kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Laba cantik hasil mengoprek sepatu


Senin, 16 Juli 2012 / 19:27 WIB
Laba cantik hasil mengoprek sepatu
ILUSTRASI. Daun salam dan kayu manis


Sumber: Kontan/16/7/2012 | Editor: Havid Vebri

Sepatu adalah pelengkap penampilan seseorang. Bahkan, sepatu bisa menjadi penarik perhatian. Tapi, sepatu yang bisa menyedot perhatian terkadang tak tersedia di pasaran. Kalaupun ada, harganya mahal karena sifatnya eksklusif, sehingga tidak terjangkau bagi pemilik bujet yang pas-pasan.

Namun, kini ada cara untuk menyiasatinya, agar bisa memakai sepatu nyentrik, dengan dana terbatas, yakni memakai jasa modifikasi sepatu. Dijamin, Anda bisa jauh lebih hemat ketimbang membeli produk aslinya.

Adalah Novia Kusumawati, pemilik Lolshoes Shop di Solo, Jawa Tengah, yang mulai menjalankan bisnis modifikasi sepatu sejak 2009. Ia mencoba memanfaatkan ceruk bisnis ini lantaran melihat potensi pasar yang masih terbuka lebar.

Awalnya, Novia yang suka menari merasa kesulitannya mencari sepatu untuk menyalurkan hobinya itu. Alhasil, dia pun merakit dan memodifikasi sepatu sesuai kebutuhannya.

Lalu, ia memperkenalkan hasil modifikasi itu kepada teman-temannya di komunitas penari. "Pesanan pun datang dan akhirnya saya lebih serius untuk menggarap bisnis ini," ungkapnya.

Untuk memenuhi pesanan, Novia mensyaratkan pelanggannya mengirimkan sketsa gambar dan ukuran sepatu yang mereka inginkan. "Alangkah lebih baik jika pelanggan juga menginformasikan keperluan penggunaan sepatu tersebut agar bisa diberi masukan sebelum pengerjaan," katanya.

Sampai saat ini Novia hanya memodifikasi sepatu standar yang dia beli dari Bandung dan kemudian ia modifikasi dengan tambahan manik-manik ataupun gesper. "Kami tak memproduksi sepatu, hanya merakit ulang sepatu sesuai keinginan pelanggan," ujarnya.

Novia memberi catatan, untuk menjalankan bisnis ini, seseorang tak harus memiliki pengetahuan tentang sepatu, lo. Hanya perlu kreativitas, keuletan, dan kesabaran. "Prosesnya detail, pengerjaannya bisa memakan waktu hingga 14 hari," jelasnya.

Sekarang Novia menawarkan jasa mengoprek sepatu via online. Ia mempekerjakan empat karyawan untuk mengerjakan order modifikasi sepatu rata-rata sekitar 100 pasang sebulan. Setiap pasang sepatu ia mematok tarif jasa Rp 150.000 - Rp 300.000.

Walhasil, omzet setiap bulannya bisa mencapai Rp 20 juta, dengan margin keuntungan sebesar 30%. Pelanggan Novia kebanyakan datang dari Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.

Pemesan umumnya memakai sepatu modifikasi untuk keperluan panggung, baik menari, master of ceremony (MC), atau band. "Mayoritas yang kami modifikasi adalah sepatu wedges untuk wanita, dan boots panjang atau sport untuk pria," tuturnya.

Selain Novia, Heri Ristamaji, perajin dan pemilik Lapak Belanja asal Cibaduyut Bandung, juga menggarap ceruk bisnis modifikasi sepatu. Dengan modal keahlian yang ia miliki saat bekerja di pabrik sepatu, Heri mengembangkan keahlian melukis untuk mengembangkan bisnis ini.

"Kami biasanya meminta konsumen datang ke tempat kami dan membuat gambar bentuk modifikasi sepatu yang dipesan," kata dia.

Setelah itu, sepatu ia kerjakan secara handmade atau kerajinan tangan. Heri menerima pesanan aneka sepatu dan sandal, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik sepatu atau sandal untuk laki-laki maupun perempuan.

Sebagian besar garapan Heri berupa sepatu gunung, sepatu show untuk manggung, dan juga sepatu khusus safety. Pemesan sepatu safety biasanya perusahaan-perusahaan pertambangan untuk keperluan pegawai mereka.

Heri membanderol sepatu buatannya mulai dari Rp 110.000 - Rp 800.000 per pasang. Jika sepatu terbuat dari bahan kulit buaya, maka harganya jauh lebih mahal. Dalam sebulan, Heri memproduksi sekitar 50 pasang, dengan omzet Rp 10 juta-Rp 15 juta. Ia bercita-cita bisa mencetak sepatu hingga 1.000 pasang per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×