kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,64   8,28   0.89%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebaran Kali ini, Menjadi Periode Basah bagi Produsen Kue Kering


Sabtu, 23 April 2022 / 09:05 WIB
Lebaran Kali ini, Menjadi Periode Basah bagi Produsen Kue Kering
ILUSTRASI.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang Lebaran, masyarakat mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk bisa merayakan hari kemenangan tersebut. Salah satunya yang wajib tersedia adalah aneka camilan kue kering.

Kebetulan, momen Lebaran kali ini terbilang spesial karena mulai ada pelonggaran mobilitas karena kasus Covid-19 yang mulai melandai turun. Situasi inilah yang membuat para produsen kue kering seolah kembali mendapat durian runtuh kebanjiran orderan.

Lihat saja hasil yang didapat Eny Kurniawati, pemilik Enaz Cookies dari Kulon Progo, Yogyakarta. Di periode jelang Lebaran kali ini, ia sudah berhasil menjual  1.500 stoples kue kering selama periode jelang Lebaran. Sebagian besar kue kering jenis nastar.

Hasil tersebut meningkat 30% dari periode Lebaran tahun lalu. Bedanya, jika tahun lalu kebanyakan pembeli berasal dari luar kota, kali ini justru sebagian besar berasal dari area sekitar Yogyakarta.

"Kalau sebelumnya, pemesanan berupa bingkisan kue kering, kini kue kering stoples," kata Eny kepada KONTAN, belum lama ini.

Eny menjual ragam kue kering dengan harga mulai Rp 37.000 sampai Rp 65.000 per stoples saja. Harga tersebut sudah naik sekitar 8% dari sebelumnya efek dari lonjakan harga bahan-bahan dasar kue. Seperti tepung terigu, margarin dan lainnya.

Baca Juga: Strategi Sentra Loyang Kue di Desa Tarikolot Bisa Tembus Pasar Ekspor

Ternyata, bisnis kue kering Eny yang juga berstatus aparatur sipil negara (ASN) sangat mengandalkan penjualan online lewat media sosial. Tak heran, selama pandemi Covid-19 berlangsung selama dua tahun lebih, bisnis kue kering ternyata tetap basah.

Para pembeli kebanyakan berasal dari luar kota. Ia menduga, saat pandemi berlangsung, banyak orang yang berada di rumah dan membeli ragam makanan termasuk camilan dirinya untuk keperluan di rumah.

Sebelumnya, dirinya hanya bisa menjual kue kering rata-rata 100-200 stoples per momen Lebaran. Namun lambat laun, laju penjualan kue kering terus menanjak hingga mencapai lebih dari 1.000 stoples per momen Lebaran. Dengan hasil ini, Eny pun berencana ingin membuka toko kue sendiri untuk bisa mengembangkan usaha Enaz Cookies.

Berkah Lebaran tahun ini juga dirasakan oleh Nurul Zanah pemilik Novia Sari, usaha kue kering rumahan asal Kuningan, Jawa Barat.

Selama periode Ramadan dan jelang Lebaran tahun ini, order kue kering berupa nastar, lidah kucing, kastangel, dan lainnya juga naik 30% dari periode Lebaran tahun lalu. Yakni lebih dari 200 stoples.

Padahal, harga kue kering yang dipatok Nurul juga sudah naik Rp 10.000 per stoples efek lonjakan harga bahan baku kue. "Saya sengaja tidak mengambil keuntungan banyak," katanya kepada KONTAN.

Yang penting, usaha yang ia geluti sejak 1995 ini bisa membantu ekonomi keluarga. Untuk ekspansi pasar, Nurul bersiap merambah pasar online.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×