ataupun ukuran.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×