Reporter: Dea Chadiza Syafina, Fahriyadi | Editor: Tri Adi
Bisnis kuliner memang tak pernah lekang meski persaingan juga sangat ketat. Namun ketatnya persaingan itu tak menyurutkan niat pengusaha kuliner untuk terus berekspansi.
Salah satunya adalah Sambara. Rumah makan dengan sajian khas Sunda ini mulai menawarkan kemitraan pada Oktober 2011 ini. Saat ini, rumah makan yang berdiri sejak 2006 ini, telah memiliki lima gerai milik sendiri. "Bisa dibilang, kami sudah punya pengalaman yang cukup untuk akhirnya membuka kesempatan kemitraan," kata Eric Michael, Operational Manager Sambara.
Sambara menawarkan empat paket kemitraan. Pertama, konsep Warung Sambara dengan nilai investasi sebesar Rp 200 juta untuk calon mitra yang telah memiliki lahan, dan Rp 250 juta untuk mitra yang belum punya lahan. Mitra bisa menyediakan lahan di halaman rumah atau ruko dengan luas 30 m² sampai 40 m². Lokasi itu setidaknya berkapasitas 25 tempat duduk.
Kedua, paket Express dengan nilai investasi sebesar Rp 500 juta hingga Rp 650 juta. Untuk paket ini, lokasi harus berada di pusat perbelanjaan kelas menengah atau ruko seluas 90 m² hingga 110 m², dengan daya tampung 50 hingga 60 tempat duduk.
Ketiga, paket Resto senilai Rp 1,1 miliar sampai Rp 1,35 miliar. Lokasi paket ini adalah pusat belanja dengan luas antara 150 m2 hingga 180 m2, sehingga sanggup menampung hingga 120 pengunjung.
Empat, paket semi fine dining dengan nilai investasi Rp 2,7 miliar hingga Rp 3,5 miliar. Untuk paket ini, calon mitra harus memiliki lahan seluas 350 m² hingga 500 m². Selain itu, lahan itu juga memiliki area parkir. Selain melayani pelanggan, paket ini juga menawarkan layanan pesan antar, katering, rapat atau pernikahan."Paket ini paling lengkap," imbuh Eric.
Seluruh biaya investasi itu sudah termasuk joining fee atau hak penggunaan merek selama lima tahun dan konsep usaha. Mitra pun akan memperoleh peralatan dapur, software administrasi, pelatihan karyawan termasuk cara memasak, stok bahan baku saat pembukaan serta berbagai material promosi.
Harga menu yang ditawarkan Sambara ramah di kantong. Asumsi biaya makan per orang Rp 25.000 hingga Rp 55.000 tergantung jenis gerai. Alhasil, omzet yang diperoleh mitra pun beragam. Misalnya, omzet Warung Sambara mencapai Rp 3,5 juta per hari, omzet express Rp 7,5 juta tiap hari dan resto Rp 11 juta per hari. Sedangkan, target omzet gerai semi fine dining berkisar antara Rp 18 juta sampai Rp 22 juta per hari.
Mitra pun bisa kembali modal dalam waktu antara 20 bulan hingga 24 bulan. Uniknya, penetapan royalti fee bergantung pada lokasi mitra. "Bila target penjualan tak terpenuhi, Sambara pusat siap membantu dan tak akan mengutip royalti fee," jelas Eric.
Menurut Erwin Halim, Konsultan Waralaba dari Proverb Consulting, tawaran kemitraan Sambara ini cukup menarik karena masakan sunda sudah populer. "Karakteristik masakan sunda sesuai dengan lidah mayoritas masyarakat di pulau Jawa," ungkapnya. Potensi membuka gerai di luar Jawa pun masih ada, asalkan mitra melakukan adaptasi rasa di setiap wilayah.
Erwin pun memberi apresiasi kepada Sambara atas langkah berani melepas brand yang dikembangkannya selama enam tahun ini. "Jika mereka bisa membangun brand yang kuat, artinya mereka mampu bersaing dengan pemilik brand restoran sunda sebelumnya," imbuh Erwin.
Terkait besarnya investasi dalam setiap paket yang ditawarkan Sambara, Erwin menilai, biaya itu sudah ideal dan cukup relevan.
Sambara
Jl. Muara Rajeun No. 16
Bandung 40122
Jawa Barat
Telp. (022) 7206917
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News