kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,05   4,30   0.48%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kursi goyang rotan Indonesia juga bergoyang di luar negeri


Selasa, 08 Maret 2011 / 15:16 WIB
Kursi goyang rotan Indonesia juga bergoyang di luar negeri
ILUSTRASI. Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau monitor citra satelit cuaca di gedung BMKG.


Reporter: Gloria Natalia, Handoyo | Editor: Tri Adi

Nonton teve atau baca koran, sambil duduk santai di kursi goyang memang nikmat. Bukan hanya bagi orang yang duduk, produsen pun merasakan kenikmatan pula, saat menuai angka penjualan kursi goyang rotan yang bisa mencapai Rp 35 juta per bulan.

SEperti penjualan jenis furnitur rumahtangga lainnya, penjualan kursi goyang tak pernah menurun. Meski bukan furnitur utama dalam sebuah rumah tinggal, pembeli kursi untuk bersantai ini selalu mengalir.

Khusniyati, perajin rotan asal Cirebon, Jawa Barat bisa memproduksi hingga 100 kursi goyang tiap bulan. Dari dua jenis kursi goyang buatannya, yakni kursi goyang kayu dengan anyaman rotan dan kursi goyang berbahan rotan seluruhnya, penjualan kursi goyang full rotan lebih banyak.

Dalam sebulan, ia bisa mengantongi omzet Rp 35 juta. Khusniyati menjual kursi goyang full rotan ukuran orang dewasa seharga Rp 350.000 dan kursi goyang anak-anak dengan harga Rp 250.000.
Pemasaran kursi goyang ini mencapai Bandung, Jakarta, Pemalang, dan Kudus. Khusniyati juga merambah pasar ekspor, yakni ke Malaysia dan Arab Saudi.

Di tengah derasnya permintaan kursi goyang rotan, Khusniyati bilang, stok rotan masih terbatas. Ditambah, harga rotan tidak stabil, "Padahal, harga jualnya tetap," keluhnya.

Selain Khusniyati, Lina, pemilik UD Darwin di Deli Serdang, Sumatera Utara, juga menikmati untung kursi goyang rotan. Sebulan, ia mampu memproduksi 60 kursi goyang rotan. Harganya berkisar Rp 500.000 hingga Rp 600.000 per kursi.

Hanya, Lina masih memasarkan produknya di sekitar Sumatra saja. Yakni, Aceh, Siantar, dan Pekanbaru. Dan, Lina bisa meraup omzet
Rp 30 juta per bulan.

Berbeda dengan kedua produsen di atas yang sepenuhnya menggunakan rotan untuk pembuatan kursi goyang, Agus Syarifudin, pengusaha furnitur dari Jepara, Jawa Tengah hanya memakai rotan sebagai pelapis kursinya.

Agus bilang, kursi goyang buatannya menggunakan kayu jati atau mahoni sebagai rangkanya. "Anyaman rotan hanya untuk membalut kerangka," ujarnya.

Sebelum dianyam, rotan dicat sesuai pesanan. Bisa pakai cat melamin transparan agar warna rotan terlihat alami. Bisa juga menggunakan cat kayu, cat minyak, dan zat pewarna kain. "Kebanyakan pemesan minta polos, jadi saya memakai cat melamin," ungkap Agus.

Meski hanya sebagai pelapis, Agus selalu memakai rotan berkualitas bagus. Kualitas rotan bisa dilihat dari pelbagai segi. Mulai dari pinggiran, warna, kulit dalam, hingga kulit luar rotan.
Untuk membalut kerangka itu, Agus menghabiskan 1,5 kilo rotan. "Biasanya saya memilih rotan bertekstur keras tapi lentur. Warnanya putih bersih tak berbercak hitam," tutur dia.

Lantaran kursi goyang ini punya rangka kayu, harganya pun lebih mahal. Agus membanderol kursi goyang rotan seharga Rp 800.000 hingga Rp 1,1 juta. Harganya tergantung ukuran, warna, dan bahan. Dengan bendera Indoteakwood Jepara Furniture, ia memasarkan kursi goyang rotan sampai ke Eropa, dan India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×