kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat dari dekat rendang asli racikan Emak Padang (bagian 1)


Sabtu, 27 Juli 2019 / 10:15 WIB
Melihat dari dekat rendang asli racikan Emak Padang (bagian 1)


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masakan Padang yang terkenal dan sudah mendunia tak lain adalah rendang. Daging sapi dengan tekstur bumbu berwarna coklat kehitam-hitaman ini pasti menjadi salah satu makanan favorit kala orang bertandang ke warung makan Padang. Tak heran, saat bertandang ke kota Padang, Sumatra Barat, rendang seolah menjadi salah satu buah tangan wajib yang harus dibawa saat berkunjung ke daerah tersebut.

Siapa sangka salah satu pemasok makanan rendang sebagai buah tangan, yang sudah terbungkus rapi berada di Kampung Jao, Padang Barat. Di kampung tersebut, terdapat sekitar 20 pebisnis kuliner masakan Padang dan kebanyakan adalah kaum perempuan dengan makanan andalan adalah rendang.

Salah satu pebisnisnya adalah Fadwiko Budi Harti Ningsih, pemilik makanan rendang bermerek Randang Subana-Bana. Ia sendiri sudah menggeluti usaha tersebut sejak 2016.

Ia bersama kaum perempuan lainnya di Kampung Joa, mengembangkan usaha pembuatan rendang dengan membuat koperasi bernama Koperasi Wanita Ikaboga. "Saya menjual rendang merek pribadi tersebut ke Koperasi Wanita Ikaboga," katanya kepada KONTAN.

Perkumpulan pebisnis rendang dari kaum hawa di Kampung Joa mendapat perhatian dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Dengan modal Rp 875 juta, Ningsih bersama dengan pembuat rendang lainnya mengembangkan bisnis makanan khas tersebut secara berkelompok. Ada yang menjual secara matang dan ada juga yang menjual dalam bentuk kemasan, seperti dirinya.

Ningsih sendiri meracik rendang kemasan dalam beberapa varian. Tak lupa ia beri merek Randang Subana-Bana. Untuk ukuran 100 gr dia banderol Rp 30.000 per kemasan, isi Rp 250 gr seharga Rp 75.000 per kemasan dan yang ukuran satu kilogram seharga Rp 300.000 per kemasan.

Dalam membuat rendang, Ningsih mengaku memakai bumbu-bumbu dasar yang sering dipakai kala membuat rendang. Seperti bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, cabai merah halus, cabai rawit, ketumbar, merica, kayu manis, daun jeruk, garam dan tidak ketinggalan santan.

Yang membuat berbeda rendang bikinannya dengan yang lain adalah dari cara memasaknya. Sayang, ia tidak merinci cara memasak rendang menurut versinya. Untuk daging ia sarankan pilih yang empuk dan masih segar. "Kalau rendang di Padang pasti warnanya hitam, tidak merah," jelasnya.

Sedangkan pemain lainnya adalah Ida Nursanti, pemilik Randang Siti Nurbayah. Ia sudah berkecimpung di bisnis kuliner rendang sejak 2010. Berbeda dengan Ningsih, Ida tidak cuma membuat masakan rendang saja, tapi juga makanan ala Padang lainnya, seperti dendeng kering dan basah serta ikan bilih. "Di antara ragam jenis makanan tersebut, tetap saja yang paling laku adalah rendang," katanya ke KONTAN.

Mengenai harga rendang, ia mematok harga jual yang tidak beda dengan Ningsih. Dari hasil bisnisnya tersebut, Ida dalam sebulan sanggup meraup pendapatan hingga Rp 200 juta sebulan. Adapun Ningsih sebesar Rp 54 juta saban bulannya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×