kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat kembali kemitraan usaha gerai steik yang maju mundur


Sabtu, 09 Maret 2019 / 09:35 WIB
Melihat kembali kemitraan usaha gerai steik yang maju mundur


Reporter: Elisabeth Adventa, Hikma Dirgantara, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makanan asal Barat masih punya pasar di Indonesia. Sebut saja, piza, ayam goreng tepung, hingga steik. Makanan yang terakhir ini malah sempat menjadi tren, dengan kehadiran kedai steik yang ramah di kantung. Maklum, bahan baku utama makanan itu sejatinya potongan daging sapi yang memang berharga tidak murah.

Namun, makin gencarnya gempuran usaha makanan berembel-embel kekinian yang terjadi beberapa tahun terakhir, membuat laju bisnis gerai steik mulai dapat tantangan. Padahal, sajian berbahan daging sapi sebetulnya masih cukup populer.

Meski begitu, para pebisnis gerai steik tidak tinggal diam. Mereka kerap melakukan inovasi. Misalnya, menambah varian menu dan menggunakan bahan baku tidak biasa seperti daging kelinci.

Tapi, ada juga pemain yang terpaksa menutup usaha mereka lantaran harga daging sapi yang makin mahal dan label steik sebagai makanan mahal. Untuk lebih jelasnya, KONTAN kembali mengulas kemitraan gerai steik.

- Pleyboy Steak

Pleyboy Steak merupakan pemain steik yang cukup lama malang melintang di dunia waralaba. Kedai steik yang berpusat di Kota Bandung ini didirikan Bhakti Alamsyah pada 2009, dan menawarkan kemitraan sejak 2012.

Terakhir diulas KONTAN pada Desember 2017, Pleyboy Steak baru menjaring tujuh mitra yang bercokol di Bandung dan sekitarnya. Saat ini, mitranya bertambah banyak, jadi 20 mitra yang tersebar dari Lampung hingga Sorong, Papua. "Ini menjadi capaian yang bagus karena pertumbuhannya melebihi ekspektasi saya sebelumnya," ujar Bhakti kepada KONTAN.

Padahal, paket kemitraan yang Pleyboy Steak tawarkan mengalami kenaikan harga dibanding tahun sebelumnya. Saat itu, untuk tipe gerai berukuran 50 meter persegi (m²), harga yang dipatok sebesar Rp 200 juta. Kini, paket tersebut sudah berada di kisaran Rp 250 juta. Kenaikan juga terjadi pada tipe gerai ukuran 100 m yang saat ini harga investasinya mencapai Rp 300 juta. Sebelumnya, nilainya sebesar Rp 290 juta.

Bhakti terpaksa mengerek nilai paket kemitraan karena kenaikan harga salah satu bahan baku dari menu Pleyboy Steak, yakni daging kelinci. Sebab, pasokan daging kelinci lokal di pasaran semakin berkurang. Sedangkan pasokan daging sapi ia klaim tidak mengalami kendala. "Jadi, kami memutuskan untuk membuka peternakan kelinci sendiri dan mengirim bahannya," terang Bhakti.

Untuk terus bisa bersaing dan menarik minat pelanggan, Bhakti selalu melakukan inovasi dari segi menu. Tahun ini, dia setidaknya telah menyiapkan 12 varian baru. Contohnya, pleyboy steak crispy original, pleyboy steak pizza, pleyboy steak mozza crispy, dan pleyboy steak classic. Dia memberi banderol harga makanan baru ini Rp 15.000 hingga Rp 50.000 per porsi.

Selain menu, Pleyboy Steak pada tahun ini melakukan peremajaan wajah gerai mereka. Ini sejalan dengan upaya Pleyboy Steak untuk bisa menambah jumlah mitra usaha di tahun ini. "Kalau kayak sekarang sepertinya tidak akan meningkat drastis seperti tahun sebelumnya. Semoga setidaknya pada akhir tahun nanti bisa nambah menjadi 24 gerai milik mitra," harap Bhakti.

- Zuper Steak

Pemain berikutnya adalah Zuper Steak yang dirintis oleh Bhakti Desta Gemilang pada 2012 lalu. Enggak lama kemudian, ia langsung menawarkan kemitraan usaha.

Saat ini, total gerai Zuper Steak berjumlah enam outlet. Perinciannya: lima gerai milik mitra bisnis dan satu gerai milik pusat atau Bhakti sendiri. Semua gerai steik tesebut tersebar di Bandung.

Sebenarnya, Bhakti mengungkapkan, gerai Zuper Steak sempat 12 outlet. "Tapi, ada yang tutup, lantas ada juga yang tidak memperpanjang kerjasama, dan tidak melanjutkan sewa," jelasnya.

Meski berkurang, mulai tahun ini bakal ada tambahan gerai lagi yang siap operasi. Sebab, menurut Bhakti, tidak lama lagi akan ada mitra bisnis yang bergabung dengan membuka outlet di Kota Jakarta serta Magelang.

Dengan tambahan mitra tersebut, Bhakti pun kembali optimistis, bisnis kemitraan steiknya bisa terus tumbuh. Ia pun penuh harapan bisa membuka dua gerai Zupper Steak per bulan. "Itu target kami dan berharap bisa membuka total 24 outlet lagi sampai tahun 2020 nanti," katanya.

Bagi mitra yang ingin bergabung, ada tiga paket yang ditawarkan yakni Rp 125 juta untuk gerai tipe 25 m², Rp 150 juta buat tipe 50 m², dan Rp 175 juta untuk tipe 75 m². Dengan paket tersebut, mitra akan mendapatkan beragam fasilitas, mulai legal aspek, renovasi, peralatan dan perlengkapan, bahan baku, pelatihan karyawan, kemasan, seragam, sampai promosi.

Tidak mau kalah dengan pemain steik yang lain, Zuper Steak juga menyajikan ragam menu. Contoh, zuperchicken, zuperbeef, zuperkiddo, zuppersalad, beef steak crispy original, chicken steak pizza, chicken steak crispy original, dan masih banyak lagi. Banderol harganya Rp 15.000–Rp 50.000 per porsi.

Harga yang relatif sama dengan pemain sejenis, Bhakti maksudkan untuk bisa bersaing dan menarik banyak konsumen. Tapi, faktor lokasi yang memegang peranan dalam bisnis gerai steik.

- Bobby's Steak & Grill

Pendirinya adalah Bobby Wahyu, yang memulai usaha steik ini di 2008 dan menawarkan kemitraan dua tahun kemudian. Saat KONTAN mengupas pada 2014, Bobby's Steak & Grill Stone baru punya empat gerai di Jakarta dan Papua. Satu milik pusat dan tiga milik mitra.

Lima tahun berlalu, kini Bobby's Steak & Grill Stone gulung tikar. Bobby mengatakan, harga bahan baku daging sapi yang tidak stabil menjadi faktor utama bisnis steik miliknya tutup. Selain itu, peminat steik juga semakin menurun setiap tahunnya.

Soalnya, steik masih dianggap sebagai makanan eksklusif dan mahal, sehingga tidak banyak orang tertarik mencobanya. "Tidak semua orang mau mencobanya dan makan setiap hari. Beda dengan bakso, pecel lele, atau nasi goreng, banyak orang sudah akrab," ungkap Bobby.

Bahkan, untuk mendapatkan pasar yang lebih baik, Bobby sempat memindahkan gerai dari Tanjung Duren, Jakarta Barat, ke Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tetapi, tetap tidak membuahkan hasil, sehingga dia pun memutuskan untuk menutup gerai.

Bobby tak lagi berbisnis steik sejak 2017. Meski begitu, ada beberapa gerai milik mitra yang masih beroperasi hingga kini seperti di Papua. Yang jelas, dia sudah tidak lagi memasok bahan baku dan bumbu ke mitra. "Saya tak memaksa mitra untuk menutup gerai," ujarnya.

Sebelumnya, Bobby's Steak & Grill Stone menawarkan dua paket investasi, yakni paket steak house dan paket resto. Paket steak house dipatok seharga Rp 402 juta, sementara paket resto dengan harga Rp 280 juta.

Mitra akan mendapat hak kerjasama selama lima tahun, peralatan dapur, pelatihan, mesin kasir, furnitur, media promosi, dan bahan baku awal. Perbedaan kedua paket itu ada pada kapasitas tempat dan jumlah karyawan. Untuk steak house perlu rumah dan ruko, sedangkan resto berupa bangunan mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×