kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.157   -23,10   -0,32%
  • KOMPAS100 1.099   -4,25   -0,38%
  • LQ45 870   -5,34   -0,61%
  • ISSI 220   0,66   0,30%
  • IDX30 444   -3,10   -0,69%
  • IDXHIDIV20 536   -2,26   -0,42%
  • IDX80 126   -0,51   -0,40%
  • IDXV30 134   -0,78   -0,58%
  • IDXQ30 148   -0,54   -0,36%

Layanan pesan obat tanpa harus antre dan anti lama


Sabtu, 30 November 2019 / 13:20 WIB
Layanan pesan obat tanpa harus antre dan anti lama


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha rintisan atau start up bidang kesehatan tengah naik daun dan menjadi salah satu layanan yang disoroti publik. Pasalnya, layanan yang ditawarkan start up ini semakin mempermudah orang-orang untuk berobat tanpa harus mengantri lama.

Saat ini sudah banyak aplikasi kesehatan yang populer dan diminati masyarakat karena mampu mengatasi citra "ribet" ketika harus berobat. Salah satunya yang tengah coba masuk pasar kesehatan secara digital adalah aplikasi GoApotik.

Baca Juga: Anak usaha baru Kalbe Farma (KLBF) mengembangkan aplikasi distribusi produk kesehatan

GoApotik merupakan layanan atau aplikasi yang memberikan kemudahan bagi pasien lewat fitur-fitur seperti penjualan online dan pelayanan kefarmasian secara digital dengan transaksi online untuk obat bebas, obat resep, alat kesehatan, dan produk nutrisi. Selain itu, ada juga fitur chat dengan apoteker bagi pelanggan yang ingin berkomunikasi langsung dengan apoteker. Ada juga sumbangan atau donasi ke pasien yang membutuhkan pengobatan.

Baca Juga: Assist.id tawarkan kemudahan memanajemen klinik kesehatan

Untuk sistem pengantaran berbagai obat-obatan dan alat kesehatan lainnya, GoApotek menggandeng kerja sama dengan perusahaan logistik Third Party Logistic.
Bagi pasien yang ingin menggunakannya, layanan ini bisa digunakan lewat website resmi maupun aplikasi mobile bagi pengguna Android.

Baca Juga: Sejak 2016, Halodoc kini punya 7 juta pengguna aktif

Mohamad Salahuddin, Head of GoApotik menjelaskan sejak didirikan pada tahun 2016 silam, hingga saat ini start up tersebut sudah menggandeng total 1.100 apotek atau mitra yang berlokasi di wilayah Sumatra, Jawa, dan Bali di 13 kota besar di Indonesia.

Salahuddin juga mencatat total pengguna aplikasi ini mencapai hingga lebih dari 2 juta pengguna. Menurut dia, aplikasi ini dapat digunakan secara transparan oleh para penggunanya mulai dari harga layanan hingga fitur-fitur yang disediakan juga tidak dikenakan biaya apapun. "Untuk harga layanan, kami transparan sekali jadi bisa dilihat semuanya di website atau aplikasi," kata Mohamad Salahuddin kepada KONTAN, Rabu (27/11).

Sebagai layanan kesehatan yang sangat berpengaruh pada kesehatan setiap orang, GoApotik tentunya memiliki sistem atau regulasi yang diberlakukan untuk merekrut atau bekerja sama dengan berbagai apotek sebelum resmi bergabung.

Adapun regulasi tersebut perlu di penuhi oleh apotek agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti memiliki SKU yang lengkap serta spesifikasi produk SKU di setiap apotek.

Pihaknya juga menerapkan sistem keuntungan dengan cara berbagi komisi yang juga didapatkan sebagai pendapatan bagi GoApotek. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut berapa persen komisi yang diterapkan.

Ke depannya, ia juga berharap GoApotek akan semakin banyak menggandeng mitra Apotek di kota besar lainnya serta menambahkan fitur baru yang belum bisa di informasikan. "Kami rencana ekspansi skala nasional pada 2020," katanya.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×