kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kian cantik tampilannya, kian gurih omzetnya


Senin, 16 Juni 2014 / 14:12 WIB
Kian cantik tampilannya, kian gurih omzetnya
ILUSTRASI. Kegiatan persembahan terhadap leluhur saat Imlek


Reporter: Sri Sayekti | Editor: Tri Adi

Siapa yang tidak menyukai cookies? Barangkali cuma alasan kesehatan yang membuat orang menjauh dari jenis kue modern ini. Mereka yang tak punya pantangan, apalagi anak-anak, pasti tidak akan menolak jika disodori cookies.

Peminatnya yang luas merupakan alasan utama membisniskan kue kering ini. Kita tentu mafhum bahwa beberapa cookies, macam nastar, kastengel, sagu keju, dan lidah kucing, sudah identik sebagai penghias meja tamu di masa perayaan, semacam Lebaran dan Natal.

Nah, selain menunggu perayaan tertentu, ada cara lain mengangkat permintaan terhadap cookies, yaitu membuat penampilannya semenarik mungkin. Jadi, orang tak cuma tergoda oleh rasa, tetapi juga penampilan. “Cookies hias ini bisa ramai sepanjang tahun,” tutur Peni Respati, pemilik Cake Miracles, tentang alasannya memulai usaha pembuatan cookies hias.

Godaan untuk mencicip usaha cookies cantik semakin kencang karena kebutuhan modal awal yang terbilang ringan. Simak saja pengalaman Lisa Mariyana, pemilik Dapoer Lisa yang berbisnis cookie hias sejak tahun 2010. Ketika memulai usahanya empat tahun silam, ia juga mengeluarkan Rp 500.000,

Dana itu digunakan Lisa untuk berbelanja berbagai alat pembuat kue, seperti mixer, oven, dan cetakan kue. Selain itu, ia juga membutuhkan modal untuk belanja bahan baku cookies, seperti tepung terigu protein rendah, mentega, gula bubuk, kuning telur, tepung maizena, vanila. Mereka yang berhasrat menjadi produsen cookies hias, juga harus merogoh kocek untuk belanja bahan penghias cookies, yang biasa disebut royal icing.

Peni menambahkan, modal usaha cookies bisa sangat murah, apabila si calon pebisnis sudah memiliki peralatan pembuatan kue yang standar. “Jika sudah punya alat, modal memulai sekitar Rp 100.000,” ujar dia.

Namun, jika belum memiliki peralatan, si calon pebisnis cookies bisa saja memilih yang sesuai dengan anggaran. Kini, banyak pilihan peralatan pembuatan kue yang tersedia di pasar. Bahkan, untuk beberapa jenis alat, selisih harga bisa mencapai belasan atau puluhan kali lipat. Ambil contoh oven tangkring yang harganya mulai Rp 100.000 hingga Rp 18 juta untuk yang canggih.

Bisnis pembuatan kue kering terasa semakin renyah apabila kita menyimak omzet mereka yang sudah terjun lebih dahulu. Peni membukukan omzet, saat ini antara Rp 30 juta–Rp 100 juta per bulan. Kisaran angka yang terbilang lebar itu mencakup hasil seluruh penjualan berbagai jenis kue yang dibuat Peni, mulai aneka cookies, kue ulangtahun, hingga cupcake.

Ilustrasi lebih jelas disodorkan Lisa. Ia menikmati sekitar Rp 10 juta per bulan dari hasil penjualan cookies hias. Omzet itu memang tak terlalu fantastis, namun tetap terasa legit karena tingkat keuntungan yang lumayan besar. Lisa bisa mengantongi keuntungan berkisar 50%–75% dari usaha pembuatan cookies hias.

Catatan saja, harga cookies hias Cake Miracle Rp 5.000 per satuan. Sedang banderol untuk cookies hias kemasan 250 gram Rp 70.000, dan Rp 140.000 untuk kemasan 500 gram.

Sedang Dapoer Lisa menawarkan cookies hias karakter sedang seharga Rp 5.000 per buah, dan Rp 10.000 per buah untuk ukuran jumbo. Lisa juga menjual cookies dalam kemasan stoples ukuran 250 gram seharga Rp 40.000, dan Rp 80.000 untuk 500 gram.


Modal terjangkau

Jika tertarik menjadi pembuat cookies hias, yang perlu Anda kuasai adalah proses pembuatan makanan ringan itu. Anda bisa saja merekrut orang yang ahli membuat kue. Namun jika ingin usaha pembuatan cookies Anda berkembang di masa mendatang, Anda harus siap-siap dengan kreasi baru.

Jenis kue dengan tampilan baru, atau rasa baru, bisa dipastikan akan menjaga permintaan. Ada banyak kursus pembuatan kue, termasuk cookies, yang bisa diikuti oleh calon pebisnis, namun belum mahir membuat kue.

Untuk mengasah keahlian, Anda tak perlu terburu-buru menjajakan hasil karya dapur Anda. Tak ada salahnya mengetes selera pasar dengan menawarkan cookies buatan Anda secara cuma-cuma ke saudara, kerabat atau teman. Cara semacam itu yang ditempuh Peni.

Semula, ia membuat cookies hias untuk dikonsumsi sendiri. Karena hobi menulis blog, ia selalu mendokumentasikan setiap cookies yang ia buat. Hasil foto itu ia unggah ke blognya, www.cakemiracle.blogspot.com. “Waktu itu belum jadi tren sosial media, jadi saya lebih banyak posting di blog,” tutur dia. Dari situ, Peni pun menuai order cookies hias.

Setelah usahanya semakin maju, Peni, kini, mempekerjakan 8 orang karyawan tetap. Jika ada pesanan jumlah besar, baru ia merekrut tenaga tidak tetap. Nah, mengelola karyawan ini termasuk agenda yang harus dicermati pebisnis cookies. “Mendapat SDM terlatih itu tidak gampang,” tutur Peni.

Untuk pemasaran, baik Peni maupun Lisa mengandalkan jalur online. Kini Peni memiliki website www.cakemiracle.com, sedang Lisa membuat website www.dapoerlisa.com.

Jika ingin memperluas pasar dengan cara yang sama, Anda perlu mencermati urusan pengiriman produk. Pastikan agar cookies tetap utuh saat tiba di tangan pemesan. Anda bisa menggunakan cara Lisa yaitu mengemas cookies buatannya dalam plastik bergelembung. Plastik tersebut lantas dimasukkan ke dus dengan alas tebal, seperti tripleks.

Tertarik berbisnis cookies?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×