kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kopi robusta terbaik, ya, hanya dari Mento (1)


Senin, 07 Maret 2011 / 13:45 WIB
Kopi robusta terbaik, ya, hanya dari Mento (1)
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Euro, Hong Kong dollar, U.S. dollar, Japanese yen, pound and Chinese 100 yuan banknotes are seen in this picture illustration, January 21, 2016. REUTERS/Jason Lee/Illustration/File Photo


Reporter: Gloria Natalia | Editor: Tri Adi

Selain terkenal sebagai penghasil tembakau, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah juga terkenal sebagai produsen kopi robusta. Persisnya, di Kecamatan Candiroto. Kenaikan harga kopi dunia yang menyentuh level Rp 19.000 per kilogram, membuat senyum petani di sentra perkebunan kopi robusta mengembang.

Temanggung terletak di tengah-tengah Gunung Sumbing dan Sindoro yang menjulang tinggi ke angkasa. Dengan hawa yang sejuk, kabupaten di Jawa Tengah ini sangat cocok untuk perkebunan kopi. Itu sebabnya, Temanggung terkenal sebagai salah satu penghasil kopi robusta di Pulau Jawa.

Sentra penghasil kopi robusta terbaik di Temanggung ada di Kecamatan Candiroto. Dari Kota Temanggung, butuh waktu sekitar satu jam perjalanan darat menuju Candiroto, kecamatan yang memiliki luas hampir 6.000 hektare. Dan, Mento adalah salah satu desa di Candiroto yang menghasilkan kopi robusta terbesar dan terbaik di Kabupaten Temanggung.

Menempuh perjalanan tiga kilometer dari jalan raya kecamatan, Mento bisa dicapai setelah Anda melewati jalan berbatu. Kampung ini berpenduduk 2.285 orang. Sekitar 80% penduduk Mento bermata pencaharian sebagai pekebun kopi robusta di atas lahan seluas 148 hektare.

Petani kopi Mento tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Akur Desa Mento. Di desa ini, salah satu dusun penghasil kopi robusta adalah, Gamplok yang terletak di ujung desa. Dalam sebulan, Dusun Gamplok menghasilkan 75 hingga 90 kilogram kopi robusta.

Ketua KUB Akur Desa Mento Heru Prayitno mengatakan, seluruh petani kopi di Mento turun-temurun menggarap kebun kopi. "Di Dusun Gamplok ada 35 kepala keluarga yang bekerja sebagai petani kopi," kata Heru, 47 tahun, usai memupuk tanaman kopi robusta yang buahnya masih kehijauan di lahan miliknya.

Menurut Heru, alam sudah memberikan tanah yang cocok bagi penduduk Mento untuk berkebun kopi. Tanahnya memiliki tekstur sedang berjenis latuso dengan derajat keasaman atau Ph 6,7. Penduduk desa menanam kopi jenis robusta karena ketinggian kampung mereka yang berada di perbukitan sekitar 600 meter di atas permukaan laut.

Bila panen tiba, warga Mento sibuk memetik buah kopi robusta. Biasanya, mereka memanen kopi pada bulan Maret dan Oktober. Setelah dipetik, buah kopi kemudian dijemur lalu digiling hingga menghasilkan biji-biji kopi kering atawa kopi OC.

Biji kopi yang sudah kering lantai disangrai dan digiling, sehingga menjadi bubuk kopi robusta siap seduh. "Dari penanaman sampai pengemasan kami lakukan sendiri. Penjualan juga kami jalani sendiri," ungkap Heru.

Walaupun pengolahan kopi di Mento menggunakan cara tradisional, soal harga jual mengikuti standar internasional. Sampai awal Februari 2011, kopi robusta dijual dengan harga mencapai Rp 19.000 per kilogram (kg).

Heru bilang, tadinya, harga kopi robusta hanya sebesar Rp 12.000 per kg. Namun, ketika panen raya di akhir 2010, harganya menjulang. "Naik karena kami ikut harga pasar dunia," ujarnya.

Menurut catatan Heru, harga kopi robusta OC pada Januari hingga Maret 2010, Rp 14.000 per kg. Kemudian, selama April hingga Juni 2010, harganya naik menjadi Rp 15.200 per kg. Tapi, turun sepanjang Agustus-Oktober 2010 jadi Rp 13.750 per kg. Masuk November 2010, harganya kembali meroket menjadi Rp 16.200 per kg.

Memasuki awal 2011, harga kopi robusta naik lagi menjadi Rp 17.000 per kg, dan terus menanjak jadi Rp 18.500 hingga Rp 19.000 pada Februari 2011. "Harga ini sangat menguntungkan petani," kata Heru. Tapi, untuk harga kopi kemasan siap sedu ukuran satu kilo, Heru menjualnya seharga Rp 28.000. Adapun, kemasan 200 gram dilego dengan harga Rp 7.500 tiap kilogramnya.

Pada 2002 hingga 2007, Kecamatan Candiroto bersama Desa Mento menjadi penyumbang kopi robusta terbesar di Temanggung, menyingkirkan 19 kecamatan lainnya yang ada di kabupaten ini. Kopi robusta asal Desa Mento dijual hingga ke Surabaya, Malang, dan Medan. "Lucunya, kopi robusta yang kami hasilkan tidak dijual di Temanggung. Padahal, misi kami sebenarnya adalah ingin memasok kopi di wilayah Temanggung dulu. Tapi, ini malah lari ke luar," keluh Heru.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×