Reporter: Havid Vebri, Sanny Cicilia | Editor: Tri Adi
Bisnis klinik kecantikan masih menjanjikan untung besar. Pasarnya terbentang luas karena banyak wanita yang membutuhkan perawatan kecantikan. Kalau berniat menekuni usaha ini, Anda bisa memulai dengan membuka klinik kecantikan sederhana.
Bagi wanita, penampilan cantik seolah sudah menjadi keharusan. Bukan hal aneh bahwa banyak kaum hawa rela memboroskan waktu berjam-jam di salon kecantikan hanya demi menjaga penampilan supaya tetap menawan.
Bersyukurlah bagi mereka yang memang sudah memiliki wajah cantik, kulit putih mulus, rambut indah, dan badan langsing. Hanya dengan sedikit sentuhan, barangkali mereka sudah bisa tampil mempesona.
Mereka yang kecantikannya pas-pasan pun tak perlu rendah diri. Maklum kini banyak cara mempercantik diri. Tampil cantik dan menarik bukan hal yang sulit diwujudkan. Tinggal pergi ke salon atau klinik kecantikan, beres. Tak peduli harus membayar mahal, yang penting penampilan mereka bisa lebih segar dan menawan.
Nah, mereka yang jeli melihat peluang, usaha klinik kecantikan bisa jadi masih merupakan ladang bisnis empuk. Buktinya, klinik kecantikan yang menawarkan jasa perawatan wajah dan kulit semakin banyak bertebaran.
Kendati kian sesak, para pelaku bisnis ini masih yakin, usaha salon kecantikan masih menjanjikan. “Selama wanita masih mendambakan kecantikan, maka selama itu pula peluang bisnis ini terbuka lebar,” kata Titik Wahyudianto, pemilik klinik kecantikan bernama Griya Cantik Putri Skin Care and Beauty Salon di Probolinggo, Jawa Timur.
Kalau masih yakin dengan prospek bisnis ini, Anda pun bisa menjajal usaha klinik kecantikan ini. Modal awal usaha ini bisa menyesuaikan dengan isi kantong, kok. Jika dana terbatas, Anda bisa membuka klinik kecantikan dengan teknologi yang sederhana. Sebaliknya, jika punya modal besar, Anda bisa membuka klinik kecantikan modern dengan teknologi yang lebih canggih.
Jangan lupa, Anda juga harus memiliki tenaga ahli yang telah berpengalaman di bidang kecantikan. “Usaha ini bukan monopoli dokter spesialis kulit, yang bukan dokter juga bisa buka klinik. Tapi, kalau bisa, Anda harus mempekerjakan dokter spesialis kulit sebagai pakar kecantikan,” kata Aisyiah, pemilik Klinik Kecantikan Fennita Nanda, di Jakarta.
Para pebisnis klinik kecantikan mengaku usaha mereka menjanjikan laba lumayan gede. Contohnya Aisyiah yang bisa meraup omzet Rp 60 juta sampai Rp 80 juta saban bulan. Adapun laba bersih yang ia peroleh bisa mencapai sekitar 50% dari omzet tersebut.
Rezeki manis klinik kecantikan juga dinikmati oleh Titik. Kendati baru memulai bisnis ini empat bulan lalu, ia sudah bisa mendapatkan omzet hingga
Rp 500.000 per hari. “Omzet sebesar sudah bisa menutup biaya operasional dan gaji karyawan,” ujar Titik yang mempekerjakan lima orang karyawan.
Nah, bagi Anda yang masih awam di bisnis ini, ada beberapa kiat dari para pelaku usaha ini yang perlu Anda simak jika ingin terjun ke usaha klinik
kecantikan.
Memilih pasar
Jika Anda ingin terjun ke bisnis ini, silakan memperjelas dulu segmen pasar yang hendak dituju. Berdasar pengalaman Aisyiah, pada tahap awal Anda bisa membidik segmen menengah ke bawah. Selain pasar ini gemuk, kelas ini memungkinkan Anda dengan membuka klinik dengan teknologi sederhana. “Setelah berkembang baru menyasar golongan menengah ke atas,” kata Aisyiah.
Saat membuka klinik dua tahun lalu, Aisyiah memang menerapkan cara seperti itu. Awalnya ia membuka klinik sederhana. Ia mengaku hanya merogoh duit Rp 5 juta sebagai biaya investasi awal mendirikan klinik kecantikan sederhana.
Setelah beberapa waktu berjalan, klinik kecantikan Aisyiah mulai menunjukkan kemajuan. “Omzet saya waktu itu sudah sekitar Rp 15 juta,” ujar dia. Ia pun mulai membidik segmen menengah ke atas. Untuk menyasar golongan ini, Aisyiah melengkapi klinik dengan peralatan modern.
Titik menyarankan, jika memiliki modal besar, sebaiknya Anda langsung membidik seluruh segmen pasar yang ada. Konsekuensinya, Anda harus melengkapi klinik dengan peralatan kecantikan modern.
Sebetulnya, layanan kecantikan untuk konsumen menengah atas maupun menengah ke bawah sama saja. “Yang membedakan hanya penggunaan obat atau produk kecantikan saja,” kata Aisyiah.
Ambil contoh, klinik kecantikan milik Aisyiah mematok harga Rp 210.000 bagi tamu kelas menengah atas yang ingin membeli produk penghilang bercak putih. “Harga produk untuk kelas menengah ke bawah lebih murah,” tuturnya.
Herawati dari Klinik Kecantikan Dr Herawati menambahkan, untuk bisa menyasar konsumen di semua segmen, Anda harus memperhatikan lokasi klinik. Usahakan memilih lokasi yang strategis.
Selain gampang dijangkau, para pengguna jalan juga gampang mengetahui lokasi usaha Anda. Lokasi usaha yang dibutuhkan minimal 250 m². Lokasi seluas itu sudah bisa memuat 15 tempat tidur. “Itu sudah cukup ideal,” kata Esther Pertiwi, pemilik Esther House of Beauty.
Peralatan klinik
Peralatan memegang peranan penting dalam bisnis klinik kecantikan. Tapi, sebelum membeli peralatan, Anda harus sudah menentukan layanan apa saja yang akan diberikan pada konsumen.
Soalnya, peralatan harus menyesuaikan dengan layanan yang Anda berikan. Selain itu, tentu Anda juga mesti memperhatikan ketersediaan dana di kantong. Kalau dana terbatas, Anda bisa membuka klinik dengan peralatan sederhana.
Untuk klinik semacam ini, perlengkapan wajib hanya berupa bed (tempat tidur), skin test (mesin tes kulit), steamer facial, dan lampu facial. Aisyiah mengatakan, klinik sederhana bisa memakai skin test manual yang harganya miring sekitar Rp 250.000. Cara kerja alat ini memang masih manual. “Begitu ditempel ke kulit langsung tertulis jenis kulit normal, berminyak atau kombinasi keduanya,” imbuh Aisyiah.
Bila ingin membuka klinik sederhana, perkiraan biaya investasi antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Biaya investasi jauh lebih besar jika Anda membuka klinik modern yang memakai peralatan berteknologi tinggi. Biaya investasinya bisa mencapai Rp 1,5 miliar.
Dana sebesar itu dipakai buat membeli sejumlah peralatan, mulai dari bed, facial oxy spa, skin tes, mesin infra merah untuk perawatan pencerah kulit, laser akupuntur, lampu cobra, no needle mesotherapy, galvanic, alat mesoterapi pori wajah, laser erbium fractiona, dan lain-lain.
Tapi, dalam hitung-hitungan Esther biaya membeli peralatan modern bisa lebih rendah. Menurut dia, hanya dengan Rp 500 juta Anda sudah bisa membeli peralatan untuk satu gerai klinik kecantikan modern. “Peralatan kecantikan makin banyak beredar di pasar, sehingga orang yang mau membuka klinik memiliki banyak pilihan dengan harga yang bersaing,” kata Esther.
Pakar kecantikan
Dalam menjalankan usaha ini Anda harus mempekerjakan tenaga ahli yang telah berpengalaman di bidang kecantikan. Menurut Aisyiah, membuka klinik kecantikan tidak cukup dengan mempekerjakan seorang terapis kecantikan. Kalau hanya mempekerjakan terapis bukan klinik, tapi salon kecantikan.
Klinik kecantikan harus mempekerjakan seorang dokter spesialis kulit sebagai penanggung jawab medis. Dengan begitu, klinik lebih profesional dalam menawarkan jasa kecantikan. “Kalau ada dokter, layanan menjadi lebih terjamin,” ujar Aisyiah
Lain halnya Griya Cantik Putri. Klinik milik Titik ini tidak mempekerjakan dokter spesialis kulit. Titik sendiri yang menjadi pakar kecantikan di kliniknya. “Walau saya dokter gigi, saya juga banyak belajar soal kecantikan secara autodiak,” imbuh dia.
Titik mengaku, sudah lama berkecimpung di bidang kecantikan. Awalnya, ia hanya iseng menerima order dari teman-teman yang ingin mendapat perawatan kecantikan dari dia. Tapi karena prospek bisnis ini tampak cerah, ia pun memutuskan membuka klinik kecantikan secara serius.
Meski tidak harus dokter spesialis kulit, klinik kecantikan tetap harus memiliki seorang pakar kecantikan. Untuk itu, Anda cukup memanfaatkan jasa terapis kecantikan yang sudah terlatih. “Itu sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi,” kata Titik.
Memilih pasar
Supaya pelanggan bertambah banyak, Anda juga harus rajin melakukan promosi untuk mengenalkan layanan kecantikan yang Anda jual. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengenalkan klinik kecantikan kepada khalayak ramai.
Griya Cantik Putri, misalnya, rajin menyebar brosur. Selain itu, mereka juga rajin mempromosikan layanan terapi kecantikan ke kantor-kantor, termasuk instansi-instansi pemerintah, terutama ibu-ibu Dharma Wanita. “Sebagai promosi saya juga sering memberikan layanan check up kulit dan gigi gratis,” ujar Titik.
Sementara Klinik Kecantikan Fennita Nanda memanfaatkan jaringan internet untuk promosi gratis, seperti Facebook, Twitter, serta blog pribadi. Menurut Aisyiah, promosi via internet cukup efektif menjaring konsumen. “Internet itu jangkauan pasarnya luas dan biaya murah,” ucapnya.
Lain lagi cara yang ditempuh Herawati. Selama ini ia lebih mengandalkan promosi lewat pasien-pasieannya. “Kalau mereka suka nanti mereka cerita dari mulut ke mulut,” katanya.
Masih berminat menjajal usaha klinik kecantikan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News