Reporter: Dharmesta, Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi
Pasar sabun herbal makin menggiurkan ditandai dengan menjamurnya sabun berbahan baku tanaman dan buah-buahan di pasar. Gaya hidup yang ramah terhadap lingkungan itu turut mendorong bisnis sabun herbal yang dipercaya lebih sehat pada kulit. Dari bisnis sabun herbal, seorang produsen bisa meraup omzet hingga Rp 16 juta per bulan.
Kesadaran hidup ramah pada lingkungan sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. Belakangan, makin banyak orang menerapkan gaya hidup ini dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya bentuknya adalah menggunakan sabun herbal.
Selain ramah terhadap lingkungan, sabun berbahan baku tanaman dan juga buah-buahan ini juga dipercaya lebih menyehatkan kulit.
Kebutuhan akan sabun herbal di kalangan pecinta lingkungan ini pula yang ditangkap Rahmawati Husein, pemilik CV Nuansa Herbal. Berkantor di Petukangan, Jakarta Barat, Rahma panggilan karib Rahmawati memproduksi merek Nuansa Sabun Herbal berbahan sayuran dan buah-buahan.
Rahma memberikan tata cara membuat sabun herbal. Untuk menghasilkan satu liter sabun herbal, ia menggunakan 250 mililiter jus buah-buahan atau sayuran. Buah yang menjadi bahan baku sabun itu antara lain; anggur, apel, cokelat, zaitun dan mangga.
Adapun sayuran yang biasa ia pakai adalah kemangi, lengkuas, bengkuang dan banyak lagi. "Saat ini, saya sudah punya 30 jenis sabun herbal dari buah dan sayuran," ujarnya bangga.
Selain ekstrak sayuran atau buah-buahan, Rahma mengandalkan sodium hydroxide (NaOH). Kegunaan bahan adalah untuk mengeraskan sabun.
Memproduksi sabun pertama kali tahun 2009, awalnya, Rahma menjual produknya lewat dua kanal yakni menjual secara langsung dan menitipkan penjualan sabun herbal itu di beberapa salon yang ada di Jakarta.
Permintaan yang terus bertambah membuat Rahma menambah kanal jualan dengan merekrut agen penjualan hingga ke daerah. Dan, jualan lewat agen yang ternyata membawa berkah bagi bisnis Rahma.
Kini, Rahma sudah memiliki jaringan pemasaran tersebar di Kalimantan, Sumatera dan juga Papua. Dengan masa kadaluarsa yang panjang yakni setahun, produk Rahma bisa tersebar di banyak tempat.
Dengan jargon ramah lingkungan, Rahma membanderol harga sabunnya lebih mahal ketimbang sabun biasa. Satu sabun herbal ukuran 80 gram bisa mencapai Rp 15.000 per batang.
Dengan harga seperti itu, dalam sebulan, Rahma bisa menjualnya hingga 1.000 batang dengan omzet Rp 15 juta. "Labanya sekitar Rp 6 juta per bulan," terang Rahma.
Pemain lain yang berkecimpung di bisnis pembuatan sabun herbal adalah Nurhadi Estiyantara. Pemilik PT Mutiara Indonesia Prima (MIG) di Klaten, Jawa Tengah sudah memproduksi sabun herbal sejak tahun 2009 lalu, Kini, Nurhadi bisa menjual sabun herbal hingga 3.600 batang atau 300 lusin per bulan.
Soal harga, sabun herbal bikinan Nurhadi dijual seharga Rp 4.500 per batang. Dalam sebulan, Nurhadi mendulang omzet hingga Rp 16 juta. "Keuntungan bersih saya sekitar Rp 5 juta-Rp 7 juta per bulan," terang Nurhadi yang memiliki tujuh orang karyawan itu.
Agar bisa sukses menjual ribuan batang sabun herbal itu, Nurhadi memasarkan produknya lewat dunia maya. Memajang produknya di internet, Nurhadi juga membumbui sabun dagangannya dengan ragam manfaat demi menarik konsumen.
Salah satunya adalah sabun herbal memiliki aroma terapi. "Ini bisa menenangkan pemakainya," ujarnya dengan nada berpromosi.
Untuk membuat sabun dengan merek MIG, Nurhadi mengolah bahan baku seperti minyak kelapa, minyak serai, susu, minyak zaitun, madu dan buah asam, melati dan juga bunga mawar.
Penggunaan minyak zaitun juga menjadi daya tarik lantaran minyak zaitun dipercaya bisa mencegah keriput pada kulit lantaran mengandung vitamin E dalam jumlah yang banyak. Tak hanya itu, sabun herbal dari bahan minyak zaitun dapat mengendurkan otot tubuh yang tegang setelah beraktivitas harian.
Minyak zaitun juga dipercaya memiliki khasiat sebagai anti oksidan bagi kulit dan bisa melindungi kulit dari sinar matahari, menyembuhkan dan menghilangkan jerawat hingga mampu menghilangkan kulit kaki yang pecah-pecah. Dengan berbagai khasiat itu, sabun Nurhadi pun di sukai oleh konsumen lokal hingga pelosok tanah air sekaligus mancanegara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News