kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laris di musim nikah, sepi saat Ramadan (2)


Kamis, 05 Juni 2014 / 14:18 WIB
Laris di musim nikah, sepi saat Ramadan (2)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Sentra penjualan kue basah di Jalan Dr. Sitanala, Kota Tangerang, Banten, selalu ramai pembeli. Setiap hari ada saja pembeli yang mampir ke sentra ini buat berburu kue.

Biasanya, pedagang kebanjiran order ketika sedang ramai musim hajatan pernikahan, syukuran kelahiran anak, atau tahlilan orang meninggal. "Lumayan sekali jika ada hajatan. Itu yang paling kami tunggu-tunggu," kata Alasdiyanto, salah satu pemilik kios kue di Jalan Dr. Sitanala.

Untuk keperluan hajatan ini, konsumen bisa membeli hingga 500 kue atau lebih. Namun untuk kue hajatan ini konsumen wajib melakukan pemesanan dua hari sebelumnya. "Jadi saya bisa minta bantuan teman yang lebih banyak, dan buat hingga 3.000 buah," kata pria yang akrab disapa Alas ini.

Cuma, ada kalanya penjualan sangat sepi, terutama di bulan Ramadan. Di masa kaum muslim berpuasa itu, Supandi, penjual kue basah lainnya, terpaksa mengurangi jam buka kiosnya.

Maklum, pada hari normal, kiosnya buka dari jam 20.00 WIB hingga 12.00 WIB. Namun, saat Ramadan, jam 06.00 pagi, kiosnya sudah tutup. "Lagipula kalau bulan puasa, orang jarang mau beli kue. Kalau buka puasa mereka lebih suka makanan segar," kata dia.

Untuk menyiasati selera pelanggan, Supandi juga ikut menjual makanan yang memang disukai saat berbuka puasa, seperti takjil atau jus buah. Jadi, penjualan takjil atau jus buah hanya di bulan puasa saja.

Selama Ramadan, omzet yang tadinya mencapai Rp 7 juta turun menjadi Rp 5 juta sebulan. Saat Lebaran, sentra kue ini juga akan tutup selama seminggu.

Namun, setelah melewati puasa, penjualan biasanya stabil lagi. Bahkan, penjualan cenderung naik menjelang akhir tahun, mulai dari September hingga Desember.Pasalnya, di bulan-bulan itu, banyak orang menggelar hajatan pernikahan.

Supandi sendiri mengaku tidak bisa membuat kue. Maka, untuk menghadapi tingginya permintaan, ia banyak meminta stok tambahan dengan membeli sebagian kue di Pasar Lama, Kota Tangerang.

Ada juga beberapa orang yang membuat kue di Kampung Sewan dan menitipkan hasil kue buatannya di kios Supandi. Bahkan, Supandi juga mengambil kue dari Alas. Maklum, Alas membuat sendiri beberapa jenis kue, seperti kue pepe, kue talam, kue cincin.

Menurut Alas, tidak semua pedagang bisa membuat kue karena butuh keterampilan khusus. Alas bilang, pembuatan kue dimulai pada pukul 14.00 WIB, melibatkan tiga orang karyawan. Dalam sehari, ia menghabiskan 3 kilogram (kg)–4 kg tepung sagu dan tepung beras.

Bahan baku kue itu dibeli secara grosir dari pemasok di Pasar Anyar, Tangerang. Dalam sehari, ia bisa menghasilkan kue pepe, kue talam, kue cincin, masing-masing 1.000 buah–2.000 buah.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×