Reporter: Siti Masitoh | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sapu lidi punya pasar ekspor yang menjanjikan, ternyata. Potensi inilah yang Rianto Aritonang garap. Dia adalah pemilik CV Kahaka Internasional, pembuat dan eksportir lidi yang berasal dari pelepah kelapa sawit, bahan baku sapu lidi.
Menurut Rianto, perusahaannya sudah mengekspor lidi sawit hingga ke tujuh negara. Yakni, Pakistan, India, Nepal, Bangladesh, Vietnam, dan Singapura. Rata-rata pengiriman ke semua negara itu sebanyak 12 kontainer hingga 15 kontainer per bulan.
Kahaka sudah melakukan ekspor 8.500 metrik ton lidi atau sebanyak 622 kontainer. Total nilainya mencapai US$ 3,5 juta atau setara Rp 53,85 miliar (kurs Rp 15.386 per dollar AS). Satu kontainer bisa memuat hingga 25 ton lidi senilai Rp 130 juta hingga Rp 150 juta. Lidi-lidi tersebut nanti diolah di negara tujuan menjadi sapu lidi.
"Kami juga ekspor sapu lidi siap pakai ke Singapura dengan harga Rp 10,000 hingga Rp 12.000 per buah dan dijual pihak distributor S$ 2 per buah," kata Rianto kepada KONTAN.
Baca Juga: Menganyam laba dari lidi limbah sawit khas Riau
Keberhasilan Rianto tesebut berawal saat ia melihat banyak teman-temannya yang bekerja sebagai pengepul pinang, kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.
Tumbuh besar di perkebunan kelapa sawit dan sebelumnya bekerja sebagai engineer di industri perkapalan, dia pun mulai mempelajari seluk beluk bisnis ekspor dan mencari peluang.
Melihat sekitar, ia menyadari Sumatera memiliki banyak perkebunan sawit. Dan, pelepah sawit selalu terbuang sehabis panen tiap dua minggu sekali.
Melihat peluang ekspor lidi, Rianto yakin, pelepah sawit yang terbuang bisa mendatangkan pundi-pundi uang. Kemudian, ia berbicara dengan calon pembeli dan meyakinkan mereka untuk mencoba lidi sawit.
Hingga akhirnya, pada November 2020, Rianto berhasil melakukan ekspor perdana ke India dan mendapat respons positif. Maklum, kekuatan lidi sawit tidak jauh berbeda dengan lidi kelapa, dan 20% lebih murah dari lidi kelapa.
Untuk memenuhi bahan baku lidi sawit yang berasal dari pelepah sawit, Kahaka pun bermitra dengan lebih dari 300 petani sawit yang tersebar di 15 daerah di Pulau Sumatra dan Jawa, seperti di Siantang, Dumai, Lampung, dan Pemalang.
Melihat hasil tersebut, Rianto berencana untuk memperluas pasar ekspor lidi sawit ke negara-negara Eropa dan Australia yang memprioritaskan produk ramah lingkungan.
Saat ini, Kahaka Internasional dengan bantuan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan lembaga pemerintah lainnya sedang memperkuat hubungan dengan calon pembeli dari negara-negara di Benua Eropa dan Australia.
Rianto menambahkan, Kahaka juga mulai mengekspor abu limbah janjang sawit atau tankos sebagai pupuk ke Taiwan sebanyak dua kontainer setiap bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News