Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri
Bisnis camilan berbahan baku jamur belum surut. Buktinya, tawaran kemitraan olahan jamur marak di berbagai wilayah Tanah Air. Salah satunya adalah tawaran kemitraan dari Dwi Antara di Bali. Sesuai nama daerah asalnya, ia mengusung brand Jamur Baliku.
Berdiri tahun 2012, pada tahun yang sama Jamur Baliku resmi membuka kemitraan. Saat ini, Baliku Jamur sudah memiliki 25 mitra usaha yang tersebar di berbagai daerah di Bali. "Kalau total gerai ada 27, dua milik pusat dan sisanya milik mitra," kata Dwi.
Baliku Jamur menawarkan beberapa varian rasa jamur krispi. Antara lain rasa balado, keju, barbeque, teriyaki dan bahan-bahan saus lainnya. Ia mengklaim, jamur krispi olahannya memiliki kualitas rasa yang berbeda. "Jamur sudah direndam bumbu sebelum digoreng. Setelah digoreng jamur sudah gurih, tak perlu pakai bumbu lagi," jelasnya.
Tertarik menjadi mitra Baliku Jamur? Dwi menawarkan paket investasi senilai Rp 7 juta. Dengan biaya sebesar itu, mitra berhak mendapatkan booth, peralatan masak, gas 3 kilogram (kg), brand Baliku Jamur, pelatihan dan bahan baku awal sebanyak 50 porsi.
Dengan harga jual di kisaran harga Rp 7.000 per porsi, mitra bisa mengantongi omzet sebesar Rp 8 juta saban bulan. Dengan asumsi, penjualan dalam sehari minimal 40 porsi.
Setelah dikurangi biaya sewa lokasi, gaji karyawan dan biaya operasional, mitra diperkirakan masih bisa mendapatkan laba bersih sekitar 30% dari omzet. Bila target itu tercapai, Dwi memproyeksikan, mitra bisa balik modal dalam jangka waktu sekitar tiga hingga empat bulan.
Dwi mengatakan, ada juga mitra yang sudah balik modal dalam waktu hanya dua bulan saja. Dia bilang, pendapatan mitra sangat bergantung kepada lokasi usaha. "Untuk lokasi saya serahkan ke mitra, tetapi sebelum mendirikan usaha, saya survei terlebih dahulu," paparnya.
Baliku Jamur tak memungut biaya royalty sepeserpun. Namun, ia mewajibkan mitra membeli bahan baku dari pusat agar kualitas rasa jamur krispi olahannya masih tetap terjaga. "Untuk volumennya tergantung kebutuhan mitra, biasanya beli jamurnya itu seminggu sekali," kata Dwi.
Ia masih gencar menggaet mitra di daerah Bali dengan target 50 hingga 70 mitra yang ada di pelosok Bali. Ia juga membidik mitra di luar pulau tetapi dengan brand yang berbeda. "Kalau Baliku Jamur ini brand-nya khusus Bali, tetapi untuk yang di luar kota masih dalam tahap perencanaan," terang Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News