Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi
Ukurannya yang mungil dan bentuknya yang unik membuat kaktus mini banyak dipakai sebagai suvenir, mulai dari acara bertemakan lingkungan sampai perkawinan. Ini membuat bisnis budidaya tanaman gurun ini semakin bergairah.
Kaktus walaupun penuh duri, namun dengan bentuknya yang unik bisa menjadi tanaman hias yang digemari. Apalagi jika kaktus yang di gurun sana berukuran besar bisa disulap menjadi mini. Kaktus mini inilah yang saat ini banyak diperdagangkan sebagai tanaman hias.
Melirik peluang tersebut, sejak empat tahun lalu Erik Arianto membudidayakan kaktus di Bandung. Menurut Erik, kesan kaktus sebagai tanaman menyeramkan sudah berlalu. "Bentuknya bisa dibuat menarik hingga terkesan unik," katanya.
Dengan ratusan jenis, bentuk, warna, dan ukuran membuat kaktus mini sangat laris di pasaran. Untuk ukuran bisa disesuaikan dengan ukuran pot yang digunakan.
Erik mencontohkan, ukuran pot yang saat ini digemari adalah kaktus dengan diameter 8 cm, 10 cm, dan 12 cm. Pot tersebut cocok untuk kaktus dengan tinggi antara 7 cm-15 cm.
Selain dijual eceran kepada kolektor dan pecinta tanaman hias, kini kaktus mini juga sering dijadikan green souvenir. Tanaman yang bertahan hidup iklim yang gersang dan panas ini sering diborong oleh korporat suvenir dalam acara kampanye penghijauan. Tak jarang, tanaman ini juga dijadikan suvenir dalam acara pernikahan.
Dalam sebulan, Erik mampu menjual hingga 5.000 pot kaktus mini dengan kisaran harga Rp 5.500 - Rp 1,5 juta per pot. Tanaman kaktus seharga Rp 1,5 juta, papar Erik, adalah kaktus yang langka yang bermutasi karena faktor usia atau cara penanaman sehingga Karena harganya mahal, Erik berusaha mengembangkan kaktus mini jenis ini.
Jika di bulan-bulan biasa Erik hanya mampu menjual 5.000 pot, di bulan tertentu Erik mampu menjual kaktus mini sebanyak 10.000 pot. "Biasanya terjadi di pengujung tahun," ujar lelaki 23 tahun tersebut. Tak salah jika dalam sebulan pria yang masih menempuh kuliah di Fakultas Biologi Universitas Padjadjaran ini mampu memanen omzet rata-rata Rp 20- Rp 30 juta.
Tak hanya Erik, yang menikmati keuntungan dari tumbuhan kaktus mini ini. Ada juga Darmaji di Jakarta, yang setahun belakangan ini melalui Adjie Kaktus mulai membudidayakan kaktus mini. Adjie banyak mempromosikan hasil budidayanya lewat dunia maya. "Potensinya sangat bagus," katanya.
Ini dibuktikannya dengan banyaknya permintaan terhadap kaktus ini. "Biasanya untuk bingkisan pernikahan," ucapnya. Dalam sebulan lelaki yang menggeluti usaha tanaman sejak 2003 ini mengaku mendapatkan permintaan kaktus mini mencapai 1.000 pot. Harga jual kaktusnya sekitar Rp 4.000 - Rp 11. 000 per pot.
Dari penjualan kaktus itu, Adjie mampu omzet sekitar Rp 5 juta - Rp 10 juta. Omzetnya meningkat bila hasil eksperimen kaktusnya berhasil terjual.
Saat ini, Adjie kerap melakukan uji coba dengan menyambungkan bagian tanaman lain untuk dikombinasikan dengan kaktus. Tentu saja eksperimen ini dilakukan supaya kaktus terlihat menarik hingga bisa dijual antara Rp 300.000 - Rp 500.000 per pot.
Dengan cara itulah diharapkan kaktus tak lagi dipandang sebelah mata. Tanaman unik walaupun memiliki duri yang tajam namun bisa menjadi pelengkap dari tanaman-tanaman hias lain di rumah.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News