Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi
Kendati tidak memproduksi sendiri, para pedagang di sentra penjualan knalpot di Rawa Kambing, Ciledug, selalu rutin menjaga pasokan. Setiap pekan, pedagang bisa belanja pasokan hingga 10 knalpot dari produsen dan distributor.
Menjaga pasokan barang dagangan adalah salah satu hal terpenting yang harus dilakukan setiap pelaku usaha. Maklum, jika pasokan barang lancar, roda usaha ikut berputar kencang.
Cara ini pula yang dilakukan para pedagang di sentra penjualan knalpot Rawa Kambing, Ciledug, Tangerang. Meski tidak diproduksi sendiri, para pedagang di sentra ini selalu rutin memesan pasokan kepada mitra produsen knalpot.
Habib, salah satu pedagang di sentra penjualan knalpot Rawa Kambing, Ciledug mengatakan, dalam sehari, ada satu hingga dua pelanggan datang ke tokonya untuk membeli atau sekadar reparasi knalpot sepeda motornya.
Namun, kata pria yang akrab disapa Abib itu, pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu, pelanggannya bisa bertambah menjadi sekitar lima orang. Apalagi, pada hari raya keagamaan dan hari besar lainnya, permintaan knalpot selalu naik.
"Menjelang Lebaran, pelanggan yang datang bisa 8 orang-10 orang untuk reparasi motor sebelum pulang ke kampung halaman," kata Habib.
Habib mengaku mendapatkan pasokan knalpot dan onderdil sepeda motor dari para produsen serta distributor di sejumlah daerah. "Ada sales yang kirim pasokan ke toko. Biasanya mereka dari Bogor, Tangerang, Kuningan dan Tegal," imbuhnya.
Kendati saat ini sumber pasokan knalpot melimpah, namun dalam mencari barang yang cocok untuk konsumen mudah.
Karena itu, Habib tidak mematok jumlah pasti dalam sekali belanja pasokan. Semua bergantung kebutuhan di toko. Tapi, ia bisa belanja pasokan 10 knalpot per pekan.
Habib mengaku beruntung, saat ini ia tak perlu bersusah payah dalam mencari pasokan knalpot. Sebab, kini sudah banyak produsen dan distributor knalpot yang tersebar di berbagai daerah.
Kondisi itu berbeda dengan tahun 1990-an. Ketika itu, untuk mendapatkan pasokan knalpot, Habib harus menunggu produsen yang menawarkan ke tokonya.
"Kalau dulu pesan pasokan harus menunggu lama. Sekarang, tinggal mengatur waktunya. Pasokan bisa datang seminggu sekali," imbuh pedagang berusia 33 tahun ini.
Biasanya, untuk pemesanan pasokan knalpot, Habib menghubungi pihak produsen terlebih dahulu. Setelah tiga hari diperiksa kondisi dan jumlahnya memadai, pesanan langsung diantar ke tokonya.
Karena pasokan di tokonya selalu tersedia, ia mengklaim, jarang menerima keluhan dari pelanggannya.
Uus, pedagang lainnya di sentra penjualan knalpot Rawa Kambing, Ciledug menambahkan, sejauh ini tak ada kesulitan berarti untuk memenuhi pasokan di tokonya. Menurut pedagang berusia 40 tahun ini, pasokan barang di tokonya berasal dari distributor di Tangerang, Kuningan, dan Tegal.
Menurut Uus, jika stok knalpot yang dibutuhkan pelanggan sudah habis atau produsen belum mengirim barang, biasanya ia bisa meminjam barang dari sesama pedagang knalpot.
Dia bilang, sebagian besar pelanggannya yang memesan knalpot adalah para pelajar dan bengkel sepeda motor yang berada di sekitar Tangerang. "Namun, permintaan dari bengkel tersebut tidak setiap hari," katanya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News